14
perilaku yang diharapkan dalam lingkungan sosialnya, serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
B. Kemandirian
1. Pengertian Kemandirian
Kemandirian berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian berasal dari kata
diri, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak dapat dilepaskan dari perkembangan diri itu sendiri. Diri adalah inti dari kepribadian dan
merupakan titik pusat yang menyelaraskan dan mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian Bahara, 2008 dalam Putra, 2012. Kemandirian juga
dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan secara penuh Parker, 2005.
Watson dan Lindgren Barus, 1999 berpendapat bahwa kemandirian meliputi pengertian mengenai kebebasan untuk mengambil inisiatif,
mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam berusaha, dan melakukan sendiri segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Mönks dalam
Musdalifah, 2007
mengemukakan bahwa
kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan
sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian adalah hasrat untuk melakukan segala sesuatu bagi diri sendiri. Secara singkat dapat dipahami
bahwa kemandirian mengandung pengertian: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk
maju demi kebaikan dirinya. b.
Mampu mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
d. Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Dari berbagai definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang yang dapat menyelesaikan
sesuatu tanpa bantuan orang lain secara penuh.
2. Aspek-aspek Kemandirian
Ada beberapa aspek dalam kemandirian pada anak seperti yang dijelaskan Martin 2000, yaitu:
a. Self-regulation, anak mampu menyesuaikan tingkah laku agar sesuai
dengan apa yang mereka ketahui dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Anak berusaha menghindari tingkah laku-tingkah laku yang
menurut pengalamannya tidak harus dan tidak patut dilakukan. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-segulation di
antaranya dapat memasukkan makanan ke dalam mulut dengan benar, dapat menggunakan alat makanminum dengan benar, membuang
sampah pada tempatnya, mau merapikan mainan ke tempat semula, makan dengan rapi, mau bersalaman dengan orang baru, makan dan
minum pada waktu yang ditetapkan, mau menghabiskan makanan atau memberitahukan kalau sudah kenyang, mau mengikuti permainan dengan