15
a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk
maju demi kebaikan dirinya. b.
Mampu mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
d. Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Dari berbagai definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang yang dapat menyelesaikan
sesuatu tanpa bantuan orang lain secara penuh.
2. Aspek-aspek Kemandirian
Ada beberapa aspek dalam kemandirian pada anak seperti yang dijelaskan Martin 2000, yaitu:
a. Self-regulation, anak mampu menyesuaikan tingkah laku agar sesuai
dengan apa yang mereka ketahui dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Anak berusaha menghindari tingkah laku-tingkah laku yang
menurut pengalamannya tidak harus dan tidak patut dilakukan. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-segulation di
antaranya dapat memasukkan makanan ke dalam mulut dengan benar, dapat menggunakan alat makanminum dengan benar, membuang
sampah pada tempatnya, mau merapikan mainan ke tempat semula, makan dengan rapi, mau bersalaman dengan orang baru, makan dan
minum pada waktu yang ditetapkan, mau menghabiskan makanan atau memberitahukan kalau sudah kenyang, mau mengikuti permainan dengan
16
teman-teman dan mematuhi peraturan yang ada, tidak meminta bantuan terus-menerus, mau tidur sendiri, tidak menangis saat ditinggal, dan mau
meminjamkan mainan pada temannya. b.
Self-control, anak mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan tuntuan sosial yaitu jenis perilaku yang disenangi oleh orang tua di rumah atau
guru di sekolah. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-control di antaranya bisa duduk atau jongkok di WC dengan
posisi yang benar, tidak mengompol, dan tidak merengek saat menyampaikan sesuatu.
c. Self-efficacy, anak memiliki perasaan mampu mengerjakan sendiri
sesuatu secara efektif. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-determination di antaranya mau membereskan mainan tanpa
disuruh, mengambil gelasnya sendiri dengan satu tangan, mencoba menyisir rambut sendiri, mencoba memakai atau melepaskan pakaian
sendiri, mencoba memakai atau melepaskan kaus kaki atau sepatu sendiri, menggosok gigi sendiri tanpa dibantu, menolak bantuan yang
ditawarkan apabila merasa mampu. d.
Self-determination, anak mampu menentukan sendiri apa yang ingin atau akan dilakukannya. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator
adanya self determination di antaranya bisa memilih baju yang akan dipakai, memilih mainannya sendiri, dan mampu menentukan makanan
atau hal lain kesukaannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya.Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan
kemampuan individual anak. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian anak Soetjiningsih, 1995 :
a. Faktor Internal
1 Faktor emosi ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan
tidak terganggunya kebutuhan emosi anak 2
Faktor intelektual yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak.
b. Faktor Eksternal
1 Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau
tidaknya kemandirian anak prasekolah. Pada usia ini anak membutuhkan kebebasan untuk bergerak kesana-kemari dan
mempelajari lingkungan. 2
Karakteristik sosial mempengaruhi kemandirian anak, misalnya tingkat kemandirian anak dari keluarga miskin berbeda dengan anak-
anak dari keluarga kaya. 3
Anak yang mendapat stimulus terarah dan teratur akan lebih cepat mandiri dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
4 Pola asuh, anak dapat mandiri dengan diberi kesempatan, dukungan
dan peran orang tua sebagai pengasuh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5 Cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan
sewajarnya karena jika diberikan berlebihan, anak menjadi kurang mandiri. Hal ini dapat diatasi bila interaksi dua arah antara orang tua
dan anak berjalan lancar dan baik. 6
Kualitas informasi anak dan orang tua yang dipengaruhi pendidikan orang tua, dengan pendidikan yang baik, informasi dapat diberikan
pada anak karena orang tua dapat menerima informasi dari luar terutama cara meningkatkan kemandirian anak.
7 Status pekerjaan ibu, apabila ibu bekerja diluar rumah untuk mencari
nafkah maka ibu tidak bisa memantau kemandirian anak sesuai perkembangan usianya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja, ibu dapat
memantau langsung kemandirian anak dan bisa memandirikan anaknya
4. Kemandirian Anak pada Usia Dini
Kemandirian pada anak mulai berkembang di usia 1 - 2 tahun atau ketika anak memasuki tahapan autonomy versus shame and doubt menurut
teori perkembangan psikososial Erikson. Ketika memasuki tahapan ini, anak mulai merasa kalau dirinya sudah besar dan berusaha untuk melepaskan diri
dari caregiver atau orang-orang yang dekat dengan mereka dengan cara menjadi mandiri. Bentuk kemandirian pada anak di tahapan ini biasanya
ditunjukkan dengan adanya penolakan terhadap bantuan yang ditawarkan, misalnya menolak dibantu saat berpakaian, ingin makan sendiri meskipun
ada yang tercecer, ingin membereskan mainan sendiri meskipun belum rapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
benar, ingin jalan sendiri, dan lain semacamnya Papalia, Olds, Feldman, 2009. Pada usia-usia ini, tingkah laku-tingkah laku mandiri yang
ditampilkan anak cenderung berupa tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku yang diinginkan lingkungan. Caregiver pada tahapan ini
memiliki tugas untuk mendorong perilaku-perilaku itu agar muncul tidak lagi karena perilaku itu diinginkan lingkungan, tetapi karena adanya
keinginan dari dalam diri anak untuk berlaku mandiri Martin, 2000. Erikson 1950, dalam Papalia, Olds, Feldman, 2009
mengidentifikasi usia 1,5 - 3 tahun sebagai tahap kedua dalam perkembangan kepribadian autonomy versus shame and doubt yang
ditandai dengan adanya perubahan dari kontrol eksternal ke kontrol internal self-control. Pada tahapan ini, nilai yang berkembang adalah will.
C. Taman Penitipan Anak TPA
Pengasuhan di TPA menggunakan dasar pendidikan yaitu PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam pasal 28 ayat 1 Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik koordinasi motorik halus dan kasar,
kecerdasan daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio emosional sikap dan perilaku serta beragama, bahasa
dan komunikasi.
Dengan adanya keterlibatan pemerintah dalam pendidikan anak usia dini maka anak di TPA mendapatkan jaminan pendidikan yang maksimal