Ureter Buli-Buli Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara lain.Ginjal mendapatkan persarafan melalui pleksus renalis, yang seratnya berjalan bersamaan dengan arteri renalis. Input dari sistem simpatetis menyebabkan vasokontriksi yang menghambat aliran darah ke ginjal. Impuls sensorik dari ginjal berjalan menuju korda spinalis segmen T10-11.Fungsi ginjal diantaranya 1 mengkontrol sekresi hormon aldosteron dan ADH Anti Diuretic Hormone yang berperan dalam mengatur jumlah cairan tubuh, 2 mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D, 3 menghasilkan beberapa hormon antara lain: eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel darah merah, renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah, serta hormon prostaglandin yang berguna dalam berbagai mekanisme tubuhPurnomo,2011. Gambar 2. Ginjal OpenStax, 2013

2.1.2 Ureter

Ureter adalah organ berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urin dari pielum pelvis ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya lebih kurang 25-30 cm, dan diameternya 3-4 mm. Dindingnya terdiri atas 1 mukosa yang dilapisi oleh sel transisional, 2 otot polos sirkuler, dan 3 otot polos logitudinal. Kontraksi dan relaksasi kedua otot itulah yang memungkinkan terjadinya gerakan peristaltik ureter guna mengalirkan urin ke dalam buli-buli. Ureter membentang dari pielum hingga buli-buli, dan secara anatomis terdapat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada tempat lain. Tempat penyempitan itu antara lain adalah 1 pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvicureter junction, 2 tempat pada saat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis, dan 3 pada saat ureter masuk ke buli-buli. Ureter masuk ke buli-buli dalam posisi miring dan berada di dalam otot buli-buli intramural; keadaan ini mencegah terjadinya aliran balik urin dari buli-buli ke ureter pada saat buli-buli berkontraksi.Persarafan simpatetik ureter terdiri dari serabut preganglionik dari segmen spinal T10-L2; serabut postganglionik berasal dari coeliak, aortikorenal, mesentrika superior dan pleksus otonomik hipogastrik inferior. Parasimpatetik terdiri dari serabut vagal melalui coeliac ke ureter sebelah atas; sedangkan serabut dari S2-4 ke ureter bawah Purnomo, 2011. Gambar 3. Ureter dan Bladder Urology Care Foundation, 2013

2.1.3 Buli-Buli

Buli-buli atau vesika urinaria adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapisan otot detrusor yang saling beranyaman, yakni 1 terletak paling dalam adalah otot longitudinal, 2 di tengah merupakan otot sirkuler, dan 3 paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel transisional yang sama seperti pada mukosa pelvis renalis, ureter dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara segitiga yang disebut trigonum buli-buli.Buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu 1 permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, 2 dua permukaan inferiolateral, dan 3 permukaan posterior. Permukaan superior merupakan lokus minoris daerah terlemah dinding buli-buli.Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di atas simfisis sehingga dapat di palpasi dan di perksusi. Buli-buli mendapatkan vaskularisasi dari cabang arteria iliaka interna yakni arteria vesikalis superior, yang menyilang di depan ureter. Sistem vena dari buli-buli bermuara ke dalam vena iliaka internaPurnomo,2011.

2.1.4 Uretra

Dokumen yang terkait

Distribusi Bakteri Aerob Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari 2013 – Juni 2013

1 65 60

Karakteristik Pasien Batu Saluran Kemih yang Dilakukan Tindakan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 55 63

Karakteristik Penderita Batu Saluran Kemih Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Santa Elisabeth Medan Tahun 1999 - 2000

0 35 61

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta Tahun 2014.

0 2 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta Tahun 2014.

0 3 11

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PASIEN RAWAT INAP DI RSUP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Penyakit Infeksi Saluran Kemih Pasien Rawat Inap Di RS “X” Klaten Tahun 2012.

0 1 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PASIEN RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Penyakit Infeksi Saluran Kemih Pasien Rawat Inap Di RS “X” Klaten Tahun 2012.

0 2 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) | Karya Tulis Ilmiah

0 0 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

0 0 5

PERBEDAAN RAWAT INAP PASIEN DENGAN DAN TANPA KOMORBID INFEKSI SALURAN KEMIH ipi150526

0 0 13