45
Gambar 5.4 Skema Mekanisme Pengusulan dan Penetapan Penerima Bantuan Sarana Penangkapan Ikan
Koperasi Calon Penerima
Unit Usaha Penangkapan Ikan KUB
Dokumen Usulan
Pendampingan
Kadis KabupatenKota Tim Verifikasi
VERIFIKASI
Kadis Provinsi
Tim Validasi
VALIDASI
Direktur Kenelayanan Penetapan PPK dan
disahkan oleh KPA Penyuluh
Perikanan
Perekaman Data
Pengambilan Data Tidak diterima
Tidak diterima diterima
Aplikasi Assessment
Bantuan Sarana
Penangkapan Ikan
Pengambilan Data
Aplikasi Assessment
Bantuan Sarana
Penangkapan Ikan
46
C. Kriteria dan Mekanisme Penetapan Calon Penerima Bantuan
Kapal Perikanan pada Lokasi Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu PSKPT
Lokasi prioritas pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil
dan Kawasan Perbatasan Tahun 2016 dan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 18 Tahun 2016 tentang Tim Kerja Pembangunan
Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan, meliputi lokasi:
1. Kabupaten Simeuleu, Provinsi Aceh Simeuleu;
2. Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku Saumlaki
3. Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau Natuna;
4. Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Merauke;
5. Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatera Barat Mentawai;
6. Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur Rote;
7. Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara Sebatik;
8. Kota Tual, Provinsi Maluku Tual;
9. Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku Moa;
10. Kabupaten Pulau Morotai , Provinsi Maluku Utara Morotai; 11. Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Talaud;
12. Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua Biak; 13. Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua Sarmi;
14. Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara Tahuna; 15. Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Mimika;
Kriteria Calon Penerima bantuan kapal perikanan yang berdomisili di lokasi PSKPT tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Kelompok masyarakat berbadan hukum koperasi yang sudah melakukan kegiatan di bidang penangkapan ikan atau kelompok
masyarakat hukum adat yang telah mendapatkan penetapan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan memiliki unit
usaha penangkapan ikan berbadan hukum koperasi, dengan kriteria lebih lanjut ditetapkan sebagaimana Bab V Point A;
2. Kelompok masyarakat dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama KUB atau kelompok hukum adat yang telah mendapatkan penetapan, sesuai