Pengelolan Kawasan Perbatasan Negara Rusia

60 perbatasan. Berbagai fasilitas pelabuhan utama juga direncanakan oleh Vietnam di Cai Lan, yang berlokasi sejauh 124 km di sebelah barat Mong Cai, pelabuhan telah juga telah dibangun di bagian barat Dong xing yaitu di Fangcheng dan Beihai. Jika semua rencana ini terealisasi, pengembangan tersebut akan membentuk sabuk perkotaan urban belt sepanjang Teluk Tonkin sejauh 40 km melintasi perbatasan China dan Vietnam.

2.2.3 Pengelolan Kawasan Perbatasan Negara Rusia

Pengelolaan kawasan atau wilayah perbatasan terkait lintas batas di Negara Rusia dan Polandia 41 mengadakan suatu pos pemeriksaan bersama di samping juga mengadakan patroli bersama. Keadaan geografi Eropa memiliki pengaruh yang besar terhadap isu – isu internasional. Pada saat yang sama faktor geografis lainnya justru menjadi sumber kelemahan posisi internasional, misalnya, untuk kasus di bekas negera Uni Sovyet. Gunung yang tinggi dan sungai yang lebar tidak memisahkan Negara itu dari tetangganya, dan juga tanah datar Polandia dan bekas Jerman Timur merupakan kelanjutan alami dari daratan Rusia. Kondisi seperti ini dalam sejarahnya, sejak lama telah menjadikan tidak adanya rintangan alam atas kasus – kasus penyerbuan di sepanjang perbatasan barat 41 Heinz. Burkhart. Integrated Border Management on The Russian-EU Border. Eastwest Institute. 2006. Hlm 11 61 Rusia, apakah oleh bekas Uni Sovyet maupun Negara tetangganya dari Barat. Untuk tujuan analitis, ditinjau dari sisi pemahaman faktor politik global, faktor posisi dan ukuran wilayah atau geografis, setidak – tidaknya juga turut memberikan daya tawar yang berbeda atas posisi suatu Negara tertentu dalam percaturan politik internasional. Sebagaimana diketahui, dalam khasanah ilmu hubungan internasional, ada perbedaan peran dan posisi untuk masing – masing negara dalam percaturan sistem internasional 42 , misalnya menggunakan beberapa konsep untuk membedakan posisi kekuatan dan peran suatu Negara, yakni super power, major power, critical state dan universal actors sebagai aktor – aktor yang dapat dikualifikasikan sebagai aktor global, kemudian dapat dibagi lagi kedalam kekuatan bersekala menengah dan kecil Middle powers and small powersministates. Masing – masing posisi dan peran itu ditentukan oleh faktor – faktor penduduk, luas dan posisi wilayah, kepemilikan sumber alam, perannya dalam perdagangan internasional, potensi teknologi, kekuatan militer, kemampuan diplomasi politis, ataupun kombinasi diantara faktor – faktor tersebut. Meskipun mereka tidak dapat dikatagorikan masuk dalam 42 Nainggolan, Poltak Partigo. Batas Wilayah dan Situasi Perbatasan Indonesia : Ancaman Terhadap Integritas Teritorial, Jakarta, 2004 62 konstelasi global, tetapi untuk kekuatan menengah. Posisi mereka tetap dianggap penting, karena eksistensi mereka dalam menyumbang bagi terciptanya stabilitas, atau sebaliknya, apakah itu dibidang ekonomi, politik, dan militer dalam suatu kawasan tertentu 43 . Salah satu contoh menarik dalam konteks ini adalah, apa yang dilakukan oleh Rusia dalam mengatur mekanisme pengelolaan kawasan perbatasannya. Karakteristik utama dari Sistem Keamanan Perbatasannya adalah sebagai berikut 44 : a. Struktur Organisasi Sistem Keamanan Perbatasan meliputi agen penjaga perbatasan dan institusi pemerintah polisi, bea cukai, transportasi, pertahanan, dan lain – lain serta masyarakat sipil. Aturan utama dari agen penjaga perbatasan dalam isu – isu sehubungan dengan keamanan perbatasan ditentukan oleh hukum. b. Agen penjaga perbatasan dapat dipisahkan atau menjadi bagaian dari struktur tersendiri, keuangan terpisah dan harus bertanggung jawab kepada pejabat – pejabat yang ditentukan Presiden, Perdana Menteri, dan Menteri Dalam Negeri. 43 ibid 44 Major General Vladimir Mochalov, The Russian Federal Border Service : Lessons for Planing and Establishing Border Security System, DCAF working paper series-No. 5, March 2002, hlm. 12 63 c. Keamanan perbatasan meliputi keamanan daratan hijau, keamanan lautan biru, keamanan di titik –titik batas penyebrangan perbatasan. Untuk di perbatasan udara dan perbatasan di bawah laut; dua komponen terakhir dapat berada di bawah tanggung jawab struktur militer pertahanan. d. Agen pertahanan keamanan bertanggung jawab untuk keamanan keseluruhan wilayah, dengan pengecualian yang tersebut diatas; agen pertahanan keamanan dapat ditugaskan untuk misi tambahan non militer. e. Struktur dari agen meliputi satu badan pusat Markas Besar dan badan – badan wilayah; badan pusat Markas Besar harus terdiri dari Kepala, wakil dan beberapa departemen. f. Badan – badan wilyah dan unit – unit bawahnya bertugas untuk mengontrol dan menjaga wilayah – wilayah tertentu yang merupakan perbatasan negara; Batasan tanggung jawab mereka tergantung atas kondisi geografi, politik secara umum dan situasi yang berlaku, kemampuan sumberdaya manusia dan teknik serta faktor – faktor yang lainnya. g. Kontrol atas perbatasan darat harus dikontrol oleh unit – unit khusus yang digelar di sepanjang perbatasan; unit – unit tersebut dilengkapi peralatan tekni dan penelitian yang baik. 64 Pagar kawat tidak diperlukan, kerja intelejen lebih dititik beratkan. h. Kontrol perbatasan laut terutama dijalankan oleh sistem pengawasan otomatis utuh yang dapat melihat tempat – tempat yang dicurigai sebagai aktifitas criminal. Sistem harus didukung oleh kekuatan – kekuatan maritime yang digunakan secara efektif. i. Keamanan perbatasan dititik – titikbatas penyebrangan dilengkapi dengan petugas – petugas perbatasan yang professional dan terlatih dengan baik menggunakan sistem jaringan kontrol passport. Sistem ini harus dapat secara otomatis membaca dokumen dan menyimpan, memproses dan mengirimkan data orang – orang yang menyebrangi perbatasan. j. Sistem keamanan perbatasan juga harus didukung oleh intelejen dan aktifitas – aktifitas investigasi yang dijalankan sesuai dengan hukum. k. Kerjasama penjagaan perbatasan internasional menjadi bagian penting dari sistem keamanan perbatasan dalam melawan kejahatan terorganisir. Dasar dari kerjasama internasional dengan negara tetangga adalah perturkaran informasi. Memandang Rusia sebagai salah satu rujukan dalam mengelola keamanan perbatasan dengan mengingat bahwa negara 65 tersebut sebelumnya menitik beratkan beban tanggung jawab keamanan perbatasan negaranya kepada Angkatan Bersenjata, sebagaimana kondisi konteks tersebut masih dipengaruhi oleh situasi perang dingin pada masa sebelum bubarnya Uni Sovyet. Namun dengan semakin berkembangnya bentuk kejahatan lintas batas negara, serta dilain pihak Rusia sudah bukan lagi negara yang mengedepankan pendekatan militer dalam pengelolaan kawasan perbatasan, hal ini juga terlihat dari reformasi sistem pengelolaan keamanan yang terlihat dari poin – poin pendekatan yang dilakukannya diatas, sehingga dalam pengelolaan sistem manajemen perbatasan terjadi reformasi yang dilakukan negara tersebut 45 . Transisi pengelolaan kawasan perbatasan dari yang sebelumnya berdasarkan pendakatan militer menjadi pengelolaa perbatasan yang integratif dengan mengandalkan kinerja dari aparat penegak hukum dan partisipasi rakyat sipil baik dari segi ekonomi, politik maupun budayanya, sehingga dalam kontek beberapa negara yang telah penulis jabarkan diatas, hal tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa karakteristik pengelolaan kawasan perbatasan di Indonesia tentu memiliki pendekatan tersendiri mengingat 45 Nainggolan, Poltak Partigo. Batas Wilayah dan Situasi Perbatasan Indonesia : Ancaman Terhadap Integritas Teritorial, Jakarta, 2004 66 bentuk geografis Indonesia sendiri adalah negara kepulauan, disamping itu kondisi keterbatasan dan tingkat pendapatan penduduk di wialayah perbatasan juga perlu menjadi pertimbangan sehingga perlu ada titik berat dalam pengelolaan perbatasan Indonesia, baik itu perbatasan darat mapun perbatasan laut. Seperti yang telah penulis sampaikan diatas, yaitu sekalipun dalam konteks pengelolaan kawasan perbatasan ini tidak dapat disamakan secara keseluruhan dalam arti setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, akan tetapi paling tidak hal ini sudah dilakukan dan masih berlangsung hingga sekarang dibeberapa negara, khususnya pengelolaan kawasan perbatasan dibeberapa negara yang penulis jabarkan diatas. 67

