Evaluasi penerapan standar pengelolaan pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo.

(1)

ABSTRAK

EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO

Agustina Handayani

Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian antara standar pengelolaan yang meliputi: (1) perencanaan program kerja sekolah; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah; (3) pengawasan dan evaluasi; (4) kepemimpinan sekolah; dan (5) sistem informasi manajemen sekolah dengan fakta yang ada di SMA Bruderan Purworejo.

Penelitian dilakukan di SMA Bruderan Purworejo dengan responden kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala bidang hubungan masyarakat, wakil kepala bidang keuangan dan pembiayaan dan wakil kepala bidang sarana dan prasarana. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Model riset evaluasi yang digunakan yaitu Stake’s Countenance Model yang dikembangkan oleh Robert E. Stake. Evaluasi model ini terdiri dari tiga tahapan/ fase yaitu; masukan (antecedents), proses (transactions), dan hasil (outcomes). Data dianalisis dengan membandingkan antara kriteria dengan fakta untuk masing-masing fase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penerapan perencanaan program kerja di SMA Bruderan sangat baik dan seluruh indikator sudah diterapkan di SMA Bruderan Purworejo; (2) penerapan pelaksanaan rencana kerja di SMA Bruderan Purworejo baik, terindikasi dengan adanya pedoman rencana kerja, sistem penyelenggaraan administrasi yang transparan dan tertulis, sarana dan prasarana yang memadai dan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan; (3) penerapan pengawasan dan evaluasi sesuai standar pengelolaan, diantaranya terindikasi dengan adanya program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi KTSP, program akreditasi sekolah; (4) penerapan kepemimpinan sekolah untuk kualifikasi khusus dan umum telah memenuhi Standar Kepala Sekolah. Segi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah masih kurang dalam menciptakan iklim kewirausahaan; (5) penerapan sistem informasi manajemen di SMA Bruderan Purworejo belum memiliki fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses oleh seluruh warga sekolah.


(2)

ABSTRACT

THE EVALUATION OI MANAGEMENT STANDARD ON EDUCATIONAL SYSTEM IN SENIOR HIGH SCHOOL BRUDERAN

PURWOREJO

Agustina Handayani

Sanata Dharma University

2013

The research aims to analyze the appropriateness of the application between management standard which consists of; (1) the plan of school working program; (2) the implementation of school working plan; (3) school supervision and evaluatin; (4) school leadership; (5) information system of school management and the fact in Bruderan High School Purworejo.

The research carried in Bruderan High School Purworejo and the respondents consisted of the principal, vice principal of curriculum, vice principal of students affair, vice principal of public relations, vice principal of finance and financing, vice principal of facilities and infrastructure. The technique of data collection was conducted by using interview, observation and documentation. The research is an evaluation research by using qualitative approach. The evaluation research used Stake’s Countenance Model develop by Robert E. Stake. The evaluation research model consists of three stages namely; input (antecedents), processes (transactions) and result (outcomes). Data were analyzed by comparing the criteria with the facts for each phase.

The result of the research: (1) the application of planning of school working program has been running very well, all the indicators are applied in Bruderan High School Purworejo; (2) the application of the implementation of school working plan in high school goes well, the school has working plan guidelines, system of administration is transparent and written, facilities and infrastructure are adequate and compliance as it is planned; (3) the implementation of monitoring and evaluation are accordance with the standards of management, such as indicated by the monitoring program, self-evaluation, evaluation of KTSP, school accreditation program; (4) the application of school leadership for special and general qualifications meet the Standards for School management. Principal terms of entrepreneurial competencies are lacking in creating a climate of entrepreneurship; (5) Senior High School Bruderan Purworejo hasn’t got the application of management information systems which can be accessed efficiently, effectively, and easily by the entire school community.


(3)

i

EVALUASI PENERAPAN STANDAR

PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SMA

BRUDERAN PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Agustina Handayani NIM: 091324003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

o Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria pemberi semangat dan jalan

o Almarhum Bapakku yang tercinta, BP. Robertus Sutiman semoga Bapak bangga aku telah lulus. o Ibuku tercinta CH Suratmi tetap semangat bu, aku

akan membahagiakan ibu.

o Yohanes Purwanto, Yuliana Purwanti, Chatarina Tri Hapsari dan Agustinus Widodo

o Keluarga Besar Pendidikan Ekonomi 2009 o Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(7)

v

MOTTO

Ketika seseorang tidak menghargai kesulitan maka ia juga tidak akan menghargai kebahagiaan

Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang

boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini )

“I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of control and at times hard to handle. But if you can't handle me at my worst, then you sure as hell don't deserve me at my best.” Marilyn Monroe

"Distance is not for the fearful, it is for the bold. It's for those who are willing to spend a lot of time alone in exchange for a little time with the one they love. It's for those knowing a good thing when they see it, even if they

don't see it nearly enough..."

“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore.


(8)

PERI{YATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Oktober 2013

Agustina Handayani


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:

Nama : Agustina Handayani

Nomor Mahasiswa : 091324003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang bedudul :

EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO

Dangan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikarmya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal 25 Oktober 2013

Yang menyatakan / \ t - t a

lryw

Agustina Handayani


(10)

viii

ABSTRAK

EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO

Agustina Handayani Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian antara standar pengelolaan yang meliputi: (1) perencanaan program kerja sekolah; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah; (3) pengawasan dan evaluasi; (4) kepemimpinan sekolah; dan (5) sistem informasi manajemen sekolah dengan fakta yang ada di SMA Bruderan Purworejo.

Penelitian dilakukan di SMA Bruderan Purworejo dengan responden kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala bidang hubungan masyarakat, wakil kepala bidang keuangan dan pembiayaan dan wakil kepala bidang sarana dan prasarana. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Model riset evaluasi yang digunakan yaitu Stake’s

Countenance Model yang dikembangkan oleh Robert E. Stake. Evaluasi model ini terdiri dari tiga tahapan/ fase yaitu; masukan (antecedents), proses (transactions), dan hasil (outcomes). Data dianalisis dengan membandingkan antara kriteria dengan fakta untuk masing-masing fase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penerapan perencanaan program kerja di SMA Bruderan sangat baik dan seluruh indikator sudah diterapkan di SMA Bruderan Purworejo; (2) penerapan pelaksanaan rencana kerja di SMA Bruderan Purworejo baik, terindikasi dengan adanya pedoman rencana kerja, sistem penyelenggaraan administrasi yang transparan dan tertulis, sarana dan prasarana yang memadai dan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan; (3) penerapan pengawasan dan evaluasi sesuai standar pengelolaan, diantaranya terindikasi dengan adanya program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi KTSP, program akreditasi sekolah; (4) penerapan kepemimpinan sekolah untuk kualifikasi khusus dan umum telah memenuhi Standar Kepala Sekolah. Segi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah masih kurang dalam menciptakan iklim kewirausahaan; (5) penerapan sistem informasi manajemen di SMA Bruderan Purworejo belum memiliki fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses oleh seluruh warga sekolah.


