Tim Distribusi DISTRIBUSI BANTUAN

59 Proses distribusi bantuan alat penangkapan ikan, dalam pelaksanaannya di lapangan menjadi tanggung jawab penyedia hingga diterima oleh Dinas KabupatenKota penerima bantuan dengan prosedur: 1 Penyaluran bantuan harus disertai dengan dokumen BAST sebagai kelengkapan administrasi proyek dan pelepasan aset hibah kepada Dinas KabupatenKota penerima bantuan sebagai berikut : a Guna keperluan administrasi proyek, BAST formulir A ditandatangani oleh kedua belah pihak Pihak Pertama adalah perusahaan penyedia dan Pihak Kedua adalah Pejabat Pembuat Komitmen Satker Direktorat KAPI dengan dilengkapi Bukti Penerimaan BP bantuan àlat penangkapan ikan yang di tandatangani oleh Dinas KabupatenKota penerima bantuan; b Untuk kebutuhan pelepasan aset hibah, BAST antara Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat eselon II yang mewakili A.n Kuasa Pengguna Anggaran sebagai Pihak Pertama, dengan Dinas KabupatenKota penerima bantuan sebagai Pihak Kedua. c BAST formulir B pada huruf b diatas, sebelum ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat eselon II yang mewakili A.n Kuasa Pengguna Anggaran selaku Pihak Pertama, terlebih dahulu ditandatangani oleh Kepala Dinas KabupatenKota penerima bantuan selaku Pihak Kedua; d BAST formulir C, adalah Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh Kepala Dinas KabKota selaku Pihak Pertama, dan ditandatangani oleh penerima bantuan selaku Pihak Kedua 2 Biaya yang timbul dalam pendistribusian sampai ke lokasi Dinas KabupatenKota sudah termasuk di dalam biaya pengadaan bantuan; 3 Dalam pelaksanaan pendampingan pendistribusian bantuan, Tim Distribusi melakukan tugasnya dengan berdasarkan dokumen BAST formulir B sebagai dasar monitoring dan evaluasi penyaluran bantuan; 60

BAB VIII PENGENDALIAN, PEMBINAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pengendalian Manajemen Resiko

Pengendalian bantuan sarana penangkapan ikan dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip pengendalian berbasis manajemen resiko. Manajemen resiko dimaksud meliputi:

1. Kapal Perikanan

No Resiko yang mungkin Terjadi Strategi Antisipasi 1 Kapasitas produsen kapal dalam memenuhi kebutuhan nasional dan multi lokasi khususnya untuk pengiriman seluruh kepulauan di Indonesia. Penunjukan multi-pemenang pemenang lelang lebih dari satu dalam setiap spesifikasi kapal untuk memastikan jumlah galangan cukup dan pengaturan distribusi dengan mekanisme galangan pembangun kapal berdasarkan kapasitas produksi aktual dan dekat dengan lokasi penerima kapal agar memberikan sistem manajemen yang baik dalam memenuhi kebutuhan nasional. 2 Kemampuan produsen untuk merevisi harga penawaran selama periode kontrak perjanjian tanpa terdapat jaminan kuantitas. Mereviu harga menurut Indeks harga komoditas yaitu mata uang US . Namun hanya dapat dibatasi untuk 1 satu kali revisi harga dalam 6 bulan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. 3 Kemungkinan galangan kapal tidak memiliki modal yang cukup karena biaya operasional pembangunan kapal tinggi. Pemilihan galangan difokuskan pada galangan yang memiliki latar belakang keuangan yang kuat dan track record yang baik dalam industri pembuatan kapal khususnya kapal perikanan. 4 Ketergantungan yang tinggi terhadap impor suku cadang dan komponen pembangun kapal. Galangan harus menyediakan surat dukungan dari produsen untuk kelangsungan penyediaan selama periode perjanjian kontrak untuk menjamin ketersediaan suku cadang, komponen, dan barang-barang impor.