Pengertian Kebermaknaan Hidup Hakikat Kebermaknaan Hidup

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan hakikat kebermaknaan hidup, hakikat kehidupan menjanda, hasil penelitian relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

A. Hakikat Kebermaknaan Hidup

1. Pengertian Kebermaknaan Hidup

Pengertian kebermaknaan adalah proses mencapai kebebasan kehendak dalam diri setiap orang yang dianggap penting dan berharga Frankl 2007. Menurut KBBI 2008 kebermaknaan adalah proses untuk menjadikan sesuatu hal itu berarti dan bernilai. Pengertian hidup menurut KBBI 2008 adalah masih terus ada, bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya. Bastaman 2007, memaparkan bahwa hidup merupakan suatu yang dianggap penting, benar dan didambakan oleh setiap mahluk hidup sebagai sebuah anugerah. Makna hidup merupakan sesuatu yang unik dan khusus, artinya ia hanya bisa dipenuhi oleh orang yang bersangkutan Frankl 2004. Selanjutnya Frankl juga memaparkan bahwa hidup dapat ditemukan dalam setiap keadaan, tidak saja dalam keadaan normal dan menyenangkan, tetapi juga dalam penderitaan, seperti dalam keadaan sakit, bersalah, dan kematian. Kebermaknaan hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan Bastaman 2007. Lalu 2010 menjelaskan bahwa, kebermaknaan hidup tidak dapat ditemukan dalam rumusan-rumusan yang diberikan oleh orang lain akan tetapi hidup akan mempunyai arti jika orang tersebut mampu menghayati hidupnya sendiri. Berdasarkan teori yang dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup merupakan suatu hasrat yang terdiri dari sekelumit harapan manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian terdapat aspek nilai atau komponen-komponen yang perlu diperhatikan oleh manusia untuk mencapai hidup yang bermakna. 2. Aspek-aspek Kebermaknaan Hidup Menurut Crumbaugh Mahollick dalam Koeswara, 1992 terdapat enam aspek dalam kebermakanaan hidup. a. Makna Hidup Makna hidup adalah segala sesuatu yang dianggap penting dan berharga bagi seseorang, dan memberi nilai khusus, serta dapat dijadikan sebagai tujuan hidup bagi individu tersebut. Bastaman 2007:45, menguraikan bahwa makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan the purpose in life . Orang akan merasa bahagia bila hal ini dapat dipenuhi. Menemukan makna hidup dan menetapkan tujuan hidup merupakan upaya untuk mengembangkan hidup yang bermakna. Hasrat untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang yang selalu mendambakan kehidupan yang bahagia dan bermakna. b. Kepuasan Hidup Kepuasan hidup adalah penilaian seseorang terhadap hidup yang dijalaninya, sejauh mana ia mampu menikmati dan merasakan kepuasan dalam hidup dan segala aktivitas yang dilakukannya. c. Kebebasan Hidup Kebebasan hidup adalah sikap bebas dalam berkehendak atas kondisi-kondisi yang terjadi dalam kehidupan, Kebebasan ini adalah kebebasan berkehendak yang senantiasa harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab responsibility d. Sikap terhadap Kematian Sikap terhadap kematian adalah pandangan dan kesiapan seseorang terhadap kematian yang akan dihadapi oleh setiap manusia. e. Kepantasan Hidup Kepantasan hidup adalah penilaian seseorang terhadap hidupnya, sejauh mana ia merasa bahwa apa yang telah ia alami dalam hidup adalah sebagai sesuatu yang wajar. f. Pikiran tentang Cara Hidup yang Baik. Nietzsche dalam Bastaman 2007:60, mengatakan bahwa dasar dari pentingnya kesadaran seseorang terhadap makna dan tujuan hidupnya adalah pikirannya. Selanjutnya Frankl 2004 memaparkan citra manusia menurut logoterapi sebagai berikut: 1 Manusia merupakan kesatuan utuh dimensi-dimensi ragawi, kejiwaan, dan spiritual. Unitas bio-psikospiritual atau lebih lengkap lagi Frankl menyebutnya sebagai “ Unitas bio-psiko- sosiokultural-spiritual, ” mengingat bahwa manusia senantiasa hidup dalam lingkungan sosial budaya tertentu keluarga, kerabat, lingkungan kerja, dan pendidikan, masyarakat yang juga sangat manjadi pengaruh mempengaruhi dalam perkembangan hidup. Dalam diri seseorang terdapat roh dan jiwa yang senantiasa menggerakkan orang untuk hidup bersama dengan orang lain dalam lingkungan sosial sekitarnya dengan baik. 2 Frankl mengajarkan juga bahwa selain dimensi spiritual, disamping dimensi ragawi dan kejiwaan yang satu sama lainnya terintegrasi dan tak terpisahkan, Frankl melihat bahwa betapa pentingnya dimensi spiritual dan menganggap bahwa eksistensi manusia ditandai oleh tiga hal yaitu kerohanian spirituality , kebebasan freedom , dan tanggung jawab responsibility . Artinya, bahwa manusia itu memiliki sumber daya rohaniah yang luhur di atas kesadaran akal, memiliki kebebasan untuk melakukan hal-hal yang terbaik bagi dirinya, dan bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang telah dilakukannya. 3 Dimensi noetik membuat manusia mampu melakukan self- detachment , yakni manusia mampu melihat dirinya, mengenal diri dengan kelemahan dan kelebihan yang ada dalam dirinya dan mampu merefleksikannya, dan melihat baik buruknya diri. Dengan melihat kelemahan dan kelebihannya, diharapkan manusia mampu bangkit untuk keluar dari dirinya dan dengan demikian mampu juga melihat makna hidup dalam peristiwa hidupnya. Inilah yang membedakan antara manusia dengan hewan. Hanya manusia yang memiliki hati nurani, kesadaran diri dan penyesalan serta perbaikan diri. 4 Manusia adalah makhluk yang terbuka terhadap dunia luar serta senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial-budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik sekitarnya. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan, sekalipun hewan dapat terbuka dan berinteraksi dengan lingkungan, tetapi tidak dapat mengolahnya. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam diri manusia ada dimensi rohani, yaitu spiritual, kejiwaan, dan kerohanian. Ketiga hal itu tidak dapat dipisahkan dan hal inilah yang mendorong setiap orang untuk hidup baik merefleksikan diri, melihat kelemahan dan kelebihan diri, dan terbuka terhadap kehidupan orang lain. Pada akhirnya setiap pribadi mampu berkembang dan memiliki hidup yang bermakna. Dengan demikian semakin nyata bahwa setiap pribadi manusia membutuhkan hidup yang bermakna, bahagia, puas dan mendambakan kebebasan agar dapat melihat bahwa hidup ini benar dan berarti. Hal tersebut tergantung pada penghayatan iman dan hidup setiap pribadi tersebut. Setiap pribadi memiliki hasrat untuk hidup bahagia, namun itu semua kembali pada bagaimana masing-masing pribadi memaknai dan memandang segala peristiwa hidupnya agar menjadi lebih bermakna.

3. Karakteristik Individu yang Memiliki Kebermaknaan Hidup