(11)

ix

ABSTRACT

THE EVALUATION OF MANAGEMENT STANDARD ON EDUCATIONAL SYSTEM IN SENIOR HIGH SCHOOL BRUDERAN

PURWOREJO Agustina Handayani Sanata Dharma University

2013

The research aims to analyze the appropriateness of the application between management standard which consists of; (1) the plan of school working program; (2) the implementation of school working plan; (3) school supervision and evaluatin; (4) school leadership; (5) information system of school management and the fact in Bruderan High School Purworejo.

The research carried in Bruderan High School Purworejo and the respondents consisted of the principal, vice principal of curriculum, vice principal of students affair, vice principal of public relations, vice principal of finance and financing, vice principal of facilities and infrastructure. The technique of data collection was conducted by using interview, observation and documentation. The research is an evaluation research by using qualitative approach. The evaluation research used Stake’s Countenance Model develop by Robert E. Stake. The evaluation research model consists of three stages namely; input (antecedents), processes (transactions) and result (outcomes). Data were analyzed by comparing the criteria with the facts for each phase.

The result of the research: (1) the application of planning of school working program has been running very well, all the indicators are applied in Bruderan High School Purworejo; (2) the application of the implementation of school working plan in high school goes well, the school has working plan guidelines, system of administration is transparent and written, facilities and infrastructure are adequate and compliance as it is planned; (3) the implementation of monitoring and evaluation are accordance with the standards of management, such as indicated by the monitoring program, self-evaluation, evaluation of KTSP, school accreditation program; (4) the application of school leadership for special and general qualifications meet the Standards for School management. Principal terms of entrepreneurial competencies are lacking in creating a climate of entrepreneurship; (5) Senior High School Bruderan Purworejo hasn’t got the application of management information systems which can be accessed efficiently, effectively, and easily by the entire school community.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bimbingan, bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak.oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. Rektor Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Rohandi Ph. D selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma 4. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi

Pendidikan Ekonomi

5. Ibu Natalina Premastuti B. S.Pd., MPd selaku Dosen Pembimbing I, atas segala bimbingan, kepercayaan, kebaikan dan pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini

6. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono M.S. selaku Dosen Pembimbing II, atas bimbingan dan pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini.

7. Bapak Y.M.V Mudayen S.Pd., MSc selaku dosen Pendidikan Ekonomi yang telah memberi wejangan-wejangan.

8. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma


(13)

xi

9. Mbak Titin dan Mbak Aris yang telah membantu administrasi dan segala sesuatu dengan sabar.

10. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si atas bimbingan dalam penulisan abstrak penulis.

11. Bapak Kepala Sekolah SMA Bruderan, Bapak Sutasmadi, Bruder Albert, Ibu Gien, Bapak Pangarso, Ibu Melania dan seluruh guru SMA Bruderan yang telah memberikan ijin kepada saya untuk penelitian di SMA Bruderan tercinta.

12. Almarhum Bapak tercinta Bapak Robertus Soetiman semoga Bapak bangga disana. Terima kasih atas kasih sayang selama Bapak hidup

sampai akhirnya aku belum bisa membalasnya…..

13. Ibuku tercinta CH Suratmi terimakasih atas kesabaran dan kasih sayangnya selama ini.

14. Mas Agustinus Widodo calon suamiku tersayang terimakaih atas segalanya. Kaulah semangatku. I Love you..

15. Bapak Abraham Slamet, Ibu Agnesia Suwarni sekeluarga terimakasih atas doanya selama ini.

16. Mas Anto, Mbak Yuli, Mbak Tri, Mas Bowo dan Moyo yang telah memberi semangat.

17. Keponakanku Patricia dan Ale yang lucu-lucu.

18. Bapak HP. Noto sekeluarga dan Bapak Taroreh sekeluarga terimakasih atas segala bantuannya.

19. Sahabatku Kylla sekeluarga terimakasih banyak.

20. Sahabat-sahabatku Kylla, Putri, Nana, Nita, Angel, Yanti, Hanun, Silla dan semua teman sekelasku terimakasih atas kerja sama selama ini.

21. Untuk Yohan dan Yunus yang dulu ngantar pulang waktu aku dan Kylla kecelakaan. Terimakasih banyak.

22. Bapak dan ibu kost, terimakasih Bapak dan Ibu atas penjagaan dan masakan-masakan lezat Ibu selama kurang lebih 4 tahun terakhir ini.


(14)

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

1. Identifikasi Masalah 2. Batasan Masalah ... 7

3. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Signifikasi atau Manfaat Penelitian 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Pengertian Evaluasi Program Pendidikan 11

B. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi Program 12

C. Model-model Evaluasi Program 14

1. Model Evaluasi CIPP ... 15

2. Model Evaluasi UCLA ... 16

3. Model Evaluasi Brikerhoff ... 17

4. Model Evaluasi Stake ... 18

D. Standar Nasional Pendidikan ... 23

1. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 24

2. Standar Sarana dan Prasarana ... 24

3. Standar Pengelolaan 25

4. Standar Pembiayaan 36

xiii   


(16)

xiv   

5. Standar Isi 36

6. Standar Proses 36

7. Standar Kompetensi Lulusan 37

8. Standar Penilaian Pendidikan 37

E. Penelitian yang Relevan ... 39

F. Kerangka Berpikir dan Pertanyaan Penelitian 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. JenisPenelitian ... 45

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 49

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 51

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 54

G. Validasi Data ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 74

A. Hasil Penelitian ... 74

1. Temuan Lapangan SMA Bruderan Purworejo ... 74

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Bruderan Purworejo 76

3. Fasilitas Sekolah 78

4. Ekstrakurikuler 79

5. Jumlah Siswa SMA Bruderan Purworejo 80

6. Struktur Organisasi Sekolah 82

7. Tenaga Pendidik di SMA Bruderan Purworejo 83

8. Ruang di SMA Bruderan Purworejo 83

B. Analisis Data ... 83

1. Data Antecedents ... 83

a. Visi Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 83

b. Misi Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 87

c. Tujuan Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 89

d. Rencana Kerja Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 93

e. Sistem Informasi Manajemen Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 95

f. Kepemimpinan Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 96

2. Data Transaction ... 97

a. Pedoman Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 97


(17)

xv   

c. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah SMA Bruderan Purworejo98

d. Bidang Kesiswaan SMA Bruderan Purworejo 99

e. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran 102

f. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan 110

g. Bidang Sarana dan Prasarana 115

h. Bidang Keuangan dan Administrasi 119

i. Bidang Budaya dan Lingkungan 120

3. Data Product ... 121

a. Program Pengawasan SMA Bruderan Purworejo 121

b. Pelaksanaan Pengawasan SMA Bruderan Purworejo 124

c. Isi/Sasaran Kepengawasan 124

d. Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Diri dan Evaluasi Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan 125

e. Pelaksanaan persiapan bahan untuk akreditasi sekolah oleh BAS 125

BAB V PEMBAHASAN 126

A. Pelaksanaan Penelitian 126

1. Evaluasi Antecedents ... 126

2. Evaluasi Transactions ... 131

3. Evaluasi Product ... 135

B. Pembahasan ... 136

1. Perencanaan Program Kerja ... 136

2. Pelaksanaan Rencana Kerja 136

3. Penerapan Pengawasan dan Evaluasi 137

4. Kepemimpinan Sekolah 137

5. Penerapan Sistem Informasi Manajemen 138

C. Kriteria Hasil Evaluasi Standar Pengelolaan ... 138

1. Kriteria Antecedents ... 138

2. Kriteria Transactions ... 145

3. Kriteria Product ... 165

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 167

A. Kesimpulan ... 167

B. Saran ... 168

C. Keterbatasan Penelitian ... 172

DAFTAR PUSTAKA ... 174


(18)

xvi   

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Standar Pengelolaan 33 Tabel 3.2 Deskripsi teknik pengumpulan data evaluasi program 54 Tabel 3.3 Kriteria uraian masing-masing tahapan dalam Standar

Pengelolaan 55

Tabel 4.1 Data siswa SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran

2012/2013 81

Tabel 4.2 Perbandingan perbedaan rumusan visi SMA Bruderan

Purworejo 86

Tabel 4.3 Perbandingan perbedaan rumusan misi SMA Bruderan

Purworejo 88

Tabel 4.4 Perbandingan perbedaan rumusan tujuan sekolah

SMA Bruderan Purworejo 91

Tabel 5.1 Kriteria Antecedents Standar Pengelolaan SMA

Bruderan Purworejo 138

Tabel 5.2 Standar Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo 143 Tabel 5.3 Kriteria Transactions Standar Pengelolaan SMA

Bruderan Purworejo 145

Tabel 5.4 Kriteria Outputs Standar Pengelolaan SMA Bruderan


(19)

xvii   

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Evaluasi Model Countenance Stake 47 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo


(20)

xviii   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... 176 Lampiran 2 Pedoman Observasi ... 195 Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi ... 209 Lampiran 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun

2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh

Satuan Standar Pendidikan Dasar Dan Menengah 211

 

Lampiran 5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13

Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah 212 Surat Izin Penelitian ... 213

 


(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kemajuan pendidikan di Indonesia apabila dilihat secara kualitas, masih dirasakan rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan mutu layanan pendidikan yang baik. Ini disebabkan oleh kurangnya pengendalian pengelolaan pada sistem pendidikan dan belum meratanya pendidikan dan tenaga kependidikan baik secara kuantitas maupun kualitas. Selain itu dapat kita lihat banyak sekolah yang ketersediaan fasilitas belajarnya belum memadai, terutama buku dan alat peraga, belum tersedianya biaya operasional yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar secara bermutu. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan dari pembangunan adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Oleh karena itu dalam pembangunan tersebut pendidikan memegang peranan penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan pemerintah mempunyai kewajiban dalam melaksanakan setiap kebijakan pendidikan yang diambil untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, sehingga arah kebijakan pendidikan menjadi bagian dari upaya dalam melaksanakan amanat yang terkandung dalam UUD 1945.

Suatu sekolah yang berkualitas dan berkuantitas adalah sekolah yang mampu mewujudkan tujuan sekolah itu sendiri. Salah satu cara untuk mengetahui sekolah telah mencapai standar atau belum adalah melalui


(22)

pengembangan dan perbaikan kurikulum dan dengan melakukan evaluasi diri pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. Dengan adanya evaluasi pada Standar Nasional Pendidikan, maka sekolah akan mengetahui sejauh mana Standar Nasional Pendidikan telah dipenuhi oleh sekolah tersebut dan indikator-indikator apa yang belum terpenuhi sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Pasal 2 tersebut diatur bahwa ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan ruang lingkup, yakni: (1) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (2) standar sarana dan prasarana, (3) standar pengelolaan, (4) standar pembiayaan, (5) standar isi, (6) standar proses, (7) standar kompetensi lulusan dan (8) standar penilaian. Dari kedelapan standar tersebut diatas, pemerintah membuat perubahan kurikulum tahun 2013 dalam empat standar terakhir yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian.

Salah satu komponen Standar Nasional Pendidikan adalah Standar Pengelolaan. Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan Menengah pada dasarnya merupakan konsep dasar terlaksananya pendidikan di negara Indonesia. Dengan adanya standar pengelolaan pendidikan, masing-masing sekolah mempunyai konsep yang berbeda-beda tetapi tetap dalam koridor Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional. Hal ini dibuktikan bahwa masing-masing sekolah


(23)

mempunyai tujuan yang terarah dan jelas sehingga ketika sekolah tersebut melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.

Di dalam standar pengelolaan itu sendiri terdapat perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Menyadari akan pentingnya pemenuhan standar ini, maka dirasa penting untuk melakukan evaluasi penerapan standar pengelolaan di Sekolah Menengah Atas Bruderan Purworejo. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengevaluasi standar pengelolaan atas pertimbangan :

1. Standar pengelolaan merupakan salah satu komponen yang ada dalam Standar Nasional Pendidikan yang dapat digunakan sebagai kunci tercapainya tujuan sekolah.

2. Standar pengelolaan merupakan pengendali pada lembaga atau satuan pendidikan agar dapat dijalankan secara efektif, efisien dan akuntabel. 3. Kurang optimalnya pelaksanaan pengelolaan pendidikan dalam sistem

atau lembaga pendidikan.

4. Salah satu standar yang apabila memenuhi standar minimal yang telah ditetapkan akan mewujudkan terciptanya pendidikan yang berkualitas.

Standar pengelolaan di Sekolah Menengah Atas harusnya berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007. Namun dalam kenyataannya pengelolaan sistem pendidikan di sistem pendidikan khususnya sekolah yang


(24)

ada di Kabupaten Purworejo tidak sesuai dengan kriteria minimal dan cenderung memprihatinkan. Ada beberapa sekolah di Kabupaten Purworejo yang mengalami berbagai masalah pengelolaan, diantaranya kurangnya fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan belajar siswa, seperti alat peraga dan gedung sekolah yang tidak layak. Ada juga permasalahan tenaga pengajar yaitu lulusan-lulusan sarjana yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau banyak dari guru-guru yang bekerja tidak pada bidang atau keahliannya. Hal ini tentunya sangat menganggu kegiatan belajar siswa apalagi SMA merupakan jenjang terakhir yang harus diselesaikan oleh siswa-siswi sebelum masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu tingkat Universitas.

