Tim Validasi Mekanisme Pengusulan dan Penetapan Calon Penerima Bantuan

46

C. Kriteria dan Mekanisme Penetapan Calon Penerima Bantuan

Kapal Perikanan pada Lokasi Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu PSKPT Lokasi prioritas pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan Tahun 2016 dan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 18 Tahun 2016 tentang Tim Kerja Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan, meliputi lokasi: 1. Kabupaten Simeuleu, Provinsi Aceh Simeuleu; 2. Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku Saumlaki 3. Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau Natuna; 4. Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Merauke; 5. Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatera Barat Mentawai; 6. Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur Rote; 7. Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara Sebatik; 8. Kota Tual, Provinsi Maluku Tual; 9. Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku Moa; 10. Kabupaten Pulau Morotai , Provinsi Maluku Utara Morotai; 11. Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Talaud; 12. Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua Biak; 13. Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua Sarmi; 14. Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara Tahuna; 15. Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Mimika; Kriteria Calon Penerima bantuan kapal perikanan yang berdomisili di lokasi PSKPT tersebut, adalah sebagai berikut: 1. Kelompok masyarakat berbadan hukum koperasi yang sudah melakukan kegiatan di bidang penangkapan ikan atau kelompok masyarakat hukum adat yang telah mendapatkan penetapan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan memiliki unit usaha penangkapan ikan berbadan hukum koperasi, dengan kriteria lebih lanjut ditetapkan sebagaimana Bab V Point A; 2. Kelompok masyarakat dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama KUB atau kelompok hukum adat yang telah mendapatkan penetapan, sesuai 47 dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan memiliki unit usaha penangkapan ikan dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama KUB, dengan kriteria : a. KUB yang telah melaksanakan kegiatan usaha penangkapan ikan, harus terdaftar di SIM PUPI dan mendapat rekomendasi dari Dinas KabupatenKota setempat; b. Melampirkan struktur organisasi dan daftar anggota; c. Memiliki minimal 20 orang anggota nelayan yang telah memiliki identitas Kartu Nelayan; d. Melampirkan surat pernyataan kesediaan untuk membentuk koperasi; e. Pada saat penyerahan bantuan, KUB sudah harus berbentuk koperasi. Mekanisme Pengusulan dan Penetapan Calon Penerima Bantuan di lokasi PSKPT tetap mengikuti prosedur sebagaimana yang dijelaskan pada Bab V Point B.

D. Kriteria

dan Mekanisme Calon Penerima Bantuan Alat Penangkapan Ikan Bantuan alat Penangkapan Ikan dapat diberikan kepada : 1. Kelompok masyarakat berbadan hukum koperasi yang sudah melakukan kegiatan di bidang penangkapan ikan atau kelompok masyarakat hukum adat yang telah mendapatkan penetapan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan memiliki unit usaha penangkapan ikan berbadan hukum koperasi, dengan kriteria lebih lanjut ditetapkan sebagaimana Bab V Point A; 2. Kelompok masyarakat dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama KUB atau kelompok hukum adat yang telah mendapatkan penetapan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan memiliki unit usaha penangkapan ikan dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama KUB, dengan kriteria : a. KUB yang telah melaksanakan kegiatan usaha penangkapan ikan, harus terdaftar di SIM PUPI dan mendapat rekomendasi dari Dinas KabupatenKota setempat; b. Melampirkan struktur organisasi dan daftar anggota; c. Memiliki minimal 10 orang anggota nelayan yang telah memiliki identitas Kartu Nelayan; d. Perorangan yang akan melakukan pergantian alat penangkapan ikan yang dilarang replacement, harus memenuhi kriteria: 48 1 Perorangan dimaksud adalah nelayan skala kecil yang menggunakan kapal berukuran sampai dengan 10 GT atau akumulasi sampai dengan 10 GT untuk satu pemilik; 2 Perorangan dimaksud wajib memiliki Kartu Nelayan dan tergabung dalam Kelompok Usaha BersamaKoperasi yang terdaftar di SIM PUPI; 3 Alat penangkapan ikan yang lama wajib diserahkan kepada pemerintah untuk dimusnahkan. Mekanisme Pengusulan dan Penetapan Calon Penerima Bantuan Alat Penangkapan Ikan tetap mengikuti prosedur sebagaimana yang dijelaskan pada bab V point B Butir-butir yang diverifikasi dan divalidasi oleh daerah sebagai berikut: Tabel 5.3 Kriteria Verifikasi dan Validasi No Kriteria Persyaratan Dinas Provinsi Validasi Dinas KabKota Verifikasi 1. Nelayan Anggota Kartu Nelayan √ 2. Basis KUB Register KUB √ 3. Pernah menerima bantuan sejenis √ √ 4. Laporan keuangan Organisasi √ 5. Kesesuaian kebutuhan √ √ 6. Administrasi √ 7. Kegiatan usaha penangkapan yang dibina √ 8. Domisili Kantortempat usahadll √ 9. Jumlah keanggotaan nelayan dalam KUB minimal 10 orang √ 49

