7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu:
Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai masukan bagi penelitian ini adalah :
1. Retno Maharesi 2002, Penjadwalan proyek Dengan Menggunakan
Metode PERT Dan CPM. Salah satu aspek penting dalam management yang biasanya melibatkan banyak kegiatan adalah perencanaan. Dalam
tahapan perencanaan diperlukan analisis mengenai estimasi durasi suatu proyek. Realita di lapangan menunjukan bahwa waktu penyelesaian suatu
proyek tidak dapat dipastikan akan dapat ditepati. Tingkat ketetapan estimsi waktu penyelesaian suatu proyek ditentukan tingkat ketepatan
perkiraan durasi setiap kegiatan di dalam proyek. Alasan inilah yang memotifasi untuk dianjurkan digunakannya metode PERT, yang
mempertimbangkan aspek probabilitas dari waktu penyelesaian sebuah proyek untuk kegiatan kegiatan yang akan dijadwalkan. Dengan metode
CPM, hasil analysis dari metode Pert akan digunakan untuk penyusunan jadwal semua kegiatan, seperti perkiraan biaya minimum
untuk proyek yang waktu penyelesaiannya diinginkan untuk dipercepat, resource leveling dan penyusunan jadwal tercepatterlambat untuk
memulai kegiatan tertentu. Dalam makalah ini akan diberikan secara berurutan prosedur dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
metode PERT untuk mendapatkan jalur maksimum dari waktu kegiatan proyek, sekaligus menandai kegiatan-kegiatan yang memerlukan
perhatian lebih besar dikarenakan peluang untuk ditepati jadwalnya kecil. Selanjutnya metode CPM dengan perkiraan waktu penyelesaian
yang diperoleh dari metode PERT akan digunakan untuk menentukan : 1. Perkiraan biaya minimum untuk proyek yang waktu
penyelesaiannya dimungkinkan untuk dipercepat. 2. Resource leveling meminimumkan jumlah tenaga kerja maksimum
dari setiap kegiatan selama waktu pelaksanaan proyek . 3. Time chart jadwal kegiatan proyek.
Khusus pada permasalahan mengenai bagaimana menentukan biaya minimum untuk waktu penyelesaian proyek yang mengalami
percepatan, akan diusulkan sebuah algorithma yang lebih efektif dibandingkan dengan yang ada pada A. T. Hamdy 1990 dan diberikan
flowchart dari prosedur penerapan metode PERT dan CPM yang terintegrasi
2. Aryo Andri Nugroho 2007, Optimalisasi Penjadwalan Proyek pada
Pembangunan Gedung Khusus laboratorium Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas pada PT. Munica Pratama Group Universitas
Negeri Semarang. PT Munica Pratama Group merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha utama sebagai pelaksana konsturksi bangunan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
gedung dan sipil serta mengerjakan bidang usaha lainnya seperti building manajemen, pengembangan properti dan realiti.Untuk memenuhi
permintaan konsumen maka diperlukan penjadwalan proyek yang tepat agar proyek dapat selesai sesuai tenggat waktu yang disepakati.
Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan lintasan kritis dan nilai optimum pada penjadwalan proyek
gedung stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan menggunakan metode CPM dan bagaimana cara menentukan lintasan
kritis dan nilai optimumpada penjadwalan proyek. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cara menentukan lintasan kritis dengan
menggunakan metode CPM pada penjadwalan proyek pembangunan gedung stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang dan kurva s
untuk mencari lintasan kritis. Hasil perhitungan penjadwalan proyek pembangunan gedung stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas
Semarang dengan Metode CPM dan kurva s membutuhkan waktu 144 hari dengan biaya Rp.606.360.753,00 sedangkan perhitungan yang
dilakukan PT MUNICA PRATAMA GROUP membutuhkan waktu 150 hari dengan biaya Rp.616.634.000,00 sehingga dapat menghemat waktu
6 hari dan biaya sebesar Rp.10.273.247,00. 3.
Eka Dannyanti 2010, Optimalisasi Pelaksanaan Proyek dengan Metode Pert dan CPM, Studi Kasus Twin Tower Building Universitas
Diponegoro. Proses perencanaan hingga pengendalian proyek selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan penting dari suatu
proyek. Keberhasilan atau kegagalan dari suatu proyek dapat disebabkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perencanaan yang tidak matang serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan proyek tidak efisien. Hal tersebut akan mengakibatkan
keterlambatan, menurunnya
kualitas, dan
meningkatnya biaya
pelaksanaan. Waktu kerja manajemen proyek dibatasi oleh jadwal yang ditentukan sehingga pimpinan yang terlibat dalam proyek harus dapat
mengantisipasi perubahan kondisi yang terjadi. Metode PERT-CPM dapat digunakan untuk mengatur waktu penyelesaian proyek dengan lebih
efisien dan efektif. Untuk dapat mengurangi dampak keterlambatan dan pembengkakan biaya proyek dapat diusulkan proses crashing dengan tiga
alternatif pengendalian; i penambahan tenaga kerja, ii kerja lembur, dan
iii subkontrak.
Percepatan durasi
dilakukan pada
pekerjaanpekerjaan yang ada di lintasan kritis dan jumlah pemendekkan durasi tiap pekerjaan pada masing-masing alternatif disamakan. Hasil
penelitian menunjukkan durasi optimal proyek adalah 150 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp.21.086.217.636,83 pada alternative
subkontrak.
2.2. Landasan Teori