Komponen Pengendalian Internal COSO menurut Hery 2011:90

manajemen. Komite audit memiliki tanggung jawab untuk melakukan komunikasi secara berkelanjutan dengan auditor internal maupun auditor eksternal, termasukmenyetujui jasa audit dan non audit yang dilakukan oleh para auditor eksternal. 4 Filosofi dan gaya operasi Manajaemen melalui prinsip dan sikapnya memberikan isyarat tertentu bagi para karyawannya mengenai arti penting pengendalian internal. Dengan memahami gaya pengelolaan manajemen, auditor dapat merasakan sikap manajemen tentang pengendalian internal. 5 Struktur Organisasi Struktur organisasi menunjukkan tingkatan tanggung jawab dan kewenangan yang ada dalam setiap divisi atau bagian. Auditor dapat mempelajari perihal pengelolaan entitas dan unsur-unsur fungsional bisnis serta melihat bagaimana pengendalian atas pengelolaan tersebut diterapkan dengan memahami struktur organisasi klien 6 Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab Pembagian wewenang yang jelas akan membantu organisasi dalam mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi. Pembagian wewenang yang jelas juga akan memudahkan pertanggungjawabkan konsumsi sumber daya organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. 7 Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Karyawan merupakan unsur penting dalam setiap pengendalian internal. Karyawan yang kompeten dan jujur akan membantu perusahaan dalam mengahasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Pentingnya karyawan di dalam suatu entitas diperlukan kebijakan dari entitas seperti mengangkat, mengevaluasi, melatih, mempromosikan dan memberi kompensasi kepada karyawan agar karyawan tidak mudah bosan dan selalu merasa puas atas hasil kinerjanya. 8 Kesadaran Pengendalian Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian internal yang ditunjuk oleh auditor intern atau auditor independen b. Penilaian Risiko Penilaian risiko merupakan tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko terkait penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penilaian risiko manajemen berbeda dengan penilaian risiko oleh auditor. Manajemen menilai risiko sebagai bagian dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perancangan dan pelaksanaan pengendalia internal untuk memperkecil kekeliruan serta kecurangan, sedangkan auditor menilai risiko untuk memutuskan jenis dan cakupan bukti yang dibutuhkan dalam pemeriksaan. Jika manajemen menilai risiko secara efektif, maka auditor akan mengumpulkan sedikit bukti audit. c. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko telah diambil guna mencapai tujuan entitas. Hery 2011: 93 menjelaskan bahwa terdapat kebijakan prosedur aktivitas pengendalian internal, yaitu : 1 Pemisahan Tugas Adanya pemisahan fungsi atas pembegian kinerja. Ada 2 dua prinsip pemisahan tugas secara umum yaitu : a Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda. b Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani pekerjaan pencatatan aktiva dan karyawan yang langsung menangani aktiva secara fisik. Hasil pekerjaan seorang karyawan dapat diperiksa silang cross check kebenarannya oleh karyawan lainnya. Pemeriksaan secara silang bertujuan untuk meminimalisir adanya kecurangan yang dilakukan oleh seorang karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Otorisasi yang tepat atas Transaksi Setiap transaksi harus diotorisasi secara tepat agar pengendalian internal berjalan dengan baik. Karakteristik yang paling penting dari pengendalian internal adalah penetapan tanggung jawab ke masing- masing karyawan secara spesifik. Penetapan tanggung jawab yang dimaksud meliputi pemberian otorisasi untuk menyetujui approve atas sebuah transaksi. 3 Dokumen dan catatan yang memadai Dokumen dan catatan merupakan objek fisik atas transaksi yang akan dicantumkan serta diikhtisarkan. Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi telah terjadi dengan membubuhkan tanda tangan atau inisial ke dalam dokumen, sehingga orang yang bertanggung jawab atas terjadinya sebuah transaksi atau peristiwa dapat diidentifikasi dengan mudah. Dokumentasi atas transaksi seharusnya dibuat ketika transaksi terjadi dan bernomor urut tercetak serta seluruh dokumen tersebut dapat dipertanggungjawabkan. 4 Pengendalian Fisik atas Aktiva dan Catatan Aktiva dan catatan harus dilindungi untuk menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai. Jika tidak diamankan aktiva dapat dicuri, diselewengkan dan disalahgunakan. Begitu juga dengan catatan, jika tidak dilindungi secara memadai catatan dapat dirusak, hilang atau dicuri. Hal tersebut dapat menggangu proses pencatatan dan operasi normal bisnis perusahaan. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik dan elektronik sangatlah penting. Pengendalian fisik terutama terkait dengan pengamanan aktiva. Pengendalian mekanik dan elektronik juga mengamankan aktiva. 5 Pemeriksaan Independen atau Verifikasi Internal Hampir semua sistem pengendalian internal memberikan pengecekan independen atau verifikasi internal. Prinsip ini meliputi peninjauan ulang, perbandingan dan pecocokan data yang telah disiapkan oleh karyawan lainnya yang berbeda. Kebutuhan akan pengecekan independen meningkat karena struktur pengendalian internal cenderung berubah setiap saat kalau tidak terdapat mekanisme penelaahan yang sering. d. Informasi dan Komunikasi Akuntansi Sistem informasi dan komunikasi akuntansi memiliki tujuan agar transaksi dicatat, diproses, dan dilaporkan telah memenuhi keenam tujuan audit umum atas transaksi yaitu; 1 Transaksi yang dicatat memang ada; 2 transaksi yang sudah ada dicatat; 3 transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar; 4 transaksi yang dicatat diposting dan diikhtisarkan dengan benar; 5 transaksi diklasifikasi dengan benar; 6 transaksi dicatat pada tanggal yang benar. Sistem akuntansi harus dirancang untuk memastikan perihal keterjadian, kelengkapan, keakuratan, posting dan pengikhtisaran, klasifikasi dan penetapan waktu transaksi dicatat. e. Pemantauan Ikatan Akuntan Indonesia 2001:319.24 memaparkan pengertian pemantauan sebagai suatu proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan

3. Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan Pengendalian Internal menurut Zaki 2009:13, yaitu: a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk dipatuhi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pengeluaran Kas

1. Kas

Gitosudarmo dan Basri 2002 mengungkapkan kas sebagai : “ Nilai uang kontan yang dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya” Kas tidak hanya berupa uang kontan tetapi dapat disimpan di rekening giro atau rekening lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan. Kas dapat digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan sehari-hari; mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap dan dapat digunakan untuk membayar deviden, pajak, bunga dan pembayaran lainnya. Pengeluaran kas juga dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor; a Budget biaya bahan baku; b Budget biaya tenaga kerja langsung; c Budget biaya pabrik lain-lain overhead ; d Budget biaya administrasi umum dan administrasi penjualan. e Budget penambahan aktiva tetap. f Budget pengeluaran non-operating

2. Pengeluaran Kas

Soemarsono 2004:297 mengungkapkan bahwa pengeluaran kas yaitu: “ Suatu transaksi yang menimbulkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas” Pengeluaran kas terdiri dari dua sistem pokok yaitu pengeluaran kas menggunakan cek dan pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana kas kecil Mulyadi, 2001:509. Pengeluaran kas dengan cek mempunyai beberapa kebaikan ditinjau dari pengendalian internal, diantaranya : a Dengan digunakan cek atas nama, pengeluaran yang menggunakan cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek. b Dilibatkannya pihak luar yaitu bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas c Adanya cancelled check yang merupakan tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran. Pengeluaran kas ini terdiri dari dokumen, fungsi terkait, dan prosedut pengeluaran kas yaitu : 1 Prosedur pengeluaran kas Prosedur pengeluaran kas merupakan suatu urutan kegiatan yang telah dibuat untuk menjamin penanganan tentang suatu hal yang melibatkan catatan-catatan atas transaksi-transaksi yang mengakibatkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan berkurangnya kas. Prosedur Pengeluaran kas yaitu : a. Prosedur Permintaan Cek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI