Penilaian Kinerja Guru Pembinaan Pembinaan tidak langsung

Ujian Sekolah telah dilaksanakan sesuai Permendiknas RI dan Prosedur Operasi Standar POS dari BSNP. Sebelum ujian dilaksanakan semua sekolah telah mempersiapkan kompetensi peserta ujian dengan jalan memberikan uji coba tryout beberapa kali sesuai kemampuan masing-masing sekolah. Dinas Pendidikan Kabupaten telah mengahantir pelaksanaan kegiatan tryout dari sekolahgugus sekolah masing-masing.

3. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian terhadap kinerja pendidik dilandasi dengan Permendiknas 162007 tentang Standar Kompetensi Guru, menggunakan instrumen penilaian yang meliputi instrumen; 1 Perencanaan pembelajaran 2 Pelaksanaan pembelajaran 3 Penilaian proses dan hasil belajar 4 Analisis hasil penilaian 5 Tindak lanjut perbaikan dan pengayaan 6 Pengembangan prestasi peserta didik dalam tiap mata pelajaran. 7 Pelaksanaan evaluasi diri sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu kinerja pendidik dan tenaga kependidikan 8 Pengembangan karya ilmiah melalui kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah 9 Peningkatan kompetensi dalam pendayagunaan TIK. Hasil penilaian dalam proses pengawasan terhadap kinerja pendidik dapat disimpulkan bahwa pada umumnya telah tampak peningkatan kualitas, khususnya berkenaan dengan adanya program sertifikasi yang cukup signifikan sebagai motivasi bagi setiap guru dalam melengkapi perangkat pelaksanaan tugas, dan peningkatan kompetensi melalui berbagai kegiatan pelatihan dan seminar. Sekalipun demikian masih terdapat kelemahan-kelemahan yang memerlukan kegiatan pembinaan, khususnya berkenaan dengan peningkatan kreativitas dalam proses pembelajaran, untuk mewujudkan PAIKEM, CTL, dan model pembelajaran aktif lainnya, sehingga pencapaian kompetensi dasar oleh peserta didik benar-benar akurat dan bermakna sesuai dengan tuntutan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. 14

2. Kepengawasan Manajerial

a. Pembinaan

Pembinaan secara kelompok lewat KKKS sangat tergantung pada kegiatan lembaga tersebut, pengawas sifatnya ikut memanfaatkan kegiatan mereka. Intensitas dan frekuensi kegiatan pembinaan meliputi: 1 Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program kerja sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen 2 Mendampingi kepala sekolah melakukan evaluasi diri sekolah EDS dan merefleksi hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu pendidikan 3 Mengembangkan perpustakaan serta sumber-sumber belajar lainnya 4 Melakukan pendampingan kepada kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi sekolah supervisi manajerial, meliputi : a Pengelolaan sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah b Memberi bimbingan kepada kepala sekolah untuk melakukan refleksi hasil- hasil yang dicapainya.

