63 nya untuk studi lanjut dengan pendidikan yang
relevan dengan tugas mengajar. Pelatihan penguasa- an IT komputer bagi guru-guru yang belum mampu
mengoperasikan sebagai penunjang pembelajaran di kelas. Optimalisasi kegiatan KKG dan mengikutserta-
kan seminar yang relevan dengan bidang tugasnya.
g. Penerapan Aspek Kepemimpinan yang Efektif
Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MMT mensosialisasikan dan mengkoordina-
sikan program kegiatan secara bertahap dan berkesi- nambungan, antara lain: 1 mengikutsertakan guru
dan tenaga kependidikan dalam pelatihan dan pe- ngembangan; 2 melakukan pembagian tugas dan
tanggungjawab yang jelas dan proporsional; 3 meli- batkan guru dan staf dalam pengambilan keputusan;
4 mengkomunikasikan dan memberikan umpan balik kepada guru tentang tugas dan tanggungjawab mere-
ka; 5 melakukan evaluasi: 6 memberikan pengaku- an dan penghargaan atau reward; 7 melibatkan guru
dalam penyusunan EDS, RKAS, RAPBS, dan RPS.
4.1.3 Peran Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Mutu Terpadu MMT di SD Negeri
Peterongan Semarang
Peran kepala sekolah dalam kaitannya dengan penerapan MMT adalah segala upaya yang dilakukan
dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan pilar-pilar MMT di
64 sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien, terutama meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.
Berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai seorang manajer dan leader dalam menerapkan MMT
di SD Negeri Peterongan Semarang dengan mensosiali sasikan unsur-unsur pokok MMT kepada seluruh
pelanggan sekolah, yang meliputi pelanggan internal guru, tenaga kepen-didikan dan tenaga administrasi
dan pelanggan eksternal pelanggan primersiswa, pelanggan sekunderorang tua, pemerintah dan masya
rakat,dan pelanggan lainnyapemakaipenerima lulus an.Unsur-unsur pokok yang sering dibahas adalah
dari faktor layanan pembelajaran. Kepala sekolah senantiasa berusaha untuk me-
ningkatkan kemampuan para tenaga pendidik dengan cara mengikutkan mereka pada pelatihan-pelatihan
atau workshop. Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang sebagai
berikut.
Sebagai upaya peningkatan mutu SDM salah satu bentuknya adalah diberikannya kesempatan selu-
ruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk mengikuti pelatihan berupa Bintek, Workshop, dan
IHT dari tingkat Kecamatan, Dinas Pendidikan Kota, LPMP Provinsi dan Diklat tingkat Nasional.
Selain itu, sekolah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua guru untuk studi
lanjut menempuh S1. Pada tahun 2010 dari 24 guru kelas dan guru Mapel dengan kualifikasi
pendidikan jenjang S1 baru 8 orang, pada tahun 2014 seluruh guru telah menempuh pendidikan
S1 dan 1 orang guru telah lulus S2.
65 Salah seorang guru SDN Peterongan Semarang
menambahkan sebagai berikut:
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti berbagai kegiatan dan pela-
tihan. Keikutsertaan kami sebagai guru dalam kegiatan pelatihan dalam pengembangan profesi
wajib dilakukan mengingat 98 guru telah memi- liki sertifikat pendidik profesional angkatan 2006-
2013. Guna penguasaan teknologi pembelajaran bagi guru yang belum menguasai IT, sekolah mem-
berikan pelatihan setiap seminggu satu kali latih- an sampai mereka mampu mengopersikan sarana
komputer dan media lainya. Karena sebagai seko- lah gugus inti, maka guru kelas SD Negeri
Peterongan mempunyai kewajiban sebagai peman- du kelas struktur organisasi gugus.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah yang lain
dalam penerapan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang adalah dengan memberikan kesempatan
kepada seluruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk mengikuti pelatihan berupa Bintek, Workshop,
dan IHT dari tingkat Kecamatan, Dinas Pendidikan Kota, LPMP Provinsi dan Diklat tingkat Nasional.