Evaluasi Standar Pengelolaan pernah dilakukan oleh Kristin Nugraheni, mahasiswa lulusan Sanata Dharma angkatan 2004. Pada tahun 2010 peneliti mengevaluasi ketercapaian Standar Pengelolaan di seluruh SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman menurut persepsi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Kurikulum dan Guru. Dalam penelitian terdahulu peneliti melakukan penelitian di seluruh sekolah negeri dan swasta yang ada di Kabupaten Sleman. Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Sleman itu sendiri adalah sejumlah 47 sekolah negeri dan swasta. Hasil penelitian menyebutkan bahwa: (1) perencanaan program kerja sekolah sudah sesuai, dengan presentase 95,8%; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah sudah sesuai dengan presentase 82,98%; (3) pengawasan dan evaluasi sekolah sudah sesuai dengan presentase 82,98%; (4) kepemimpinan sekolah sudah


(25)

sesuai dengan presentase 95,74%; dan (5) sistem informasi manajemen sekolah belum sesuai dengan presentase 61,7%. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa secara keseluruhan, penerapan standar pengelolaan pada SMA di Kabupaten Sleman telah sesuai. Namun dalam sistem informasi manajemen perlu dilakukan peninjauan kembali dan perlu adanya upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki pada sistem informasi manajemen sehingga seluruh sekolah di Kabupaten Sleman dapat mencapai keberhasilan yang sesuai dengan target keberhasilan pada sistem pendidikan nasional.

Dalam penelitian kali ini, peneliti tertarik untuk mengevaluasi Standar Pengelolaan yang ada di salah satu sekolah di Kabupaten Purworejo, yaitu SMA Bruderan Kabupaten Purworejo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang baru mengenai pelaksanaan program standar pengelolaan yang ada di SMA Bruderan Purworejo. Adapun alasan peneliti memilih sekolah ini adalah SMA Bruderan Purworejo merupakan sekolah swasta terbaik di Purworejo, namun dalam kenyataannya sekolah ini sering kesulitan dalam merekrut siswa. Dari tahun ke tahun jumlah siswa yang ingin mengenyam pendidikan di sana selalu berkurang. Hal ini disebabkan karena masyarakat Purworejo mempunyai mindset bahwa pendidikan di SMA Bruderan cukup mahal, serta tidak sesuai dengan kondisi keuangan para orang tua siswa yang rata-rata adalah kelas ekonomi prasejahtera. Selain itu, banyak pola pikir masyarakat yang lebih tertarik menyekolahkan anaknya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebabnya, lulusan SMK siap kerja tanpa harus meneruskan ke perguruan tinggi. Alasan lain adalah SMA Bruderan belum


(26)

pernah melakukan penelitian terhadap pemenuhan Standar Pengelolaan. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu mengetahui ketercapaian standar nasional pendidikan utamanya standar pengelolaan yang telah diterapkan di sekolah ini.

Dari berbagai permasalahan dunia pendidikan yang ada di Kabupaten Purworejo tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan di SMA Bruderan Kabupaten Purworejo”.

B.Identifikasi Masalah 1. Identifikasi Masalah

a. Kurangnya pengendalian pengelolaan pada sistem pendidikan dan belum meratanya pendidikan dan tenaga kependidikan baik secara kuantitas maupun kualitas.

b. Tidak tersedianya atau kurangnya biaya operasional yang dibutuhkan sekolah untuk pelaksanaan proses belajar mengajar secara bermutu c. Kurangnya fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung

kegiatan belajar siswa, seperti alat peraga dan gedung sekolah yang tidak direvitalisasi.

d. Tenaga pengajar yaitu lulusan-lulusan yang bekerja tidak pada bidangnya atau keahliannya.


(27)

e. Tidak tercapainya tujuan sekolah karena kurang harmonisnya hubungan sekolah dengan tenaga pendidiknya dan juga lingkungan kemasyarakatannya.

2. Batasan Masalah

Sebagai program yang baru berkembang, belum banyak referensi atau laporan hasil evaluasi yang mencoba untuk melihat keefektifitasan program tersebut. Oleh karena itu bertitik tolak dari uraian latar belakang dan melihat permasalahan yang ada dalam judul “Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan di SMA Bruderan Kabupaten Purworejo”, serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka peneliti memberikan pembatasan terhadap permasalahan yaitu: perencanaan program, pelaksaanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen. Untuk batasan objek penelitian ini dilaksanakan pada SMA Bruderan di Kabupaten Purworejo.

3. Rumusan Masalah

Standar pengelolaan adalah standar yang di dalamnya terdapat perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Dengan melihat latar belakang dan batasan masalah di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:


(28)

a. Apakah penerapan perencanaan program kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan? b. Apakah penerapan pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan

di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan? c. Apakah penerapan pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan

di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan? d. Apakah penerapan kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di

SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?

e. Apakah penerapan sistem informasi manajemen pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program perencanaan program kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo dengan Standar Pengelolaan.

2. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo dengan Standar Pengelolaan.

3. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo dengan Standar Pengelolaan.


(29)

4. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo dengan Standar Pengelolaan.

5. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program sistem informasi manajemen pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo dengan standar pengelolaan.

D. Signifikasi atau Manfaat Penelitian

Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program dan menyebarluaskan program. Manfaat lain dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Pemerintah

Memberi masukan kepada Pemerintah khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Standar Pengelolaan di SMA Bruderan Purworejo.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan koleksi baca yang dapat digunakan sebagai sumber atau bahan kajian yang relevan dengan topik yang akan di bicarakan.


(30)

3. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dan informasi dalam penerapan standar pengelolaan yang ada di Sekolah. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan guna perkembangan dan kemajuan dari Sekolah.

4. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan pengetahuan untuk menambah wawasan mahasiswa khususnya adik-adik angkatan.


(31)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Evaluasi Program Pendidikan

Program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang (Arikunto, 2007:4). Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Arikunto, 2007:2). Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.

Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya (Arikunto, 2007:18). Penelitian evaluasi dapat diartikan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk melakukan suatu penelitian.


(32)

Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu program) sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.

Evaluasi program merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Evaluasi program juga merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan yang digunakan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.

B. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi Program

Michael Scriven (Arikunto, 1989: 275-276) mengemukakan bahwa secara garis besar fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yakni:

1. Evaluasi formatif difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu pendidikan masih berlangsung. Data hasil evaluasi ini dapat digunakan


(33)

untuk membentuk (to form) dan memodifikasi program kegiatan. Jika pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa yang negatif dan para pengambil keputusan sudah dapat menentukan sikap tentang kegiatan yang sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan yang mungkin akan terjadi, dapat dicegah.

