Folklor Folklor, Dogeng, Legenda, Upacara, dan Lagu

3 6

Bab 2 Melestarikan Tradisi Sejarah Masa Pra Aksara dan Masa Aksara

B. Folklor, Dogeng, Legenda, Upacara, dan Lagu

No Tokoh Pendapatnya 1 Alan Dundes Folk berarti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya. Sedangkan lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaannya yang diwariskan secara turun-temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. M R A T L A N G A T U I A D O N G E N G B T M R R T H R B K G D O F A B A S A F M I T E M A N I C I T A A O R S N D E O A G Y R E T G K A D S A P S A M E T O Y I L A G U P O J A G A S U S I O B E I T E M L U B K A S T R A D I S I E Y D M H A H Y M Y M E T A K A K U N M I T O L O G I T Tradisi lisan digunakan oleh masyarakat yang belum mengenal tulisan dalam merekam dan mewariskan pengalaman masa lalu dari masyarakatnya. Perekaman dan pewarisan masa lalu menjadi kebudayaan yang dimiliki oleh pendukung tradisi tersebut. Sebagai suatu aspek budaya, maka kepentingan untuk menjelaskan atau memahami lingkungan sekitar itu adalah sekaligus sebagai usaha memberi pegangan pada masyarakat terutama generasi berikutnya dalam menghadapi berbagai kemungkinan dari lingkungan itu. Di sini tradisi lisan berfungsi sebagai alat ¨emonik¨ yaitu usaha untuk merekam, menyusun dan menyimpan pengetahuan demi pengajaran dan pewarisannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebelum kalian mempelajari materi mengenai Foklor, Legenda, Dongeng, Upacara dan Lagu coba kalian cari kata-kata dalam kotak di bawah ini yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas

1. Folklor

Kata folklor berasal dari bahasa Inggris folklore, yang merupakan kata majemuk yang berasal dari dua kata dasar folk dan lore. Beberapa pengertian folklor dari tokoh: Di unduh dari : Bukupaket.com Sejarah SMA Kelas X 3 7 Secara keseluruhan folklor dapat didefinisikan yaitu sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun temurun, di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu. Folklor dimaksudkan sebagai sekumpulan ciptaan tradisional, baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan dalam masyarakat, yang menunjukkan identitas sosial dan budayanya berdasarkan standar dan nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun temurun. Folklor sebagai bagian dari kebudayaan suatu kolektif, tentunya memiliki ciri- ciri tersendiri yang merupakan identitas pembeda dengan kebudayaan yang lain. Ciri-ciri pengenal folklor telah banyak dikemukakan oleh para ahli seperti Brunvand dan Carvalho-Neto, ciri-ciri pengenal yang dikemukakan mereka kemudian dirumuskan oleh Danandjaja 2002, yaitu: a. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut atau dengan suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat, dan alat pembantu pengingat dari satu generasi ke generasi berikutnya. b. Folklor bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar. Disebarkan di antara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama paling sedikit dua generasi. c. Folklor ada exist dalam versi-versi bahkan varian-varian yang bebeda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebarannya dari mulut ke mulut lisan, biasanya bukan melalui cetakan atau rekaman, sehingga oleh proses lupa diri manusia atau proses interpolasi, folklor dengan mudah dapat mengalami perubahan. Walaupun demikian perbedaannya hanya terletak pada bagian luarnya saja, sedangkan bentuk dasarnya dapat tetap bertahan. d. Folklor bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi. e. Folklor biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola. Cerita rakyat, misalnya, selalu mempergunakan kata-kata klise seperti “bulan empat belas” untuk menggambarkan kecantikan seorang gadis dan “seperti ular berbelit-belit” untuk menggambarkan kemarahan seseorang, atau ungkapan-ungkapan tradisional, ulangan-ulangan, dan kalimat-kalimat atau kata-kata pembukaan dan penutupan yang baku, seperti kata “sahibul hikayat … dan mereka pun hidup bahagia untuk seterusnya,” atau “Menurut empunya cerita … demikianlah konon” atau dalam dongeng Jawa banyak dimulai dengan kalimat Anuju sawijining dina pada suatu hari, dan ditutup dengan kalimat : A lan B urip rukun bebarengan kayo mimi lan mintuna A dan B hidup rukun bagaikan mimi jantan dan mimi betina. 2 Leach dan Jerome Dalam bukunya berjudul Dictionary of Folklore Mythology and Legend, yaitu: a. Folklor mencakup kreasi tradisional masyarakat primitif sederhana maupun beradab. b. Folklor adalah ilmu tentang kepercayaan tradisional, cerita-cerita takhyul yang semuanya berkaitan dengan hal-hal yang supranatural. 3 Danandjaja Folklor secara keseluruhan adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Di unduh dari : Bukupaket.com 3 8

Bab 2 Melestarikan Tradisi Sejarah Masa Pra Aksara dan Masa Aksara