Standar Nasional Pendidikan KAJIAN PUSTAKA

kerja bisa dalam jangka menengah danjangka tahunan. Rencana kerja menengah biasanya empat tahun sekali dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan komite sekolah. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolahan sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Pelaksanaan rencana kerja mencakup komponen-komponen yaitu pedoman sekolah, struktur organisasi sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah, kegiatan bidang kesiswaan, kegiatan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, kegiatan bidang pendidik dan tenaga kependidikan, kegiatan bidang sarana prasarana, kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan, pengembangan budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan. Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak terkait. Perumusan pelaksanaan rencana kerja disesuaikan dengan visi dan misi sekolah tersebut. Pedoman pengelolaan sekolah meliputi: kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP, kalender pendidikan, struktur organisasi, pembagian tugas, tata tertib dan biaya operasional sekolah. Pedoman sekolah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional. Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan. Penyusunan program pengawasan ini didasarkan pada Standar Pendidikan Nasional kemudian disosialisasikan keseluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pengawasan melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada bupati atau walikota melalui dinas pendidikan kabupatenkota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah yang terkait. Sekolah juga melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah. Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik. Selain itu sekolah juga harus menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan pengelolaan sekolah dilakukan oleh komite sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan. Sedangkan supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007. Evaluasi dalam standar pengelolaan meliputi evaluasi diri terhadap kinerja sekolah, evaluasi dan pengembangan KTSP, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dan Akreditasi Sekolah Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007. Kepemimpinan sekolah yang dimaksudkan adalah kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Kepala dan wakil kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan satuan pendidikan Dalam aspek kepemimpinan sekolah, setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kriteria untuk menjadi seorang kepala sekolah berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala sekolah SMAMA minimal dibantu oleh tiga wakil kepala sekolah. Wakil kepala sekolah dipilih oleh dewan pendidik dan proses pengangkatan serta keputusannya dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah kepada institusi diatasnya. Kepala dan wakil sekolah memiliki kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan satuan pendidikan. Kepala sekolah menjabarkan visi kedalam misi target mutu, merumuskan tujuan yang akan dicapai menganalisis, membuat rencana kerja strategis, bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah. Selain itu kepala sekolah mampu memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik. Kepala sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dan komite sekolah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunikasi yang beragam dan memobilisasi sumber daya masyarakat. Kepala sekolah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya. Sistem informasi manajemen adalah fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel. Aspek yang di analisis standar pengelolaan meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen, pelaksanaan rencana kerja dan pengawasan evaluasi. Selain itu sekolah juga menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan. Pihak sekolah juga berkomunikasi antar warga sekolah dilingkungan sekolah dilaksanakan secara efisien dan efektif. Cara melakukan analisis pada aspek perencanaan program, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen adalah menganalisis kesesuaian antara kondisi ideal dan kondisi riil dari semua kriteria pada setiap komponen dari masing-masing aspek yang dianalisis. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan, pasal 1 ayat 9, mengemukakan standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan meliputi: perencanaan program sekolahmadrasah, pelaksanaan rencana kerja sekolah, monitoring dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Standar Pengelolaan Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan mutu layanan minimal. Pengelolaan pendidikan nasional secara khusus Standar Pengelolaan Pendidikan bertujuan untuk: a. Memberikan acuan bagi terwujudnya sistem perencanaan pendidikan pada tingkat Nasional, RegionalDaerah Propinsi, KabupatenKota serta pada tingkat satuan pendidikansekolah secara terkoordinasi dan terpadu untuk mampu mengantisipasi aspirasi-aspirasi peningkatan mutu pendidikan. b. Memberi kerangka acuan bagi pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian pendidikan sejalan dengan tuntutan peningkatan mutu dan standar pelayanan pendidikan pada semua bentuk, jenis dan jenjang pendidikan. c. Sebagai acuan dasar pengawasan dan penilaian pendidikan, yang relevan dan konsisten dengan sistem perencanaan, dan pelaksanaan program pendidikan pada tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten dan pada tingkat satuan pendidikan. d. Memberikan pedoman kepada seluruh warga bangsa khususnya yang berkiprah dalam pengelolaan pendidikan bagaimana merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memantau, mengawasi, mengendalikan dan menilai program pendidikan secara efisien, efektif, baik dan benar. e. Menciptakan terwujudnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan amanah pendidikan bagi semua rakyat baik secara vertikal maupun horizontal antara seluruh unsur kelembagaan yang bertugas, berwewenang dan bertanggung jawab dalam pendidikan mulai dari tingkat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah KabupatenKota dan Satuan Pendidikan dalam Pengelolaan Pendidikan baik pada tingkat nasional, daerah, lokal dan individual. Tabel 2.1. Indikator Keberhasilan Standar Pengelolaan KOMPONEN ASPEK INDIKATOR Rencana Kerja Sekolah Visi sekolah Memiliki perumusan dan penetapan visi sekolah yang mudah dipahami. Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. Misi sekolah Memiliki perumusan dan penetapan misi sekolah yang mudah dipahami serta sering disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. Tujuan sekolah Memiliki perumusan dan penetapan tujuan sekolah 4 tahun dan 1 tahun yang mudah dipahami serta sering disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan Berisi sesuai dengan aspek-aspek SNP. Rencana kerja sekolah Memiliki rencana kerja jangka menengah empat tahunan Memiliki rencana kerja satu tahun dengan sistematika sesuai pedoman Sosialisasi oleh pemimpin sekolah Isi keseluruhan RKAS atau rencana kerja jangka pendekrencana kerja satu tahun berdasarkan aspek-aspek SNP Perencanaan kegiatan bidang kesiswaan. Perencanaan kegiatan bidang pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Perencanaan kegiatan bidang pengelolaan pendayagunaan pendidik KOMPONEN ASPEK INDIKATOR dan tenaga kependidikan. Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan prasarana pembelajaran. Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan pendidikan. Perencanaan penciptaan suasana, iklim dan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Perencanaan melibatkan masyarakat pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan. Perencanaan pengawasan Perencanaan kegiatan evaluasi diri. Perencanaan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan Perencanaan kegiatan persiapan bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah oleh BAS Pelaksanaan Rencana Kerja Sekolah Pedoman pengelolaan sekolah Memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis; Mudah dipahami oleh pihak- pihak terkait. Struktur organisasi sekolah Memiliki struktur organisasi dengan uraian tugas yang jelas dari masing- masing anggota organisasi. Pelaksanaan kegiatan sekolah Pelaksanaan kegiatan sekolah sesuai dengan rencana kerja tahunan. Bidang kesiswaan Pelaksanaan kegiatan bidang kesiswaan. Bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran Pelaksanaan bidang pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Bidang pendidik dan Pelaksanaan kegiatan bidang KOMPONEN ASPEK INDIKATOR tenaga kependidikan pengelolaan pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan Bidang sarana dan prasarana Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan prasarana pembelajaran. Bidang keuangan dan pembiayaan Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan pendidikan. Budaya dan lingkungan Penciptaan suasana, iklim dan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah Keterlibatan masyarakat pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan. Pengawasan dan Evaluasi Program pengawasan Memiliki program pengawasan dan sosialisasi Pelaksanaan pengawasan Isisasaran kepengawasan Evaluasi diri Pelaksanaan kegiatan evaluasi diri. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan Pelaksanaan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. Akreditasi sekolah Pelaksanaan persiapan bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah oleh BAS Kepemimpinan Sekolah Kepemimpinan kepala dan wakil kepala sekolah Memiliki struktur kepemimpinan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu seorang kepala sekolah dan 1 satu atau lebih wakil kepala sekolah. Sistem Infor- masi manajemen sekolah Pengelolaan informasi manajemen sekolah Memiliki sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan. Sumber: Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan 4. Standar Pembiayaan Persyaratan minimal tentang biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia dan modal kerja tetap. Persyaratan minimal tentang biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan dan persyaratan minimal tentang biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidik habis pakai dan biaya operasi pendidikan tidak langsung berupa daya, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya. 5. Standar Isi Mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu yang berisi tentang kerangka dasar, struktur kurikulum beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikanakademik. 6. Standar Proses Standar ini pada kurikulum 2013 mengalami perubahan, standar ini mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran agar terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Perubahan kurikulum 2013 ini menekankan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific atau pengamatan dan mendorong anak berpikir kreatif, inovatif, afektif, produktif. 7. Standar Kompetensi Lulusan Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar ini mengalami perubahan dalam kurikulum 2013 yaitu adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. 8. Standar Penilaian Pendidikan Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan, lulus ujian sekolahmadrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan lulus Ujian Nasional. Penilaian berbasis kompetensi. Standar ini mengalami pergeseran dalam kurikulum 2013 yaitu penilain melalui tes mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja, menuju penilaian oten-tik mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil, memperkuat PAP Penilaian Acuan Patokan yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal maksimal, penilaian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar, tapi juga kompetensi inti Standar Kompetensi Lulusan. Perubahan yang lain adalah penilaian dengan menggunakan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian evaluasi standar pendidikan yang diterapkan di sistem pendidikan juga pernah dilakukan oleh Kristin Nugraheni. Pada tahun 2010 peneliti mengevaluasi ketercapaian Standar Pengelolaan di seluruh SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman. Selain itu penelitian evaluasi juga pernah dilakukan oleh Drs. Jahidin, M.Pd dan Ida Waluyati dengan judul penelitiannya yaitu Evaluasi Program Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMPMTS di Kota Bima. Namun dalam penelitian ini Drs. Jahidin, M.Pd. Tidak melakukan penelitian melainkan laporan hasil evaluasi program kerja sekolah. Kedua penelitian dan laporan hasil evaluasi akan dijabarkan sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Kristin Nugraheni 2010, dengan judul Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti seluruh sekolah negeri dan swasta yang ada di Kabupaten Sleman. Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Sleman itu sendiri adalah sejumlah 47 sekolah negeri dan swasta. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam: 1. Perencanaan program kerja dari 47 responden sebanyak 45 95, 8 responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam menerapkan perencanaan program kerja dan dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara 2 responden 4,24 sekolah belum sesuai dalam menerapkan perencanaan program kerja. Ini di akibatkan oleh beberapa indikator dalam perencanaan program kerja yang belum diterapkan, seperti belum tercantumnya visi dan misi sekolah. 2. Pelaksanaan rencana kerja dari 47 responden sebanyak 39 82,98 sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam menerapkan pelaksanaan rencana kerja dan dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara sebanyak 8 17,02 responden atau sekolah dinyatakan belum sesuai dalam menerapkan pelaksanaan rencana kerja. Hal ini di akibatkan oleh beberapa indikator dalam pelaksanaan rencana kerja yang belum diterapkan, seperti pedoman struktur organisasi sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana. 3. Pengawasan dan evaluasi dari 47 responden sebanyak 39 82,98 sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam menerapkan pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dan dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara sebanyak 8 17,02 responden atau sekolah dinyatakan belum sesuai dalam menerapkan pelaksanaan rencana kerja. Hal ini di akibatkan oleh beberapa indikator dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi yang belum diterapkan, seperti program pengawasan, program evaluasi diri serta evaluasi dan pengembangan KTSP 4. Sistem informasi manajemen dari 47 responden sebanyak 29 61,7 sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang memiliki kriteria kurang baik dan buruk. Hal ini dikarenakan oleh beberapa indikator dalam sistem informasi manajemen yang belum diterapkan, seperti pengelolaan sistem informasi manajemen, fasilitas sistem informasi serta pelayanan informasi sekolah yang masih sangat kurang 5. Kepemimpinan sekolah dari 47 responden sebanyak 45 95,74 sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam menerapkan pelaksanaan kepemimpinan sekolah dan dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara sebanyak 2 4,26 responden atau sekolah dinyatakan belum sesuai dalam menerapkan pelaksanaan kepemimpinan sekolah. 6. Sistem pendidikan nasional dari 47 responden sebanyak 43 91,49 sekolah atau responden tergolong sebagai sekolah yang memiliki kriteria baik dan sangat baik karena sudah sesuai dalam menerapkan sistem pendidikan nasional. Sementara sebanyak 4 8,51 responden belum sesuai. Hal ini dikarenakan beberapa indikator yang belum sesuai dengan standar sistem pendidikan nasional seperti pencapaian sistem pendidikan nasional, kesesuaian dengan tujuan pendidikan serta pengambilan keputusan di dalam sistem pendidikan. Sedangkan penelitian kedua dari yang merupakan laporan hasil evaluasi dengan judul Laporan Evaluasi Program Kerja Sekolah di SLB Muhammadiyah Banjarsari Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 20102011. Dalam penelitian ini Drs. Jahidin, M.Pd mengevaluasi program tahunan sekolah dan kemudian merekomendasikan dan menginformasikan kepada sekolah program-program mana yang harus tetap dijalankan dan program apa yang seharusnya diperbaiki atau dihilangkan. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa kendala yang nampak untuk peningkatan dan penyempurnaan pelaksanaan program adalah faktor keuangan yang masih minim dan sarana prasarana yang masih kurang. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Ida Waluyati, hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian antara pelaksanaan program pembelajaran IPS SMPMTs di Kota Bima dengan standar proses pendidikan adalah sebagai berikut: 1 Perencanaan pembelajaran berada pada kategori baik sesuai, 2 Proses pembelajaran berada pada kategori cukup baik cukup sesuai, 3 Penilaian hasil belajar serta tindak lanjut hasil penilaian berada pada kategori baik sesuai, 4 dan hasil belajar kognitif IPS siswa berada pada kategori baik sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimal belajar.

F. Kerangka Berpikir dan Pertanyaan Penelitian

Evaluator yang baik adalah evaluator yang mampu melaksanakan evaluasi yang di dukung oleh teori dan ketrampilan praktik, selain itu juga harus objektif dan cermat. Mengevaluasi suatu program diperlukan juga kesabaran, ketekunan dan selalu hati-hati dan bertanggung jawab atas hasil penelitian. Ini semua diperlukan oleh evaluator agar hasil dari evaluasi benar-bemar maksimal. Pengelolaan pendidikan yang ada di SMA Bruderan Purworejo menunjukkan masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya minat warga sekitar untuk menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah ini, selain kekurangan murid SMA Bruderan juga masih kurang dalam hal sarana dan prasarana. Kecenderungan ini tentunya akan memengaruhi kinerja tenaga pendidik, anak didik dan kemajuan sekolah itu sendiri karena apabila dibiarkan akan sangat mungkin sekolah swasta terbaik di Kabupaten Purworejo ini akan gulung tikar. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan evaluasi: Apakah perencanaan program kerja, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan, sistem informasi manajemen pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Kabupaten Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan? Peneliti tidak dapat memberikan hipotesis karena penelitian ini merupakan fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Adapun pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan perencanaan program kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan? 2. Apakah penerapan pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?