2. Evaluasi sumatif dilangsungkan jika program kegiatan sudah betul-betul selesai dilaksanakan. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menentukan sejauh mana sesuatu program mempunyai nilai kemanfaatan, terutama jika dibandingkan dengan pelaksanaan program-program yang lain. Penilaian sumatif bermanfaat datanya bagi para pendidik yang akan mengadopsi program yang dievaluasi berkenaan dengan hasil, program atau prosedur.

Evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, seleksi, motivasi, pertanggungjawaban, menambah pengetahuan dan dukungan dari pihak yang terlibat. Pada prinsipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program yang akan dievaluasi. Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap komponen dari program.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu 1) Fungsi formatif untuk pengumpulan data pada kegiatan yang sedang berjalan dan digunakan untuk perbaikan,


(34)

pengembangan, dan modifikasi program. 2) Fungsi sumatif yang dilaksanakan setelah program selesasi dilaksanakan. Digunakan untuk pertanggungjawaban program dan penentuan sejauh mana kemanfaatan program. Penelitian evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi komponen-komponen program dan program secara menyeluruh.

Evaluasi digunakan untuk membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat. Selain itu evaluasi juga dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak atau hasil yang dicapai, efesiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan peenyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.

C. Model-model Evaluasi Program

Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model evaluasi yang akan dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepentingan seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Berikut ini terdapat


(35)

beberapa beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program (Tayibnasis 2000:13-15).

1. Model Evaluasi CIPP

Stufflebean adalah ahli yang mengusulkan pendekatan yang berorientasi pada pemegang keputusan untuk menolong administrator membuat keputusan. Model evaluasi ini terdiri atas lima tahap yaitu:

a. Contect Evaluating to serve panning decition. Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.

b. Input evaluation, structuring decition. Evaluasi ini membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

c. Proses evaluating, to serve implementation decition. Evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan belum terjawab, prosedur dapat dimonitor ,dikontrol dan diperbaiki. d. Product evaluation, to serve recycling decition. Evaluasi produk untuk

membantu apa keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang dilakukan setelah program berjalan? (Tayibnasis 2000:16-17).


(36)

2. Model Evaluasi UCLA

Model UCLA dikemukakan oleh Alkin yang mengemukakan lima tahap evaluasi yaitu:

a. Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem berfungsi memberikan informasi mengenai keadaan atau profil program.

b. Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang kemungkinan akan berhasil memenuhi kebutuhan program.

c. Program implementasi, yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan?

d. Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja atau berjalan? Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga. Berfungsi memberikan informasi tentang bagaimana program tersebut bermanfaat dan bagaimana program dapat dilaksanakan.

e. Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau guna program.


(37)

3. Model Evaluasi Brinkerhoff

Model ini dikembangkan oleh Brinkerhoff dan kawan-kawan, dengan mengemukakan tiga jenis desain yaitu :

a. Fixed vs Emergant evaluation design. Desain fixed ditentukan dan direncanakan secara sistematis dan dikembangkan dengan mengacu pada tujuan program. Strategi pengumpulan informasi dalam desain ini menggunakan tes, angket, lembar wawancara. Pada prinsipnya desain ini terus berkembang sesuai dengan kondisi dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.

b. Formatif vs Summative evaluation. Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh data bagi keperluan revisi program, sedangkan evaluasi sumatif dibuat untuk menilai kegunaan suatu program. Pada evaluasi sumatif fokus evaluasi ditujukan pada variabel-variabel yang dipandang penting dan berkaitan dengan kebutuhan pengambilan keputusan.

c. Desain eksperimental dan Quasi eksperimental vs Natural inquiry.

Merupakan hasil adopsi dari disiplin penelitian. Desain eksperimental dan quasi eksperimental digunakan untuk menilai suatu program yang baru diujicobakan. Sedangkan natural inquiry dilakukan dengan cara evaluator terlibat langsung dengan sumber-sumber informasi serta program yang dilaksanakannya.


(38)

4. Model Evaluasi Stake

Model ini dikembangkan oleh Stake, analisis proses evaluasi yang dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini dan meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Model Stake akan dapat memberikan gambaran pelaksanaan program secara mendalam dan mendetail. Oleh karena itu persepsi orang-orang yang terlibat dalam sistem pendidikan seperti perilaku guru, peran kepala sekolah, peran industri, perilaku siswa dan situasi proses belajar mengajar di sekolah dan pelatihan kerja di industri adalah kenyataan yang harus diperhatikan.

Penekanan yang umum atau hal yang penting dalam model ini adalah bahwa evaluator yang membuat penilaian tentang program yang dievaluasi. Stake mengatakan bahwa description di satu pihak berbeda dengan

judgements atau menilai. Dalam model ini antecedents (masukan), transaction

(proses) dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang absolut untuk menilai manfaat program (Tayibnapis, 2000:21-22).

Tujuan dari model Countenance Stake adalah melengkapi kerangka untuk pengembangan suatu rencana penilaian kurikulum. Perhatian utama Stake adalah hubungan antara tujuan penilaian dengan keputusan berikutnya berdasarkan sifat data yang dikumpulkan. Stake mendasarkan modelnya pada


(39)

evaluasi formal, suatu kegiatan evaluasi yang sangat tergantung pada pemakaian checklist, structured visitation by peers, controlled comparisons, and standardized testing of students. Dalam hal checklist terdapat lima ketegori yaitu: 1) Obyektivitas atau tujuan evaluasi, 2) Spesifikasi program meliputi filsafat pendidikan yang dianut pada mata pelajaran, tujuan pembelajaran, dan lain sebagainya, 3) Outcome program, seperti pengalaman belajar, pencapaian hasil siswa, 4) Hubungan dan indikator mencakup kongruensi kenyataan dan harapan, kontingensi meliputi sebab akibat, 5)

Judgment nilai. Stake’s mempunyai keyakinan bahwa suatu evaluasi haruslah memberikan deskripsi dan pertimbangan sepenuhnya mengenai evaluasi. Dalam model ini stake sangat menekankan peran evaluator dalam mengembangkan tujuan kurikulum menjadi tujuan khusus yang terukur, sebagaimana berlaku dalam tradisi pengukuran behavioristik dan kuantitatif. Model Countenance Stake terdiri atas dua matriks (Tayibnapis. 1989:16-17):

a. Matriks Deskripsi

Kategori pertama adalah sesuatu yang direncanakan pengembang kurikulum atau program. Dalam konteks KTSP, kurikulum tersebut adalah kurikulum yang dikembangkan atau digunakan oleh satu satuan pendidikan. Sedangkan program adalah silabus dan Rencana Program Pengajaran (RPP) yang dikembangkan guru. Guru sebagai pengembang program merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk


(40)

suatu kegiatan kelas tertentu. Misalnya yang berhubungan dengan minat, kemampuan, pengalaman dan lain sebagainya dari peserta didik.