b. Pemantauan

Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan standar PTK, standar sarana prasarana, standar PTK, standar pembiayaan, standar pengelolaan di sekolah dan memanfaatkan hasilnya untuk persiapan akreditasi sekolah. 1 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; sebagian besar pendidik telah memenuhi kualifikasi S1 sekalipun tidak seluruhnya sesuai dengan kualifikasi standar pendidik, tetapi dalam pemenuhan beban mengajar belum seluruhnya memenuhi ketentuan 24 jam per minggu, karena masih banyak sekolah yang kelebihan tenaga pengajar yang disebabkan oleh kebijakan sekolah untuk mengangkat tenaga honorer. 2 Standar Sarana dan Prasarana; secara umum setiap sekolah belum memenuhi standar sesuai dengan Permendiknas 242007. Dengan ditetapkannya program sekolah gratis, pengembangan prasarana melalui pemberdayaan partisipasi masyarakat tidak dapat dilaksanakan, sehingga sangat tergantung pada bantuan pemerintahpemerintah daerah yang jumlahnya sangat terbatas. 15 3 Standar Pengelolaan; sebagian besar sekolah belum dapat memenuhi standar pengelolaan pada setiap bidang sesuai ketentuan, yang disebabkan antara lain oleh kelemahan kepala sekolah dalam hal penguasaan sistem pengelolaan, ditambah pula oleh penurunan kualitas manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah MPMBS. Pengambilan keputusan di sekolah belum melibatkan dunia usaha industri, dan tokoh masyarakat. Lemah dalam membangun kerjasama kemitraan dengan lembaga lain. Kurangnya kepedulian pimpinan terhadap program kerja sekolah. Laporan keuangan kurang dapat diakses via internet a Pengelolaan Penerimaan Peserta Didik Baru PPDB Pelaksanaan PPDB telah dilaksanakan sesuai ketentuan dari Kemendiknas, Dinas Pendidikan Provisi, dan Dinas pendidikan Kabupaten. Daya tampung dalam satu rombongan belajar belum mengacu Standar Nasional Pendidikan dengan jumlah maksimal 28 peserta didikrombel, tetapi masih diperkenankan 40 peserta didikrombel. Pola seleksi baik untuk TK maupun SD sesuai dengan peraturan PPDB, yakni menggunakan seleksi usia dan domisili calon peserta didik. b Pengelolaan Administrasi Sekolah Kualitas administrasi terkait dengan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah pada umumnya masih perlu ditingkatkan agar memenuhi ketentuan yang berlaku. Administrasi kurikulum SD kurikulum sekolah, silabus, KKM, RPP, dan instrumen pendukung lainnya, pada sebagian besar sekolah belum memadai sehingga masih perlu pembinaan dan penyempurnaan secara efektif. Administrasi kurikulum TK kurikulum sekolah, program semester, RKM, RKH, dan instrumen pendukung lainnya masih sangat perlu dibina, sebagian besar TK belum mengimplementasikan Permendiknas 582009 tentang Standar Pendidikan Usia Dini yang memuat Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan STPP. Pelaksanaan pembelajaran masih mengacu pada Standar Kompetensi TKRA Tahun 2004. Admistrasi sarana dan prasarana, perlu lebih ditingkatkan, khususnya dalam hal pengelolaan barang-barang inventaris termasuk penataan, standar penggunaan, dan perawatannya. Administrasi kerjasama dan hubungan masyarakat; pada umumnya masih lemah dalam hal penataan dokumen yang meliputi agenda surat 16 masukkeluar, notulen kegiatan, rekaman kegiatan proposal, laporan foto- foto, dsb c Pengelolaan Linkungan Sekolah Secara umum pengelolaan lingkungan sekolah telah dilaksanakan sesuai sumber daya yang ada, tetapi masih ada beberapa sekolah yang masih perlu pembinaan, terutama dalam hal peningkatan komitmen stakeholder yang bertanggungjawab terhadap bidang tersebut. Masih banyak sekolah yang belum memiliki dokumen legalitas kepemilkan lahan, sehingga masih perlu upaya penyelesaian bersama instansi terkait. Kerjasama dengan Komite Sekolah dan masyarakat pada umumnya sudah terlaksana, tetapi masih perlu peningkatan baik frekuensi maupun intensitasnya. 4 Standar Pembiayaan; dengan adanya BOS sebenarnya cukup untuk membiayai kegiatan operasional, tetapi karena alokasi penggunaan dana dibatasi hanya kegiatan tertentu akibatnya kegiatan yang bersifat pengembangan oleh satuan pendidikan tidak bisa dibiayai, terpaksa banyak yang mniadakanmenghentikan kegiatan tersebut. Semestara sumbangan pengembangan dari orang tuawali siswa tdak diperbolehkan

c. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Penilaian terhadap kinerja Kepala Sekolah menggunakan instrumen yang mengacu pada Penilaian Kinerja Kepala Sekolah PKKS. Memperhatikan kinerja sekolah negeri, secara umum sudah cukup baik walaupun masih banyak yang belum mencapai standar yang diharapkan mengingat banyaknya beban permintaan data dari Dinas Pendidikan yang harus dilakukan dengan cepat. Meskipun demikian karena pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi program sebagai bagian dari usaha peningkatan mutu tidak pernah berakhir, maka peningkatan dalam berbagai standar pengawasan masih harus berlanjut. Berkaitan dengan persiapan penilaian kinerja kepala sekolah pada umumnya mereka telah memahami pedoman PK Kepala Sekolah, memahami pernyataan kompetensi dalam bentuk indikator kinerja, memahami penggunaan instrumen PK KS dan tata cara penilaian . Namun pada kenyataan kompetensinya perlu terus ditingkatkan. Kompetensi itu antara lain a kepribadian dan sosial. b kepemimpinan pembelajaran.c pengembangan sekolah, d manajemen sumber daya, e kewirausahaan, dan f Supervisi pembelajaran. 17

d. Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Kepala Sekolah

Program pembimbingan dan pelatihan professional kepala sekolah di KKKS telah dilaksanakan, meskipun tak seefektif saat ada program bermutu. Pembimbingan dan pelatihan professional kepala sekolah yang dilaksanakan diantaranya : menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan system informasi manajemen. Berdasarkan hasil evaluasi yang mengalami banyak kendala adalah melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelassekolah. Pembuatan karya tulis danatau karya ilmiah di bidang pendidikan formalpengawasan oleh pengawas amat minim. Demikian juga penerjemahanpenyaduran buku danatau karya ilmiah di bidang pendidikan formalpengawasan, serta pembuatan karya inovatif. 18 B. ANALISIS HASIL PENGAWASAN Nomor Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan Program Kegiatan Tahun 20132014 Target Yang Diharapkan Tahun 20142015 Hasil yang dicapai Keterangan 1. Standar Isi a. Rancangan pembelajaran masih sedikit yang mencantumkan metode demontrasi. b. Penyusunan dokumen pengembangan KTSP kurang mengacu Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dari sekolah di negara maju. c. Belum mengembangkan KTSP sendiri dengan mengacu panduan yang disusun BSNP. d. Pengembangan KTSP belum sesuai dengan prinsip-prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, belum menyeluruh dan berkesinambungan. e. Belum ada rancangan penilaian produk, proyek. f. Komposisi materi kurang relevan, konsisten, dan edukatif, dominan pada aspek pengetahuan. g. Materi dalam RPP kurang sesuai dengan perkembangan usia peserta didik, kurang mengembangkan karakter mulia, dan kurang memfasilitasi a. Rancangan pembelajaran mencantumkan metode demontrasi. b. Penyusunan dokumen pengembangan KTSP mengacu Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dari sekolah di negara maju. c. Sekolah mengembangkan KTSP sendiri dengan mengacu panduan yang disusun BSNP. d. Pengembangan KTSP sesuai dengan prinsip-prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, menyeluruh dan berkesinambungan. e. Ada rancangan penilaian produk, proyek. f. Komposisi materi relevan, konsisten, dan edukatif, dominan pada aspek pengetahuan. g. Materi dalam RPP sesuai dengan perkembangan usia peserta didik, mengembangkan karakter mulia, dan memfasilitasi penggunaan teknologi. a. 90 satuan pendidikan di Kabupaten Grobogan memiliki tim pengembang kurikulum. b. 90 kurikulum satuan pendidikan Berbasis Pendidikan Karakter 19 penggunaan teknologi. 2. Standar Proses a. Guru lemah dalam menetapkan materi ajar, menganalisis kompetensi yang akan diperoleh siswa, penerapan metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menarik. b. Guru dalam pembelajaran kurang menyampaikan cakupan materi. c. Dalam memperbaiki proses pembelajaran guru belum berkomunikasi dengan teman sejawat atau KKG untuk mempersiapkan PBM yang lebih baik, kurang memanfaatkan sumber belajar dari buku teks dan lembar kerja dari penerbit tertentu, majalahkoran, perpustakaanmuseum, dan frekuensi supervisi baru sekali dan setahun. a. Guru menetapkan materi ajar, menganalisis kompetensi yang akan diperoleh siswa, penerapan metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menarik. b. Guru dalam pembelajaran menyampaikan cakupan materi. c. Dalam memperbaiki proses pembelajaran guru berkomunikasi dengan teman sejawat atau KKG untuk mempersiapkan PBM yang lebih baik, kurang memanfaatkan sumber belajar dari buku teks dan lembar kerja dari penerbit tertentu, majalahkoran, perpustakaanmuseum, dan frekuensi supervisi baru sekali dan setahun. a. 100 sekolah telah memiliki 11 RPP yang dikembangkan berdasarkan silabus b. Pembelajaran Paikem belum berjalan secara maksimal 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Peningkatan kemampuan guru dalam melakukan penilaian sikap, perilaku, dan keterampilan belum dilakukan dengan bantuan sekolah lain. Peningkatan kemampuan guru dalam melakukan penilaian sikap, perilaku, dan keterampilan belum dilakukan dengan bantuan sekolah lain. Tenaga pendidik dan kependidikan memiliki kompetensi yang optimal 5. Standar Sarana Prasarana Melaksanakan pembimbingan dalam menginventarisasi aset daerah. Melaksanakan pembimbingan dalam menginventarisasi aset daerah. Setiap satuan pendidikan memiliki catatan nilai aset yang benar. 