Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

Tahap Komponen Kriteria 6. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Kepemimpinan Sekolah 1. Memiliki struktur kepemimpinan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu seorang kepala sekolah dan 1 satu atau lebih wakil kepala sekolah. Sistem Informasi Manajemen 1. Memiliki sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan Transactions Pedoman Sekolah 1. Rumusan pedoman mempertimbangkan visi, misi, tujuan sekolah 2. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan masyarakat. 3. berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional. 4. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan. Struktur Organisasi Sekolah 1. Struktur organisasi sekolah berisi tentang sistem penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan transparan. 2. Semua pimpinan, pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan dan administrasi sekolah. 3. memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan tanggungjawab yang jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara optimal; Tahap Komponen Kriteria 4. dievaluasi secara berkala untuk melihat efektifitas mekanisme kerja pengelolaan sekolah 5. diputuskan kepala sekolah dengan mempertimbangkan pendapat dari komite sekolah Pelaksanaan Kegiatan Sekolah 1. dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan 2. dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang ada 3. Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan pendidik dan komite sekolah. 4. Kepala sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang nonakademik pada rapat komite sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya. Bidang Kesiswaan 1. Sekolah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta didik yang meliputi: a. Kriteria calon peserta didik: 1 berasal dari anggota masyarakat yang telah lulus dari SMPMTs, Paket B atau satuan pendidikan lainnya yang sederajat b. Penerimaan peserta didik dilakukan: 1 secara obyektif, transparandan akuntabel sebagaimana tertuang dalam aturan sekolah 2 tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender, agama, etnis, status sosial, Tahap Komponen Kriteria kemampuan ekonomi 3 berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMA 4 sesuai dengan daya tampung sekolah c. Orientasi peserta didik baru yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru d. memberikan layanan konseling kepada peserta didik e. melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik f. melakukan pembinaan prestasi unggulan dan pelacakan terhadap alumni. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran 1. Sekolah menyusun KTSP. 2. Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi dan peraturan pelaksanaannya. 3. KTSP dikembangkan sesuai kondisi sekolah, potensikarakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan siswa 4. Kepala Sekolah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP. 5. Wakil Kepala dan wakil kepala bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP. 6. Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Panduan Penyusunan KTSP. 7. Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru KKG, Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan LPMP atau Perguruan Tinggi. 8. Penyusunan KTSP dikoordinasi, disupervisi, Tahap Komponen Kriteria difasilitas Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan Agama PA dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Wilayah Departemen Agama. a. Kalender Pendidikan 1 Sekolah menyusun kalender pendidikanakademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler dan hari libur. 2 Penyusunan kalender pendidikan: a didasarkan pada Standar Isi b berisi pelaksanaan aktivitas sekolah selama satu tahun, dirinci secara semesteran, bulanan dan mingguan c diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah 3 Sekolah menyusun jadwal penyusunan KTSP. 4 Sekolah menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada semester gasal dan semester genap b. Program Pembelajaran 1 Sekolah menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dan program pendidikan tambahan yang dipilihnya 2 Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Proses dan Standar Penilaian. 3 Mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan: a model kegiatan pembelajaran yang Tahap Komponen Kriteria mengacu pada Standar Proses b melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis c tujuan agar siswa mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir, melaksanakan aktivitas intelektual berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, memprediksi d pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar dilakukan sungguh-sungguh, mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru. 4 Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu: a meningkat rasa ingin tahunya b mencapai keberhasilan belajar secara konsisten sesuai tujuan pendidikan c memahami perkembangan pengetahuan kemampuan mencari sumber informasi d mengolah informasi ke pengetahuan; e menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah f mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain g mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar 5 Kepsek bertanggungjawab terhadap kegiatan pembelajaran sesuai peraturan yang ditetapkan Pemerintah 6 Wakil kepala bidang kurikulum Tahap Komponen Kriteria bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran 7 Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mapel yang diampunya dengan: a merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir b menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran c menggunakan fasilitas, peralatan, alat bantu yang tersedia secara efektif dan efisien d memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan siswa, pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan khusus bagi siswa dari yang mampu belajar dengan cepat sampai yang lambat e memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil-hasil penelitian dan penerapannya; f mengarah ke pendekatan kompetensi yang dapat menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja tinggi, memahami belajar seumur hidup, berpikir logis dalam menyelesaikan masalah c. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik 1 Sekolah menyusun program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab berkesinambungan 2 Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada Standar Penilaian Pendidikan Tahap Komponen Kriteria 3 Sekolah menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan dan dokumentasi 4 Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan kepada guru 5 Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara periodik, berdasarkan data kegagalankendala pelaksanaan program termasuk temuan penguji eksternal dalam rangka mendapatkan rencana penilaian yang lebih adil dan bertanggung jawab 6 Sekolah menetapkan prosedur yang mengatur transparansi sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal berkelanjutan. 