Kategori kedua dinamakan observasi, berhubungan dengan apa yang sesungguhnya sebagai implementasi yang diinginkan pada kategori yang pertama. Kategori ini terdiri atas antecedents, transaksi dan hasil. Evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai

antecendents, transaksi dan hasil yang ada di suatu satuan pendidikan. b. Matriks Pertimbangan

Terdiri atas kategori standar dan pertimbangan, fokus

antecendents, transaksi dan outcomes (hasil yang diperoleh). Standar adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu kurikulum atau program. Standar dapat dikembangkan dari karakteristik yang dimiliki kurikulum, tetapi dapat juga dari yang lain. Kategori ini menghendaki evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori yang pertama dan kedua matriks Deskripsi sampai kategori pertama matriks Pertimbangan. Suatu evaluasi harus sampai kepada pemberian pertimbangan. Matriks pertimbangan baru dapat dikerjakan oleh evaluator setelah matriks Deskripsi diselesaikan. Matriks Deskripsi terdiri atas kategori rencana dan observasi. Matriks Pertimbangan terdiri atas kategori standard dan pertimbangan. Pada setiap kategori terdapat tiga fokus yaitu:


(41)

1) Antecedents phase; sebelum program diimplementasikan, sebuah kondisi yang ada sebelum instruksi yang mungkin berhubungan dengan hasil: Kondisi/kejadian apa yang ada sebelum implementasi program? Apakah kondisi/kejadian ini akan mempengaruhi program? 2) Transactions phase; pelaksanaan program, pertemuan dinamis yang merupakan proses instruksi (kegiatan, proses, dll): Apakah yang sebenarnya terjadi selama program dilaksanakan? Apakah program yang sedang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana program?

3) Outcomes phase, mengetahui akibat implementasi pada akhir program, efek dari pengalaman pembelajaran (pengamatan dan hasil tenaga kerja). Apakah program itu dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan? Apakah klien menunjukkan perilaku pada level yang tinggi dibanding dengan pada saat mereka berada sebelum program dilaksanakan? (Kaufman, 1980:123). Setiap tahapan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu description (deskripsi) dan judgment

(penilaian).

Cara kerja model evaluasi Stake yaitu evaluator mengumpulkan data mengenai apa yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi awal, transaksi dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi dokumen dapat pula melalui wawancara. Analisis logis diperlukan dalam memberikan pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi dan hasil dari kotak-kotak tujuan. Evaluator harus dapat menentukan


(42)

apakah prasyarat awal yang telah dikemukakan pengembang program akan tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Atau sebetulnya ada model transaksi lain yang lebih efektif. Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi dengan hasil yang diharapkan. Analisis kedua adalah analisis empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis logis tapi data yang digunakan adalah data empirik.

Pekerjaan evaluator berikutnya adalah mengadakan analisis

congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan dalam tujuan dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Perlu diperhatikan apakah yang telah direncanakan dalam tujuan sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan atau terjadi penyimpangan-penyimpangan. Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji, untuk itu evaluator memerlukan standar.

Dalam melakukan evaluasi sebelum melakukan pengumpulan data, maka evaluator harus membuat kerangka acuan yang berhubungan dengan

antecedents, transaksi dan hasil. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat apakah model Countenance Stake’s konsisten terhadap transactions, antecedent dan


(43)

D. Standar Nasional Pendidikan

Salah satu terobosan yang baik dari pemerintah dalam bidang pendidikan adalah terlahirnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Inilah landasan awal pendidikan nasional dan dalam pelaksanaannya berpegang kepada standar mutu secara keseluruhan karena sebelumnya usaha untuk meningkatkan mutu sekolah di kita hanya dilaksanakan secara implisit yaitu pada perbaikan mutu kurikulum dan tidak pada program perbaikan mutu sekolah secara menyeluruh pada sektor pendidikan lainya. Undang-Undang No.20 tahun 2003 pada pasal 35 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan. Ketentuan mengenai Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pemaparan pasal 35 dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tersebut secara gamblang menerapkan konsep penjaminan mutu dimana terdapat standar mutu minimal


(44)

yang harus dicapai melalui proses perencanaan dan dilakukan secara berkelanjutan dengan cara berkala sehingga terjadi quality improvement. Selain itu dijelaskan juga tentang quality control yang dilakukan untuk memantau mutu pendidikan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan. Inti standar mutu pendididikan terdapat dalam lingkup standar nasional pendidikan meliputi:

1. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

2. Standar Sarana dan Prasarana

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit


(45)

produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

3. Standar Pengelolaan

Standar pengelolaan oleh Satuan Pendidikan, Pemda dan Pemerintah. Untuk sekolah dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Sedangkan untuk perguruan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian.

Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 Bab I Pasal 1 butir 9).

Perencanaan program satuan pendidikan meliputi perumusan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan). Visi sekolah adalah rumusan yang berisi cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan


(46)

pada masa yang akan datang (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan). Misi sekolah adalah pernyataan yang berkaitan dengan program sekolah untuk mewujudkan visi sekolah dalam kurun waktu tertentu (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007) Setiap sekolah tentunya mempunyai visi dan misi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Visi dan misi itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut dan harus sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional sehingga perkembangan disekolah tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman.

Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita bersama setiap warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang. Visi tersebut harus mampu memberikan inspirasi, motivasi dan kekuatan pada warga sekolah. Visi dapat dirumuskan oleh semua warga sekolah dan diputuskan dalam rapat sekolah serta memperhatikan masukan-masukan dari dewan komite sekolah. Setelah sepaham atas visi tersebut kemudian disosialisasikan kepada warga sekolah kemudian ditinjau secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan masyarakat.

Misi sekolah dapat memberikah arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah. Misi merupakan dasar dari program sekolah serta menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan. Misi dapat memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan pendidikan unit sekolah yang terlibat. Dari visi dan misi itu lalu di tuangkan dalam rencana kerja sekolah. Rencana


(47)

kerja bisa dalam jangka menengah danjangka tahunan. Rencana kerja menengah biasanya empat tahun sekali dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan komite sekolah. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolahan sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.

Pelaksanaan rencana kerja mencakup komponen-komponen yaitu pedoman sekolah, struktur organisasi sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah, kegiatan bidang kesiswaan, kegiatan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, kegiatan bidang pendidik dan tenaga kependidikan, kegiatan bidang sarana prasarana, kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan, pengembangan budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan). Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak terkait. Perumusan pelaksanaan rencana kerja disesuaikan dengan visi dan misi sekolah tersebut. Pedoman pengelolaan sekolah meliputi: kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), kalender pendidikan, struktur organisasi, pembagian tugas, tata tertib dan biaya operasional sekolah. Pedoman sekolah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional.

Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan. Penyusunan program pengawasan ini didasarkan pada Standar Pendidikan Nasional kemudian disosialisasikan


(48)

keseluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pengawasan melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada bupati atau walikota melalui dinas pendidikan kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah yang terkait.

Sekolah juga melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah. Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik. Selain itu sekolah juga harus menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan pengelolaan sekolah dilakukan oleh komite sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan. Sedangkan supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007). Evaluasi dalam standar pengelolaan meliputi evaluasi diri terhadap kinerja sekolah, evaluasi dan pengembangan


(49)

KTSP, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dan Akreditasi Sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007).

Kepemimpinan sekolah yang dimaksudkan adalah kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Kepala dan wakil kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan satuan pendidikan Dalam aspek kepemimpinan sekolah, setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kriteria untuk menjadi seorang kepala sekolah berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala sekolah SMA/MA minimal dibantu oleh tiga wakil kepala sekolah.

Wakil kepala sekolah dipilih oleh dewan pendidik dan proses pengangkatan serta keputusannya dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah kepada institusi diatasnya. Kepala dan wakil sekolah memiliki kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan satuan pendidikan.

Kepala sekolah menjabarkan visi kedalam misi target mutu, merumuskan tujuan yang akan dicapai menganalisis, membuat rencana kerja strategis, bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah.


(50)

Selain itu kepala sekolah mampu memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik. Kepala sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dan komite sekolah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunikasi yang beragam dan memobilisasi sumber daya masyarakat. Kepala sekolah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya.

Sistem informasi manajemen adalah fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel. Aspek yang di analisis standar pengelolaan meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen, pelaksanaan rencana kerja dan pengawasan evaluasi. Selain itu sekolah juga menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan. Pihak sekolah juga berkomunikasi antar warga sekolah dilingkungan sekolah dilaksanakan secara efisien dan efektif. Cara melakukan analisis pada aspek perencanaan program, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen adalah menganalisis kesesuaian antara kondisi ideal dan kondisi riil dari semua kriteria pada setiap komponen dari masing-masing aspek yang dianalisis.


(51)

Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan, pasal 1 ayat 9, mengemukakan standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan rencana kerja sekolah, monitoring dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen.

Standar Pengelolaan Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan mutu layanan minimal. Pengelolaan pendidikan nasional secara khusus Standar Pengelolaan Pendidikan bertujuan untuk:

a. Memberikan acuan bagi terwujudnya sistem perencanaan pendidikan pada tingkat Nasional, Regional/Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota serta pada tingkat satuan pendidikan/sekolah secara terkoordinasi dan terpadu untuk mampu mengantisipasi aspirasi-aspirasi peningkatan mutu pendidikan.

b. Memberi kerangka acuan bagi pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian pendidikan sejalan dengan tuntutan peningkatan mutu dan standar pelayanan pendidikan pada semua bentuk, jenis dan jenjang pendidikan.


(52)

c. Sebagai acuan dasar pengawasan dan penilaian pendidikan, yang relevan dan konsisten dengan sistem perencanaan, dan pelaksanaan program pendidikan pada tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten dan pada tingkat satuan pendidikan.

d. Memberikan pedoman kepada seluruh warga bangsa khususnya yang berkiprah dalam pengelolaan pendidikan bagaimana merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memantau, mengawasi, mengendalikan dan menilai program pendidikan secara efisien, efektif, baik dan benar.

e. Menciptakan terwujudnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan amanah pendidikan bagi semua rakyat baik secara vertikal maupun horizontal antara seluruh unsur kelembagaan yang bertugas, berwewenang dan bertanggung jawab dalam pendidikan mulai dari tingkat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan dalam Pengelolaan Pendidikan baik pada tingkat nasional, daerah, lokal dan individual.


(53)

Tabel 2.1. Indikator Keberhasilan Standar Pengelolaan

KOMPONEN ASPEK INDIKATOR

Rencana Kerja Sekolah

Visi sekolah Memiliki perumusan dan penetapan visi sekolah yang mudah dipahami. Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.

Misi sekolah Memiliki perumusan dan penetapan misi sekolah yang mudah dipahami serta sering disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.

Tujuan sekolah Memiliki perumusan dan penetapan tujuan sekolah 4 tahun dan 1 tahun yang mudah dipahami serta sering disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan

Berisi sesuai dengan aspek-aspek SNP. Rencana kerja

sekolah

Memiliki rencana kerja jangka menengah (empat tahunan)

Memiliki rencana kerja satu tahun dengan sistematika sesuai pedoman Sosialisasi oleh pemimpin sekolah Isi keseluruhan RKAS atau rencana kerja jangka pendek/rencana kerja satu tahun berdasarkan aspek-aspek SNP Perencanaan kegiatan bidang kesiswaan.

Perencanaan kegiatan bidang pengembangan kurikulum dan pembelajaran.

Perencanaan kegiatan bidang pengelolaan pendayagunaan pendidik


(54)

KOMPONEN ASPEK INDIKATOR dan tenaga kependidikan.

Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan prasarana pembelajaran.

Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan pendidikan.

Perencanaan penciptaan suasana, iklim dan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

Perencanaan melibatkan masyarakat pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan. Perencanaan pengawasan

Perencanaan kegiatan evaluasi diri. Perencanaan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan

Perencanaan kegiatan persiapan bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah oleh BAS

Pelaksanaan Rencana Kerja Sekolah

Pedoman

pengelolaan sekolah

Memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis; Mudah dipahami oleh pihak-pihak terkait.

Struktur organisasi sekolah

Memiliki struktur organisasi dengan uraian tugas yang jelas dari masing-masing anggota organisasi.

Pelaksanaan kegiatan sekolah

Pelaksanaan kegiatan sekolah sesuai dengan rencana kerja tahunan.

Bidang kesiswaan Pelaksanaan kegiatan bidang kesiswaan.

Bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran

Pelaksanaan bidang pengembangan kurikulum dan pembelajaran.


(55)

KOMPONEN ASPEK INDIKATOR

tenaga kependidikan pengelolaan pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

Bidang sarana dan prasarana

Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan prasarana pembelajaran.

Bidang keuangan dan pembiayaan

Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan pendidikan.

Budaya dan lingkungan

Penciptaan suasana, iklim dan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

Peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah

Keterlibatan masyarakat pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan.

Pengawasan dan Evaluasi

Program pengawasan Memiliki program pengawasan dan sosialisasi

Pelaksanaan pengawasan Isi/sasaran kepengawasan

Evaluasi diri Pelaksanaan kegiatan evaluasi diri. Evaluasi

pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

Pelaksanaan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.

