Manfaat Hasil Penelitian PENDAHULUAN

10 Untuk menerima dan memahami jenis wacana ini, si penerima harus menyimak atau mendengarkannya Baryadi, 2002: 9. Wacana tertulis adalah wacana yang diwujudkan secara tertulis. Untuk menerima dan memahaminya, si penerima harus membacanya. Wacana ini sering dikaitkan dengan wacana noninteraktif noninteractive discourse karena proses pemproduksian wacana ini tidak dapat langsung ditanggapi oleh komunikan. Contoh jenis wacana ini adalah surat, telegram, pengumuman tertulis, deskripsi, cerita pendek, novel, puisi, naskah drama, petunjuk melakukan suatu perbuatan, eksposisi, naskah undang-undang, iklan tertulis, dan wacana jurnalistik Baryadi, 2002: 11.

1.6.3 Jenis Wacana

Berdasarkan keaktifan partisipan komunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu i wacana monolog monologue discourse, ii wacana dialog dialogue discourse, dan iii wacana polilog poyilogue discourse. Wacana monolog adalah wacana yang pemproduksiannya hanya melibatkan pihak pembicara. Wacana monolog dapat dibedakan menjadi wacana monolog lisan seperti ceramah, khotbah, kampanye, petuah dan wacana monolog tertulis seperti wacana eksposisi, wacana deskripsi, wacana jurnalistik, wacana prosedural, dan wacana narasi tertulis Baryadi, 2002: 11. Wacana dialog adalah wacana yang pemproduksiannya melibatkan dua pihak yang bergantian peran sebagai pembicara dan pendengar. Contoh wacana dialog adalah sapa-menyapa, tanya jawab, peristiwa tawar-menawar dalam jual beli Baryadi, 2002: 11-12. 11 Wacana polilog adalah wacana yang diproduksi melalui pertukaran tiga jalur atau lebih. Pemproduksian wacana polilog pada dasarnya sama dengan pemproduksian wacana dialog karena keduanya melibatkan pihak-pihak yang bergantian peran sebagai pembicara dan pendengar. Contoh wacana polilog adalah percakapan, diskusi, rapat, dan musyawarah Baryadi, 2002: 12.

1.6.4 Tujuan Tutur

Secara umum, tujuan dapat dirumuskan sebagai a state which regulates the behavior of the individual suatu keadaan yang mengatur atau mendorong perilaku seseorang Leech, 1993: 61; Subagyo, 2014: 22. Tujuan tuturan dapat mencakup tujuan personal dan tujuan sosial. Tujuan personal tujuan perseorangan adalah tujuan yang hendak dicapai seseorang dengan tuturannya, seperti menyuruh diam. Yang lain, misalnya bertanya, mengajak, menolak ajakan, mengejek, mengkritik, mengusulkan, memuji, mengucapkan terima kasih, memberitahu, dan sebagainya. Adapun tujuan sosial tujuan bersama adalah menegakkan dan menjaga rasa hormat sebagai sesama Leech, 1993: 162. Setiap orang sebaiknya selalu mengingat dua tujuan tersebut sekaligus, yaitu bagaimana agar tujuan personalnya tercapai, tetapi tujuan sosialnya juga diperhatikan. Selain tujuan personal dan tujuan sosial, fungsi fatis juga terlibat di dalam sebuah tuturan. Fungsi komunikasi fatis dimaksudkan untuk membentuk ikatan sosial Malinowski, 2014: 285; atau penggunaan bahasa yang semata-mata mengutamakan fungsi sosial, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengemukakan gagasan atau pemikiran Senft, 2014: 7.