Universitas Sumatera Utara
tempat persembunyian kuman. Stagnasi urin bisa terjadi pada keadaan: 1 miksi yang tidak teratur atau sering menahan kencing, 2 obstruksi saluran kemih
seperti pada BPH, striktura uretra, batu saluran kemih, atau obstruksi karena sebab lain, 3 adanya kantong-kantong di dalam saluran kemih yang tidak dapat
mengalir dengan baik, misalnya pada divertikula dan 4 adanya dilatasi atau refluks sistem urinaria. Batu saluran kemih, benda asing di dalam saluran kemih
pemakaian kateter menetap dan jaringan atau sel-sel kanker yang nekrosis semuanya merupakan tempat persembunyian bakteri sehingga sulit untuk di
bersihkan oleh aliran urinPurnomo,2011.Pergerakan organisme dari bladder ke ureter dan ginjal dihalangi oleh katup ureterovesical pada dinding buli-buli.
Ketika buli-buli berkontraksi selama miksi, peningaktan tekanan yang terjadi menutup ureteral orifice, dengan itu mencegah refluks urin dalam buli-buli balik
ke ureter Gruninger, 1981
2.3.2 Faktor dari mikroorganisme
Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya. Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor
yang ada di permukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya, terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda, yaitu bakteri tipe pili 1 yang banyak
menimbulkan infeksi pada sistitis dan tipe pili P yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut. Beberapa bakteri juga mempunyai sifat dapat
membentuk antigen, menghasilkan toksin hemolisin dan menghasilkan enzim urease yang dapat merubah suasana urin menjadi basaPurnomo, 2011.Urin dapat
membantu pertumbuhan bakteri apabila pH lebih dari 5,5. Pada saat pH urin mencapai 5,5; perluasan infeksi terjadi ke saluran kemih atas, ureter dan ginjal
Youmans, 1975. Tidak semua bakteri mampu melekat dan menginfeksi saluran kemih. E.coli resisten terhadap aktifitas bakterisidal serum manusia Bjoksten,
1978, meningkatkan ekspresi K Kapsular antigen Whitfield,1999.
Kemampuan E.coli untuk berikatan dengan sel epitel diperoleh dengan adanya ikatan pada pili bakteri. Ikatan ini berikatan pada reseptor glikolipid atau
glikoprotein pada permukan membran sel uroepithelial. Pili ini dikelompokkan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan kemampuannya untuk menyebabkan hemagglutination dan jenis gula yang dapat memblok proses ini. Pili P yang dapat mengagglutinasi darah manusia,
berikatan dengan reseptor glikolipd pada sel uroepithelial, eritrosit dan sel tubular renal Svenson et al, 1983. Pili tipe 1 yang dapat mengagglutinasi darah babi,
berikatan dengan residu mannoside pada sel uroepithelial Ofek et al, 2000. Pili tipe 1 juga membantu bakteri untuk berikatan dengan mukosa buli-buli Connell
et al, 1996; Martinez et al, 2000. E.coli memiliki kedua jenis pili ini. Kebanyakan E.coli menghasilkan hemolisin, untuk memulai invasi jaringan dan menyediakan
besi untuk menginfeksi Hughes et al, 1983; Koronakis, 1996. Dengan adanya antigen K pada bakteri, mencegah bakteri tersebut dari fagositosis Neutrofil
Bortolussi et al, 1979; Evans et al, 1981. Faktor-faktor ini yang dapat menyebabkan bakteri patogen lolos dari pertahanan tubuh.
E.coli memiliki kemampuan menginvasi sel host, sebagai patogen intrasellular Bower, 2005. Bakteri intracellular yang matur berubah menjadi
biofilm organisme melekat pada permukaan sel berbentuk bulat pada permukaan urithelial Anderson et al, 2003. Dalam bentuk ini bakteri diselimuti dalam
sebuah matrix polisaccharida dikelilingi oleh pelindung uroplakin. Kemampuan bakteri untuk menginvasi, bertahan dan memperbanyak diri pada sel host dan
menghasilkan biofilms pada jaringan saluran kemih menyebabkan ISK presisten dan terulang kembali Nguyen, 2008.
2.4 Diagnosis