Proses Pengadaan Manajemen Sarana dan Prasarana di SMPN 2 Tuntang

44

2. Proses Pengadaan

Proses pengadaan adalah kegiatan pelaksanaan atas kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya dalam rapat awal tahun. Dalam proses pengadaan, SMPN 2 Tuntang selalu menyesuaikan dengan rencana yang telah disusun. Pengadaan semua sarana prasarana selama ini dengan menggunanakan dana dari Pemerintah, baik daerah maupun pusat. SMPN 2 Tuntang menyadarai bahwa dana tersebut juga terbatas, namun sesuai dengan peraturan bahwa sekolah tidak boleh menerima dana dari pihak manapun untuk proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan keadaan sarana prasarana belum memadai. Pengadaan sarana prasarana juga tidak terlepas dari pembuatan proposal. Penyusunan proposal berbeda-beda, hal tersebut akan disesuaikan oleh dana atau anggaran yang dterima dan ditujukan untuk kegiatan tertentu, namun kepastian proposal selalu ditujukan kepada Pemerintah karena dana yang diperoleh hanya dari Pemerintah. Pengadaan sarana prasarana di SMPN 2 Tuntang juga melakukan pelaporan kepada Dinas yang berkaitan dengan laporan pertanggung jawaban atas anggaran yang diperoleh. Salah sau kenyataan yang ditemukan adalah tentang masalah yang berhubungan degan pengadaan gedung di SMPN 2.Sesuai dengan hasil yang telah disampaikan diatas, pelaksanaan pemenuhan kebutuhan akan disesuaikan dengan rencana. Kaitan dengan gedung, juga dilaksanakan sesuai dengan kondisi nyata yang menunjukkan jika sekolah memang membutuhkan ruang tambahan. Saat ini ruang kelas yang dimiliki oleh sekolah tidak sebanding dengan jumlah rombongan belajar yang ada. SMPN 2 Tuntang mempunyai jumlah 20 rombongan belajar, 45 tetapi sekolah hanya memiliki 18 kelas sebagai tempat belajar sehari-hari. Sehingga rombongan belajar yang belum memiliki kelas harus menempati ruang media dan lab IPA untuk sementara. Kekurangan kelas ini terjadi karena pada tahun ajaran 20132014 sekolah menerima murid dalam jumlah lebih, artinya tidak sesuai dengan kelas yang dimiliki. Hal ini dilakukan SMPN 2 Tuntang dengan maksud untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai pendidikan. Kesadaran pendidikan masyarakat di rasa semakin meningkat, sehingga minat mereka untuk mengikuti pendidikan juga meningkat. Sebelum memutuskan untuk menerima siswa dengan jumlah lebih, SMPN 2 Tuntang sudah melaporkannya kepada Dinas tentang hal ini. Hasil dari laporan tersebut mendapatkan persetujuan dari Dinas atas beberepa pertimbangan, salah satunya adalah jarak antara SMPN 2 Tuntang dengan SMP lainnya. Persetujuan tersebut disertai dengan kesanggupan Dinas untuk membantu dalam pengusulan kelas baru untuk SMPN 2 Tuntang. Syaratnya adalah pengajuan proposal sesuai dengan kondisi nyata saat ini. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa SMPN 2 Tuntang memang kekurangan kelas yang ditunjukkan melalui foto. Pengajuan proposal telah dilakukan, namun sampai saat ini belum ada kejelasan tentang anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan kelas baru. Sehingga SMPN 2 Tuntang hanya bisa menunggu dana turun, baru dapat melaksanakan kegiatan pembangunan untuk kelas baru.

3. Penggunaan