20 6. Standar Pengelolaan a. Pengambilan keputusan di sekolah belum melibatkan dunia usaha industri, dan tokoh masyarakat. b. Lemah dalam membangun kerjasama kemitraan dengan lembaga lain. c. Kurangnya kepedulian pimpinan terhadap program kerja sekolah. d. Laporan keuangan kurang dapat diakses via internet a. Pengambilan keputusan di sekolah melibatkan dunia usaha industri, dan tokoh masyarakat. b. Guru membangun kerjasama kemitraan dengan lembaga lain. c. Kepedulian pimpinan terhadap program kerja sekolah. d. Laporan keuangan dapat diakses via internet Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi pengelolaan sekolah 7. Standar Pembiayaan Transparansi pengelolaan dan penggunaan dana operasional sekolah Transparansi pengelolaan dan penggunaan dana operasional sekolah Setiap sekolah dapat mengelola dana operasional sekolah secara transparan dan akuntabel 8. Standar Penilaian a. Guru kurang mengembangkan prinsip edukatif, mendidik dan memotivasi peserta didik. b. Guru masih lemah dalam menetapkan indicator, menyusun kisi-kisi, menyusun instrumen, mengkaji SKKD, memilih jenis instrumen. c. Masih sedikit guru mencantumkan pedoman penskoran termasuk rubrik penilaian. d. Masih sedikit guru menilai karakter peserta didik melalui analisis kesamaanpola jawaban dalam jawaban ujian, pengamatan sikap dan perilaku. e. Tes praktik dan proyek belum diterapkan dalam penilaian psikomotor a. Guru kurang mengembangkan prinsip edukatif, mendidik dan memotivasi peserta didik. b. Guru masih lemah dalam menetapkan indicator, menyusun kisi-kisi, menyusun instrumen, mengkaji SKKD, memilih jenis instrumen. c. Masih sedikit guru mencantumkan pedoman penskoran termasuk rubrik penilaian. d. Masih sedikit guru menilai karakter peserta didik melalui analisis kesamaanpola jawaban dalam jawaban ujian, pengamatan sikap dan perilaku. e. Tes praktik dan proyek belum diterapkan dalam penilaian psikomotor. Terlaksananya workshop penyusunan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 21 C. TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN SEBAGAI ACUAN PENYUSUNAN PROGRAM Tindak lanjut dari analisis hasil pengawasan merupakan pemanfaatan hasil supervisi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program pengawasan pada tahun berikutnya. Berdasarkan hasil analisis pada bahasan sebelumnya, alternatif tindak lanjut yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pengawasan adalah sebagai berikut.

1. Pembinaan

a. Pembinaan langsung Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, misalnya perlu adanya perbaikan dengan segera dari hasil analisis pengawasan.

2. Pembinaan tidak langsung

Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membina kepala sekolah danatau guru untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai berikut. 1 Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan pembantu guru lainnya. 2 Menggunakan buku teks secara efektif. 3 Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka pelajari selama pelatihan profesionalinservice training. 4 Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki. 5 Menggunakan metodologi yang luwes fleksibel. 6 Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa. 7 Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran. 8 Mengelompokan siswa secara lebih efektif. 9 Mengevaluasi siswa dengan lebih akurattelitiseksama. 10 Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil. 11 Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas. 12 Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran. 13 Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan. 14 Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. 22

2. Pemantapan Instrumen Pengawasan