7 Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telah dinilai. 8 Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar 9 Penilaian meliputi semua kompetensi dan materi yang diajarkan 10 Metode penilaian disiapkandigunakan terencana untuk tujuan diagnostik, formatif sumatif, sesuai metodestrategi pembelajaran yang digunakan. 11 Sekolah menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar sesuai Standar Penilaian Pendidikan Tahap Komponen Kriteria 12 Kemajuan yang dicapai siswa dipantau, didokumentasikan secara sistematis, digunakan sebagai balikan pada peserta didik untuk perbaikan secara berkala 13 Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti kesahihan, keandalan dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan metode penilaian 14 Sekolah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik, komite sekolah dan institusi di atasnya. d. Peraturan Akademik 1 Sekolah menyusun dan menetapkan Peraturan Akademik. 2 Peraturan Akademik berisi: a persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari guru b ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas dan kelulusan c ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensi dan buku perpustakaan d ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor. e Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1. Sekolah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan 2. Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan: Tahap Komponen Kriteria a. disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan b. dikembangkan sesuai kondisi sekolah, termasuk pembagian tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan, pengembangan profesi bagi pendidik tenaga kependidikan dan menerapkannya secara profesional, adil dan terbuka. 3. Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara sekolah. 4. Sekolah perlu mendukung upaya: a. promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasar asas kemanfaatan, kepatutan dan profesionalisme b. pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan diidentifikasi secara sistematis sesuai aspirasi individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah c. penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan baik jumlah maupun kualifikasinya dengan menetapkan prioritas d. mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain didasarkan pada analisis jabatan, diikuti orientasi tugas pimpinan tertinggi sekolah yang dilakukan setelah empat tahun, bisa diperpanjang berdasar alasan yang dipertanggungjawabkan, untuk tenaga kependidikan tambahan tidak ada mutasi. 5. Sekolah mendayagunakan: a. kepala sekolah melaksanakan tugas dan Tahap Komponen Kriteria tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah b. wakil kepala bidang kurikulum melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola bidang kurikulum c. wakil kepala bidang sarana prasarana melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepsek dalam mengelola sarana prasarana d. wakil kepala bidang kesiswaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola peserta didik e. guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, melatih peserta didik menjadi manusia berkualitas, mampu mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum f. konselor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik g. pelatihinstruktur melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kegiatan pelatihan h. tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan i. tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di Tahap Komponen Kriteria laboratorium j. teknisi sumber belajar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran k. tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam pelayanan administratif l. tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan. Bidang Sarana dan Prasarana 1. Sekolah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana 2. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana dalam hal: a. merencanakan, memenuhi, mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan b. mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap mendukung proses pendidikan; c. melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah d. menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas sesuai tujuan pendidikan, kurikulum masing-masing tingkat; e. pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan f. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik Tahap Komponen Kriteria 3. Pengelolaan sarana prasarana sekolah: a. direncanakan secara sistematis, selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu Standar Sarana dan Prasarana b. dituangkan dalam rencana pokok master plan yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangannya 4. Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu: a. menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya b. merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik c. membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja d. melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, internal maupun eksternal e. menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah lain baik negeri maupun swasta 5. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan. 6. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik dan mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana. Bidang Keuangan dan Pembiayaan 1. Sekolah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan Tahap Komponen Kriteria 2. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah mengatur : a. sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola b. penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi dan operasional c. kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya d. pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, dilaporkan kepada komite sekolah serta institusi di atasnya 3. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah diputuskan komite sekolah dan ditetapkan kepsek, mendapat persetujuan dari institusi di atasnya. 4. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel. Budaya dan Lingkungan Sekolah 1. Sekolah menciptakan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan. 2. Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan 3. berisi prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan penting minimum yang akan dilaksanakan 4. memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang, serta penjelasannya 5. diputuskan kepsek dalam rapat dewan Tahap Komponen Kriteria pendidik. 6. Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib 7. tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan 8. petunjuk, peringatan dan larangan dalam berperilaku di Sekolah, pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib. 9. Tata tertib sekolah ditetapkan kepala sekolah melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite sekolah dan peserta didik. 10. Sekolah menetapkan kode etik warga sekolah yang memuat norma tentang: a. hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah dan hubungan antara warga sekolah dengan masyarakat b. sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan sangsi bagi yang melanggar 11. Kode etik sekolah ditanamkan kepada seluruh warga sekolah untuk menegakkan etika sekolah 12. Sekolah memiliki program yang jelas untuk meningkatkan kesadaran beretika bagi semua warga sekolahnya. Outputs Program pengawasan 1. Memiliki program pengawasan dan sosialisasi 2. Pelaksanaan pengawasan 3. Isisasaran kepengawasan Evaluasi diri Pelaksanaan kegiatan evaluasi diri. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan Pelaksanaan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan Tahap Komponen Kriteria tenaga kependidikan Akreditasi sekolah Pelaksanaan persiapan bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah oleh BAS Sumber: Peraturan Pemerintah tentang Standar Pengelolaan No 19 Tahun 2007

G. Validasi Data

Untuk memvalidasi data peneliti akan menggunakan triangulasi data, triangulasi merupakan salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong, 2006:331. Agar temuan dan interpretasi yang diperoleh itu benar tentang data yang diberikan oleh responden terkait dengan penelitian ini yang akan melakukan penelitian di SMA Bruderan Purworejo. Untuk itu peneliti akan melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan cara mengkonfirmasikan hasil analisis data dengan sumber data. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan pengukuhan akan kredibilitas temuan penelitian. Secara lebih detail, yang dimaksud dengan triangulasi dengan sumber data adalah membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan: 1 membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, 2 membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang di katakan secara pribadi, 3 membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, 4 membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pandapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada dan orang pemerintahan, 5 membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Untuk memperoleh data yang valid hasil dari perbandingan antara wawancara dan studi dokumen diharapkan memiliki kesamaan. Moleong 2006:330. Triangulasi sumber data juga memberi kesempatan untuk dilakukannya hal-hal sebagai berikut: 1 penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden, 2 mengoreksi kekeliruan oleh sumber data, 3 menyediakan tambahan informasi secara sukarela, 4 memasukkan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data, 5 menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan Moleong 2006:335-336 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Penelitian

1. Temuan Lapangan SMA Bruderan Purworejo SMA Bruderan terletak di tengah-tengah kota yang sangat strategis, mudah dijangkau dari berbagai arah. Lingkungan yang tenang, jauh dari pusat keramaian dan perbelanjaan namun berdekatan dengan Biara Bruder Karitas, Biara Suster PBHK, SMP Bruderan, Gereja Katolik dan Universitas Muhamamadiyah, menjadikan SMA Bruderan Purworejo sebagai tempat belajar yang nyaman. SMA Bruderan juga didukung dengan tanaman- tanaman pelindung dan tanaman hias yang mengelilinggi gedung sekolah dan menambah suasana segar dan nyaman untuk belajar. SMA Bruderan merupakan salah satu karya dari tarekat Bruder Karitas di bawah Yayasan Pius. Karya yang memberi tempat kepada anak muda untuk mengembangkan diri dalam bidang intelektual dan kemanusiaan. SMA Bruderan dulunya bernama SPG Bruderan, SPG Bruderan berdiri pada tahun 1952 yang pada saat itu masih bernama SGA. Pada tanggal 4 Juli 1988, SPG Bruderan beralih fungsi menjadi SMA Bruderan. Jatuhnya pilihan pada alih fungsi menjadi SMA Bruderan didasari atas berbagai pertimbangan, antara lain: misi Yayasan dan Keuskupan Purwokerto untuk mendidik calon guru masih dapat dilanjutkan walaupun secara tidak langsung. SMA adalah sekolah umum sehingga masih terbuka lebar anak-anak untuk menentukan pilihan untuk masa depannya. Dengan arahan, motivasi dan dorongan dari para guru diharapkan lulusan SMA Bruderan Purworejo banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi pada Fakultas Keguruan. Alasan lain adalah pada saat itu untuk menjadi Sekolah Kejuruan baik sarana maupun tenaga masih jauh dari mencukupi, untuk itu SPG Bruderan memutuskan untuk beralih menjadi SMA dan bukan SMK. SMA Bruderan menerima siswa tanpa membeda-bedakan asal-usul, sekolah selalu terbuka bagi siapa saja untuk mengembangkan diri. Sekolah- sekolah Bruderan Karitas mempunyai tujuan yakni ingin memperbaiki kualitas kehidupan dengan perhatian terhadap keseluruhan pembinaan kaum muda sesuai semangat Bruder Karitas. Bruderan Purworejo adalah sekolah Katolik yang menjadi agen perubahan di Kabupaten Purworejo. SMA Bruderan Purworejo ini tidak hanya berkutat pada persoalan akademis semata, tetapi mencari cara bagaimana membentuk siswa yang unggul intelektual dan bermoral. Sebagai suatu lembaga pendidikan yang tugas pokoknya menyelenggarakan proses pembelajaran, SMA Bruderan Purworejo selalu berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Tahun ajaran 20072008 SMA Bruderan Purworejo menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP secara serentak untuk kelas X, XI dan XII. Selanjutnya tahun ajaran 20092010 menapak jenjang status di atasnya yaitu memulai dengan rintisan sekolah kategori mandiri RSKM lebih menyempurnakan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Salah satu sekolah swasta di Kabupaten Purworejo ini berlokasi di Jalan.KH.Wahid Hasyim No. 6 Purworejo. SMA Bruderan memiliki luas tanah 20.820 m² dengan luas bangunan 4.625 m² dan luas halaman 720 m². Saat ini SMA Bruderan Purworejo terakreditasi A dan memiliki 317 siswa serta 33 tenaga pengajar. 2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Bruderan Purworejo a. Visi Membentuk manusia Pancasilais sejati yang cerdas, terampil dan siap mengamalkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dengan bertumpu pada kedisiplinan yang dijiwai semangat cinta kasih. b. Misi 1 Membiasakan hidup yang dijiwai nilai-nilai luhur pancasila. 2 Menumbuhkembangkan pelayanan pendidikan secara demokratis. 3 Menciptakan kondisi yang mendorong perkembangan peserta didik menjadi manusia cerdas. 4 Memberi pelayanan untuk perkembangan bakat dan ketrampilan secara maksimal. 5 Membiasakan hidup disiplin dalam semangat cinta kasih.