Selain itu sekolah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua guru untuk studi lanjut
menempuh S1. Pada tahun 2010 dari 24 guru kelas dan guru Mapel dengan kualifikasi pendidikan jenjang
S1 baru 8 orang, tahun 2014 seluruh guru telah menempuh pendidikan S1, dan 1 orang guru telah
lulus S2. Keikutsertaan guru dalam kegiatan pelatihan
pengembangan profesi wajib dilakukan mengingat 98
66 guru telah memiliki sertifikat pendidik profesional
angkatan 2006-2013. Guna penguasaan teknologi pembelajaran bagi guru yang belum menguasai IT,
sekolah memberikan pelatihan setiap seminggu satu kali latihan sampai mereka mampu mengoperasikan
sarana komputer dan media lainya. Karena sebagai sekolah gugus inti, maka guru kelas SD Negeri
Peterongan mempunyai kewajiban menjadi pemandu kelas struktur organisasi gugus.
Berdasarkan hasil observasi peneliti diketahui bahwa, kepala sekolah berkomunikasi secara teratur
dengan guru, staf, orang tua, peserta didik, dan masyarakat terkait dalam pelaksanaan MMT di SD
Negeri Peterongan Semarang. Salah satu guru SD Negeri Peterongan Semarang menyampaikan sebagai
berikut:
Program kegiatan sekolah terkait dengan pelayan- an terhadap pelanggan oleh kepala sekolah diko-
munikasikan kepada segenap komponen yang terkait, melalui forum rapat sekolah, rapat sekolah
bersama anggota komite, rapat sekolah bersama orangtua siswa pada awal tahun pelajaran, tengah
semester, dan pada akhir tahun pelajaran sebagai bentuk kendali berhasil tidaknya program sekolah
dalam satu tahun pelajaran.
Hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang me-
nyampaikan program kegiatan sekolah terkait dengan pelayanan terhadap pelanggan kepada segenap kom-
ponen yang terkait. Program tersebut disampaikan melalui forum rapat sekolah, rapat sekolah bersama
67 anggota komite, rapat sekolah bersama orangtua siswa
pada awal tahun pelajaran, tengah semester, dan pada akhir tahun pelajaran sebagai bentuk kendali berhasil
tidaknya program sekolah dalam satu tahun pelajaran. Dalam penerapan MMT, kepala sekolah melaku-
kan pembagian tugas dan tanggung jawab yang tepat dan jelas kepada para guru dan staf sekolah. Hal ini
disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Peterong- an Semarang sebagai beriku:
Dalam menjalankan peran sebagai manajer, agar efektif dan efisien dalam menjalankan tupoksi ini,
maka selaku harus membagi habis tugas kepada semua tenaga yang ada di sekolah dengan tepat
dan jelas. Pembagian ini meliputi Stuktur organi- sasi sekolah, administrasi data kepegawaian
diterbitkan SK, dan deskripsi tugas organisasi sekolah. Dalam pembagian tugas ditentukan
dalam forum rapat sekolah yang melibatkan segenap pemangku kepentingan sekolah.
Salah satu guru SD Negeri Peterongan Semarang menambahkan sebagai berikut:
Kepala sekolah selalu memberikan tugas dengan jelas. Hal ini memudahkan kami dalam melaksa-
nakan tugas tersebut. Selain itu, kepala sekolah juga selalu melibatkan kami dalam mengambil
setiap keputusan yang berkaitan dengan pening- katan mutu sekolah, khususnya dalam memberi-
kan pelayanan kepada siswa, memenuhi kebutuh- an belajar mereka serta menjalin hubungan baik
dengan orang tua siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan di atas dapat disimpulkan bahwa Kepala
Sekolah SD Negeri Peterongan Semarang dalam pene-
68 rapan MMT melakukan tugas pokok dan fungsinya
sebagai manajer dengan cara melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang tepat dan jelas kepada
para guru dan staf sekolah. Pembagian ini meliputi stuktur organisasi sekolah, data kepegawaian diterbit-
kan SK, dan deskripsi tugas organisasi sekolah. Pembagian tugas ditentukan dalam forum rapat seko-
lah yang melibatkan segenap pemangku kepentingan sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga selalu meli-
batkan guru dalam mengambil setiap keputusan yang berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah, khusus-
nya dalam memberikan pelayanan kepada siswa, memenuhi kebutuhan belajar mereka, serta menjalin
hubungan baik dengan orang tua siswa.
4.1.4 Hambatan yang Dihadapi pada Pelaksanaan MMT di SDN Peterongan Semarang