Akreditasi sekolah Pelaksanaan persiapan bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah oleh BAS

Kepemimpinan Sekolah

Kepemimpinan kepala dan wakil kepala sekolah

Memiliki struktur kepemimpinan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu seorang kepala sekolah dan 1 (satu) atau lebih wakil kepala sekolah.

Sistem Infor-masi

manajemen sekolah

Pengelolaan

informasi manajemen sekolah

Memiliki sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan.


(56)

4. Standar Pembiayaan

Persyaratan minimal tentang biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia dan modal kerja tetap. Persyaratan minimal tentang biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan dan persyaratan minimal tentang biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidik habis pakai dan biaya operasi pendidikan tidak langsung berupa daya, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.

5. Standar Isi

Mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu yang berisi tentang kerangka dasar, struktur kurikulum beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.

6. Standar Proses

Standar ini pada kurikulum 2013 mengalami perubahan, standar ini mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses


(57)

pembelajaran agar terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Perubahan kurikulum 2013 ini menekankan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific atau pengamatan dan mendorong anak berpikir kreatif, inovatif, afektif, produktif.

7. Standar Kompetensi Lulusan

Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar ini mengalami perubahan dalam kurikulum 2013 yaitu adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan

hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil


(58)

belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan, lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan lulus Ujian Nasional. Penilaian berbasis kompetensi. Standar ini mengalami pergeseran dalam kurikulum 2013 yaitu penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian oten-tik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil), memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal), penilaian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar, tapi juga kompetensi inti & Standar Kompetensi Lulusan. Perubahan yang lain adalah penilaian dengan menggunakan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.


(59)

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian evaluasi standar pendidikan yang diterapkan di sistem pendidikan juga pernah dilakukan oleh Kristin Nugraheni. Pada tahun 2010 peneliti mengevaluasi ketercapaian Standar Pengelolaan di seluruh SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman. Selain itu penelitian evaluasi juga pernah dilakukan oleh Drs. Jahidin, M.Pd dan Ida Waluyati dengan judul penelitiannya yaitu Evaluasi Program Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTS di Kota Bima. Namun dalam penelitian ini Drs. Jahidin, M.Pd. Tidak melakukan penelitian melainkan laporan hasil evaluasi program kerja sekolah. Kedua penelitian dan laporan hasil evaluasi akan dijabarkan sebagai berikut.

Penelitian yang dilakukan oleh Kristin Nugraheni (2010), dengan judul Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti seluruh sekolah negeri dan swasta yang ada di Kabupaten Sleman. Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Sleman itu sendiri adalah sejumlah 47 sekolah negeri dan swasta. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam:

1. Perencanaan program kerja dari 47 responden sebanyak 45 (95, 8%) responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam menerapkan perencanaan program kerja dan dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara 2 responden (4,24%) sekolah belum sesuai dalam menerapkan perencanaan program kerja. Ini


(60)

di akibatkan oleh beberapa indikator dalam perencanaan program kerja yang belum diterapkan, seperti belum tercantumnya visi dan misi sekolah.

2. Pelaksanaan rencana kerja dari 47 responden sebanyak 39 (82,98%) sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam menerapkan pelaksanaan rencana kerja dan dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara sebanyak 8 (17,02%) responden atau sekolah dinyatakan belum sesuai dalam menerapkan pelaksanaan rencana kerja. Hal ini di akibatkan oleh beberapa indikator dalam pelaksanaan rencana kerja yang belum diterapkan, seperti pedoman struktur organisasi sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana.

3. Pengawasan dan evaluasi dari 47 responden sebanyak 39 (82,98%) sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam menerapkan pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dan dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara sebanyak 8 (17,02%) responden atau sekolah dinyatakan belum sesuai dalam menerapkan pelaksanaan rencana kerja. Hal ini di akibatkan oleh beberapa indikator dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi yang belum diterapkan, seperti program pengawasan, program evaluasi diri serta evaluasi dan pengembangan KTSP


(61)

4. Sistem informasi manajemen dari 47 responden sebanyak 29 (61,7%) sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang memiliki kriteria kurang baik dan buruk. Hal ini dikarenakan oleh beberapa indikator dalam sistem informasi manajemen yang belum diterapkan, seperti pengelolaan sistem informasi manajemen, fasilitas sistem informasi serta pelayanan informasi sekolah yang masih sangat kurang 5. Kepemimpinan sekolah dari 47 responden sebanyak 45 (95,74%)

sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam menerapkan pelaksanaan kepemimpinan sekolah dan dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara sebanyak 2 (4,26%) responden atau sekolah dinyatakan belum sesuai dalam menerapkan pelaksanaan kepemimpinan sekolah.

6. Sistem pendidikan nasional dari 47 responden sebanyak 43 (91,49%) sekolah atau responden tergolong sebagai sekolah yang memiliki kriteria baik dan sangat baik karena sudah sesuai dalam menerapkan sistem pendidikan nasional. Sementara sebanyak 4 (8,51%) responden belum sesuai. Hal ini dikarenakan beberapa indikator yang belum sesuai dengan standar sistem pendidikan nasional seperti pencapaian sistem pendidikan nasional, kesesuaian dengan tujuan pendidikan serta pengambilan keputusan di dalam sistem pendidikan.


(1)

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007

TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

A. KUALIFIKASI

Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah terdiri atas Kualifikasi Umum, dan Kualifikasi Khusus.

1. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;

b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

2. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah meliputi:

a. Kepala Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru TK/RA;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA; dan

3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

.

b. Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SD/MI;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

c. Kepala Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) adalah sebagai berikut:


(2)

d. Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SMA/MA;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

e. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SMK/MAK;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

d. Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan SDLB/SMPLB/SMALB;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

e. Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut:

1) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala sekolah;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan; dan

3) Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.


(3)

B. KOMPETENSI

NO. KOMPETENSI DIMENSI KOMPETENSI

1.1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

1.2 Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

1.3 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.

1.4 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

1.5 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah.

1 Kepribadian

1.6 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2.1 Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

2.2 Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal.

2.4 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

2.5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

2.6 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

2 Manajerial

2.7 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.


(4)

NO. KOMPETENSI DIMENSI KOMPETENSI

2.8 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah.

2.9 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

2.10 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

2.11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

2.12 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.

2.13 Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

2.14 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

2.15 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

2.16 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3.1 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

3 Kewirausahaan

3.2 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.


(5)

NO. KOMPETENSI DIMENSI KOMPETENSI

3.3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

3.4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

3.1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

3.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

4 Supervisi

3.3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

4.1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah

4.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

5 Sosial

4.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD.


(6)