Kas Pengeluaran Kas Pengeluaran Kas

Prosedur ini menguraikan mengenai permintaan pengeluaran kas yang dilakukan dengan cek oleh bagian yang memerlukan pengeluaran kas. Kemudian dokumen tersebut diotorisasi oleh pihak yang berwenang dan dikirimkan ke bagian akuntansi sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. b. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar Prosedur ini menguraikan mengenai pembuatan bukti kas keluar yang dibuat oleh bagian kas atas permintaan dari bagian yang memerlukan kas dengan membuat cek dan mencatatnya dalam bukti kas keluar. c. Prosedur Pengeluaran Kas Prosedur ini menguraikan mengenai pengeluaran kas yang dilakukan oleh fungsi kas yang mengisi cek, meminta tanda tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang dan mengirimkan kepada kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas keluar. d. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas Prosedur ini menguraikan mengenai pencatatan yang dilakukan oleh fungsi akuntansi. Fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Dokumen pengeluaran kas yang digunakan untuk pengendalian internal menurut Mulyadi 1993:512 : a Bukti Kas Keluar Bukti kas keluar dapat didefinisikan sebagai suatu tanda bukti bahwa perusahaan telah melakukan transaksi pengeluaran kas ataupun pembayaran, seperti pembelian dengan tunai atau cek, pembayaran gaji, pembayaran utang ataupun pengeluaran-pengeljuaran yang lainnya. Contoh dokumen ini kuitansi dari kreditur dan nota kontan asli. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada Bagian Kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. b Cek Cek merupakan surat perintah dari pihak pemisahan kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek tersebut. c Permintaan Cek Permintaan cek adalah surat permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk dibuatkan bukti pengeluaran kas. 3 Fungsi yang terkait Mulyadi 1993:515 mengungkapkan bahwa terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam pengeluaran kas : a. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas Fungsi yang memerlukan kas keluar yaitu bagian di perusahaan yang memerlukan pencairan kas untuk kegiatan pengeluaran kas. Contoh dari fungsi pengeluaran kas yaitu adanya pembelian barang dan jasa, fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi, yaitu harus mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan. b. Fungsi Kas Fungsi kas merupakan bagian di dalam perusahaan yang mempunyai kewenangan membiayai setiap kegiatan operasi perusahaan. c. Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi merupakan bagian yang mempunyai kewenangan dalam hal pencatatan keseluruhan transaksi di perusahaan terutama transaksi pengeluaran kas. Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan persediaan, pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek dan pembuatan bukti kas keluar yang memberikan fungsi otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. d. Fungsi pemeriksaan internal Fungsi pemeriksaan internal ini memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap internal perusahaan, mencakup semua kegiatan di perusahaan untuk melihat kondisi perusahana. Fungsi ini memiliki tanggung jawab melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi.

C. Bantuan Operasional Sekolah BOS

1. Latar belakang Bantuan Operasional Sekolah BOS

Undang ‐undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal,nasional, dan global. Usaha untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut dilakukan melalui program Wajib Belajar 9 Sembilan Tahun. Program yang telah dimulai dari tahun 1994 tersebut berhasil dituntaskan dengan indikator Angka Partisipasi Kasar APK Sekolah Menengah Pertama SMP mencapai 98,2pada tahun 2010. Konsekuensi dari keberhasilan program Wajib Belajar 9 sembilan Tahun tersebut adalah meningkatnya jumlah siswa lulusan SMP yang harus ditampung oleh SMK. Sementara itu, ketersediaan ruang kelas pada jenjang pendidikan SMK belum sesuai dengan jumlah siswa lulusan SMP atau sederajat lainnya. Akibatnya, banyak lulusan SMP atau sederajat lainnya tidak dapat melanjutkan ke SMK baik dikarenakan kendala daya tampung SMK maupun ketidakmampuan membayar biaya pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, pembangunan pendidikan menengah difokuskan pada dua hal yaitu meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas dan meningkatkan relevansi lulusan pendidikan menengah terhadap dunia kerja. Untuk itu pemerintah menjamin akses pendidikan menengah seluas-luasnya sehingga diharapkan dapat menaikkan rata-rata kualifikasi tenaga kerja di Indonesia yang saat ini didominasi oleh lulusan pendidikan dasar. Partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan menengah meningkat cukup signifikan selama periode 2010- 2014. Capaian APK SMA atau SMK atau Sekolah Menengah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Luar Biasa SMLB sebesar 68,92 pada tahun 2014. Pemerintah mendorong akselerasi pembangunan pendidikan menengah dengan menginisiasi Pendidikan Menengah Universal PMU yang merupakan langkah awal menuju dilaksanakannya wajib belajar 12 tahun. Sebagai langkah awal wajib belajar 12 tahun, pada tahun 2016 pemerintah mengeluarkan kebijakan BOS bagi SMK dengan satuan biaya per siswa Rp1.400.000,00 satu juta empat ratus ribu rupiah per tahun. Mulai tahun 2016 penyaluran dana BOS SMK dilakukan dengan mekanisme transfer ke provinsi yang selanjutnya ditransfer ke rekening satuan pendidikan secara langsung dalam bentuk hibah. Pelaksanaan program BOS SMK diatur dengan beberapa peraturan Buku Panduan Juknis BOS SMK, 2-3 : a. Peraturan Presiden yang mengatur Rincian APBN. b. Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mekanisme penyalurandana BOS dari pusat ke provinsi dan pelaporannya. c. Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur mekanisme pengelolaan dana BOS di daerah dan mekanisme penyaluran dari kas daerah ke satuan pendidikan.