BAB VI PENGADAAN BANTUAN

Kegiatan Pengadaan Bantuan dilakukan melalui sistem e-katalog, yang terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan sebagai berikut: A. Kapal Perikanan 1. Proses Pra E-Katalog Tahapan pra e-katalog kapal perikanan dimulai dengan penyerahan dokumendata-data kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerintah LKPP oleh Direktorat KAPI, terdiri dari : a. Usulan susunan anggota Tim Pokja dan Tim Teknis yang selanjutnya ditetapkan oleh LKPP; b. Data spesifikasi teknis dan desain kapal perikanan; c. Data harga perkiraan sendiri; d. Data calon penyedia potensial yaitu seluruh industri galangan kapal yang telah teridentifikasi. Tim Pokja bertugas menyusun dokumen pengadaan katalog kapal perikanan dengan metode pemilihan penyedia katalog elektronik melalui sistem lelang itemized dengan pasca kualifikasi sistem gugur satu sampul. Tim Teknis bertugas menyusun spesifikasi teknis kapal perikanan. Tim Pokja dan Tim Teknis bekerja sebagai satu kesatuan tim dengan LKPP. 2. Persyaratan Penyedia Persyaratan calon penyedia pengadaan bantuan kapal perikanan melalui e-katalog adalah sebagai berikut: a. Memiliki Ijin Usaha Industriproduksi dibidang industri pembuatan kapal dan perahu KBLI : 301 atau sejenis; b. Memiliki workshopgalangan dan fasilitas pendukung yang sesuai dengan persyaratan teknis pembangunan kapal fiber dengan melampirkan bukti surat keterangan domisili; c. Memiliki tenaga dibidang teknik perkapalan berpendidikan minimal D3 untuk kapal ukuran 10 GT, 20 GT dan 30 GT. d. Memiliki pengalaman pekerjaan danatau bagian pekerjaan pembangunan kapal, diutamakan yang berbahan fiberglass; e. Perusahaan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya; 50 f. Memiliki dukungan bank atau institusilembaga keuangan non bank yang direkomendasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK; g. Salah satu danatau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam; h. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir SPT Tahun 2014; i. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan TDP dan Surat Ijin Tempat Usaha SITU; j. Untuk peserta yang memiliki workshopgalangan lebih dari satu dengan lokasi regional berbeda dibuktikan dengan SITU Cabang, maka pembangunan kapal harus dilakukan di lokasi regional sesuai dengan kontrak pembangunan; dan

k. Tidak diijinkan untuk melakukan konsorsium.

3. Proses Penawaran oleh penyedia a. LKPP akan mengundang calon penyedia potensial untuk memasukkan dokumen penawaran, terdiri dari : 1 Dokumen kualifikasi; 2 Dokumen teknis; 3 Dokumen harga; 4 Surat pernyataan kemampuan produksi; 5 Surat dukungan supplier bahan baku utama; 6 Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN. b. Tim Pokja akan melakukan seleksi berdasarkan dokumen- dokumen yang disampaikan oleh calon penyedia. c. Penyedia akan menyampaikan penawaran harga kepada LKPP dan hasilnya akan ditampilkan melalui website LKPP www.lkpp.go.id. 4. Proses E-Purchasing Mengingat komposisi ukuran, jumlah dan tipe kapal perikanan yang akan diadakan sangat beragam dan banyak, maka proses pembelian purchasing dilakukan per wilayah regional untuk kapal berukuran 5 GT s.d 10 GT, sedangkan proses pembelian dilakukan secara nasional untuk kapal berukuran 20 GT dan 30 GT. Pembagian regional adalah sebagai berikut: Regional I : Jawa dan Madura Regional II : Sumatera, Kepri dan Bangka Belitung Regional III : Kalimantan Regional IV : Bali, NTB dan NTT Regional V : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara Regional VI : Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara 51 Regional VII : Maluku Regional VIII : Papua dan Papua Barat B. Mesin Kapal Perikanan 1. Proses Pra E-Katalog Tahapan pra e-katalog kapal perikanan dimulai dengan penyerahan dokumendata-data kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerintah LKPP oleh Direktorat KAPI, terdiri dari : a. Usulan susunan anggota Tim Pokja dan Tim Teknis yang selanjutnya ditetapkan oleh LKPP; b. Data volume kebutuhan mesin kapal perikanan; c. Data calon penyedia potensial yaitu seluruh ATPM atau distributor mesin yang telah teridentifikasi; d. Data harga survei dan data pengiriman; Tim Pokja menyusun dokumen pengadaan katalog mesin kapal perikanan dengan metode pemilihan penyedia katalog elektronik melalui sistem lelang itemized dengan pascakualifikasi sistem gugur satu sampul. 2. Persyaratan Penyedia Persyaratan calon penyedia pengadaan bantuan mesin kapal perikanan melalui e-katalog adalah sebagai berikut: a. Memiliki Ijin Usaha IndustriAgen Tunggal Pemegang Merek ATPM mesin kapalImportir yang ditunjuk oleh pabrikan produsen mesin yang memiliki pabrik di negara asal; b. Memiliki tenaga ahli tetap atau tidak tetap yang dikontrak minimal 2 dua tahun sejak tanggal pemasukan dokumen penawaran, dengan syarat: minimal D-3 Mesin yang memiliki pengalaman di bidang Mesin Kapal sedikitnya 10 sepuluh tahun minimal 2 dua orang; c. Mampu menyediakan fasilitas bengkel servislayanan purna jual; 3. Proses Penawaran oleh penyedia a. LKPP akan mengundang calon penyedia potensial untuk memasukkan dokumen penawaran, terdiri dari : 1 Dokumen Kualifikasi Form Isian, Pakta Integritas calon penyedia, Surat Izin Usaha; 2 Dokumen Teknis Data Spesifikasi, Katalog Produk, Data Distributor,dll; 3 Dokumen Harga termasuk ongkos kirim dan asuransi.