BAB III PERUBAHAN PARADIGMA DARI INWARD LOOKING MENJADI

OUTWARD LOOKING DALAM PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

3.1 GAMBARAN UMUM

Sebagaimana yang telah dijabarkan penulis pada Bab sebelumnya, maka dalam Bab ini penulis akan menjelaskan paradigma pengelolaan kawasan perbatasan yang sebelumnya Inward Looking kemudian bergeser menjadi Outward Looking. Permasalahan di batas negara bukan sekedar persoalan luas wilayah melainkan kompleksitas antara nasionalisme, kepentingan ekonomi, identitas bangsa dan bagaimana harga diri suatu bangsa di mata dunia internasional. Pengelolaan wilayah perbatasan menjadi isu nasional yang sering kita abaikan. Masih ingat dalam benak kita bagaimana satu persatu wilayah perbatasan kita beralih ke negara lain karena ketidakmampuan bangsa ini menjaga wilayahnya. Sebagai contoh adalah lepasnya kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002 karena kalah dalam diplomasi dengan Malaysia. Pasca lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan Malaysia kembali mengklaim wilayah Indonesia sebagai bagian dari wilayahnya. Klaim Malaysia yang menyatakan wilayah Blok Ambalat di Laut Sulawesi sebagai wilayahnya menyulut kembali sengketa kedua negara yang sempat mereda. Ketidak sigapan dalam menjaga dan mengelola wilayah perbatasan membuat wilayah Indonesia rentan beralih kepemilikan.