Uji Hipotesis Hasil Penelitian

39 Setiap anak memiliki tingkat kemandirian masing-masing, ada anak yang memiliki kemandirian yang tinggi dan ada yang rendah. Pada pengasuhan di TPA, subjek yang memiliki kemandirian paling tinggi yaitu Nesha, sedangkan kemandirian paling rendah yaitu Raphael. Nesha melakukan berbagai aktivitas yang menunjukkan kemandirian lebih sering dibandingkan subjek lainnya yaitu mau membuang sampah pada tempatnya, dapat tidur sendiri tanpa ditemani, patuh pada pengasuh, mau meminjamkan mainan pada temannya, mau berbagi sesuatu yang dimilikinya dengan teman, mau bermain bersama teman-temannya, tidak marah ketika sesuatu yang diinginkan tidak didapatkan, mau berkenalan dengan orang baru, dapat melepaskan pakaian sendiri sebelum mandibuang air, dapat memakai pakaian sendiri sesudah mandibuang air, dapat melepaskan sepatu dan kaos kaki sendiri, mau membereskan mainannya sendiri setelah bermain, mampu menata tempat tidurnya, dan dapat mengungkapkan keinginan untuk ke toilet. Berbeda dengan Raphael yang memiliki skor kemandirian paling rendah. Aktivitas Raphael cenderung pasif sehingga memiliki skor lebih rendang dibandingkan teman-temannya. Beberapa aktivitas yang belum menunjukkan kemandirian Raphael yaitu enggan meminjamkan mainan pada temannya, enggan bermain bersama teman, enggan menghabiskan makananminuman, marah ketika keinginan tidak terpenuhi, belum dapat membereskan meja setelah makanminum, belum dapat merapikan rambut dengan sisir, belum dapat memakai dan melepaskan kaos kakisepatu sendiri, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 belum dapat memakai pakaian sendiri setelah mandibuang air, belum dapat menggosok gigi sendiri, dan belum dapat memilih baju yang ingin dipakainya. Berdasarkan fakta yang didapat, orang tua Raphael cenderung memanjakan Raphael ketika berada di rumah. Semua keinginan Raphael akan dituruti oleh kedua orang tuanya maupun anggota keluarga lain yang ada di rumah. Orang tua Raphael mengaku jika keinginan Raphael tidak dituriti maka ia akan terus merengak dan mengamuk. Selain itu, Raphael juga mengalami keterlambatan dalam berbicara. Di usia 3 tahun, Raphael baru dapat mengucapkan beberapa kata saja dengan lafal yang belum jelas. Padahal berdasarkan teori Lenneberg, penguasaan bahasa anak berkembang menurut hukum alami, yaitu mengikuti bakat, kodrat dan ritme yang alami. Menurut Lenneberg perkembangan bahasa anak berjalan sesuai jadwal biologisnya Zubaidah, 2009. Perkembangan ini mulai sejak awal kehidupan. Sampai anak berusia 5 bulan 0-1 tahun, seorang anak akan mengoceh seperti orang yang sedang berbicara dengan rangkaian suara yang teratur, walaupun suara yang dikeluarkan ketika berusia 2 bulan. Disini terjadi penerimaan percakapan dan diskriminasi suara percakapan. Ocehan dimulai untuk menyusun dasar bahasa Hasan, 2006. Hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar mengapa anak pada umur tertentu sudah dapat berbicara, sedangkan pada umur tertentu belum dapat berbicara. Perkembangan bahasa tidaklah ditentukan pada umur, namun mengarah pada perkembangan motoriknya. Namun perkembangan tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Bahasa anak akan muncul dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI