Melestarikan Tradisi Sejarah Masa Pra Aksara dan Masa Aksara

3 8

Bab 2 Melestarikan Tradisi Sejarah Masa Pra Aksara dan Masa Aksara

f. Folklor mempunyai kegunaan function dalam kehidupan bersama suatu kolektif. Cerita rakyat, misalnya mempunyai kegunaan sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam. g. Folklor bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri pengenal ini terutama berlaku bagi folklor lisan sebagai. h. Folklor menjadi milik bersama collective dari kolektif tertentu. Hal ini sudah tentu diakibatkan karena penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya. i. Folklor pada umumnya bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti apabila mengingat bahwa banyak folklor merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya Menurut Jan Harold Brunvand dalam Danandjaja 2002 seorang ahli folklor AS, folklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya: 1 folkor lisan verbal folklore, 2 folklor sebagian lisan partly verbal folklore, dan 3 folklor bukan lisan non verbal folklore. Selanjutnya pengelompokan ini diuraikan oleh Danandjaja 2002, seperti yang terlihat pada table berikut ini: No Jenis Fakta Maksudnya 1 Folklor lisan Folklor lisan bentuknya murni lisan. Bentuk-bentuk genre folklor yang termasuk pada kelompok ini antara lain : 1 bahasa rakyat folk speech seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan titel kebangsawanan; 2 ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan pomeo; 3 pertanyaan tradisional, seperti teka-teki; 4 puisi rakyat, seperti pantun, gurindam, dan syair; 5 cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan dongeng; dan 6 nyanyian rakyat. kentongan tanda bahaya di Jawa atau bunyi gendang untuk mengirim berita seperti yang dilakukan di Afrika, dan musik rakyat. 2 Folklor sebagian lisan Folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Kepercayaan rakyat misalnya, yang oleh orang “modern” seringkali disebut takhyul itu, terdiri dari pernyataan yang bersifat lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna gaib, seperti tanda salib bagi orang Kristen Katolik yang dianggap dapat melindungi seseorang dari gangguan hantu, atau ditambah dengan benda material yang dianggap berkhasiat untuk melindungi diri atau dapat membawa rezeki, seperti batu-batu permata tertentu. Bentuk-bentuk folklor yang tergolong dalam kelompok besar ini, selain kepercayaan rakyat, adalah permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat-istiadat, upacara, pesta rakyat, dan lain-lain. 3 Folklor bukan lisan Folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Kelompok besar ini dapat dibagi menjadi dua subkelompok, yakni yang material dan yang bukan material. Bentuk- bentuk folklor yang tergolong yang material antara lain: arsitektur rakyat bentuk rumah asli daerah, bentuk lumbung padi, dan sebagainya, kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-obatan tradisional. Sedangkan yang termasuk yang bukan material antara lain: gerak isyarat tradisional gesture , bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat Di unduh dari : Bukupaket.com Sejarah SMA Kelas X 3 9 Dalam kehidupan masyarakat, folklor memiliki fungsi sebagai sistem proyeksi yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif, sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidik anak, dan sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Seorang guru besar ilmu folklor di Universitas Kalifornia Berkeley dalam Danandjaja 2002 mengemukakan bahwa fungsi folklor itu ada empat, yaitu: 1 sebagai sistem proyeksi projective system, yakni sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kolektif; 2 sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan; 3 sebagai alat pendidikan anak pedagogical device; 4 sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.

2. Dongeng

Danandjaja mengatakan bahwa dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran moral, atau bahkan sindiran. Selain itu dongeng juga sering disebut cerita pendek kolektif kesusastraan lisan. Selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa dongeng itu adalah mite yang telah rusak broken-down myths. Dan dalam kenyataannya pun hal ini memang terjadi, suatu cerita mengalami gradasi misalnya, mite seiring perkembangan zaman dapat beralih menjadi dongeng karena anggapan masyarakat pemilik sudah tidak memandang mite sebagai sesuatu yang suci lagi. Dongeng memiliki begitu banyak jenis, menurut Anti Aarne dan Stith Thompson dalam Danandjaja 2002 yang berjudul The Types of the Folktale, dongeng terbagi ke dalam empat golongan besar, yaitu: 1. dongeng binatang animal tales, 2. dongeng biasa ordinary tales, 3. lelucon dan anekdot jokes and anecdotes, dan 4 dongeng berumus formula tales. Menggugah Kreativitas Setelah kalian mempelajari jenis-jenis folklor Lakukan wawancara secara berkelompok terhadap orang tua atau tokoh masyarakat di daerah kalian mengenai perkembangan foklor di daerahnya Buatlah laporan hasil wawancara tersebut Selamat mengerjakan Perhatikan dan simak contoh dogeng di bawah ini Menurut kalian apa hikmah yang dapat dipetik dari dongeng tersebut. Cindelaras Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri. “Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri,” pikirnya. Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah. Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. “Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan. Di unduh dari : Bukupaket.com 4 0

Bab 2 Melestarikan Tradisi Sejarah Masa Pra Aksara dan Masa Aksara