Pengertian dan Struktur Wacana

13 langsung dalam membentuk dan memunculkan calon data Sudaryanto 1993: 133- 134; 2015: 203-204. Data berupa 90 MSP selanjutnya direkam dalam bentuk file berformat IMG image.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya adalah analisis data. Telah dikemukakan adanya dua masalah yang akan dibahas. Pertama, bagaimana struktur MSP? Untuk menjawab masalah tersebut, diterapkan metode agih, yaitu metode yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa itu sendiri Sudaryanto, 2015: 37. Teknik dasar yang diterapkan adalah bagi unsur langsung atau teknik BUL. Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis adalah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur Sudaryanto, 2015: 37. Setelah membagi satuan lingual menjadi beberapa bagian, teknik selanjutnya adalah teknik baca markah. Menurut pendapat Sudaryanto 2015: 129 pemarkahan menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu. Kemampuan membaca peranan pemarkah marker berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud. Penggunaan teknik baca markah dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Pemarkah itu berupa keberadaan tuturan “Selamat pagi” dan berbagai variasinya sebagai pengisi slot fungsional yang utama. Selain itu, terdapat pula pemarkah lain yang mengisi slot fungsional yang berperan sebagai tuturan penyerta. Jadi, terdapat slot-slot fungsional yang berisi ucapan selamat pagi maupun berisi tuturan penyerta. Lebih jelasnya sebagai berikut. 14 4 Pada contoh 4, Selamat pagi. Buruan bangun, kalau ngga rejekinya keburu dipatok ayam memiliki dua slot fungsional. Slot pertama berisi ucapan selamat pagi formal yang dikemukakan dengan Selamat pagi. Slot kedua berisi tuturan penyerta Buruan bangun, kalau ngga rejekinya keburu dipatok ayam. Masalah kedua, apa tujuan tutur MSP? Untuk menjawab masalah itu, diterap- kan metode padan. Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, ter- lepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang bersangkutan Sudaryanto, 1993: 13; 2015: 15. Adapun metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat penentunya mitra wicara Sudaryanto, 1993: 15. Dalam penelitian ini, metode padan pragmatis digunakan untuk menentukan tujuan tutur MSP, misalnya sebagai berikut. 5