Penggunaan Bahan Habis Pakai Bahan Tidak Habis Pakai Pengurusan

45 tetapi sekolah hanya memiliki 18 kelas sebagai tempat belajar sehari-hari. Sehingga rombongan belajar yang belum memiliki kelas harus menempati ruang media dan lab IPA untuk sementara. Kekurangan kelas ini terjadi karena pada tahun ajaran 20132014 sekolah menerima murid dalam jumlah lebih, artinya tidak sesuai dengan kelas yang dimiliki. Hal ini dilakukan SMPN 2 Tuntang dengan maksud untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai pendidikan. Kesadaran pendidikan masyarakat di rasa semakin meningkat, sehingga minat mereka untuk mengikuti pendidikan juga meningkat. Sebelum memutuskan untuk menerima siswa dengan jumlah lebih, SMPN 2 Tuntang sudah melaporkannya kepada Dinas tentang hal ini. Hasil dari laporan tersebut mendapatkan persetujuan dari Dinas atas beberepa pertimbangan, salah satunya adalah jarak antara SMPN 2 Tuntang dengan SMP lainnya. Persetujuan tersebut disertai dengan kesanggupan Dinas untuk membantu dalam pengusulan kelas baru untuk SMPN 2 Tuntang. Syaratnya adalah pengajuan proposal sesuai dengan kondisi nyata saat ini. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa SMPN 2 Tuntang memang kekurangan kelas yang ditunjukkan melalui foto. Pengajuan proposal telah dilakukan, namun sampai saat ini belum ada kejelasan tentang anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan kelas baru. Sehingga SMPN 2 Tuntang hanya bisa menunggu dana turun, baru dapat melaksanakan kegiatan pembangunan untuk kelas baru.

3. Penggunaan

Salah satu hal penting yang ada di dalam kegiatan manajemen sarana prasarana adalah pengelolaan atas penggunaan. Seluruh pihak yanag ada di 46 sekolah memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga sarana prasarana yang dimilki sekolah, namun tanggung jawab khusus juga diterapkan di SMPN 2 Tuntang dengan sistem tertentu. Pengelolaan dalam pemakaian sarana dengan sistem tertentu sesuai dengan jenis barang, yakni sebagai berikut :

1. Bahan Habis Pakai

Pemakaian bahan habis pakai disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru. Kebutuhan tersebut telah diajukan oleh guru pada awal tahun ajaran yang disetujui oleh kepala sekolah. Nantinya akan di belanjakan oleh tim pembelanjaan. Pengelolaan bahan habis pakai di SMPN 2 Tuntang menggunakan sistem pendistribusian langung, artinya barang-barang yang sudah diterima oleh pihak penerima barang akan langsung disalurkan kepada pihak yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan terlebih dahulu.

2. Bahan Tidak Habis Pakai

Pemakaian bahan tidak habis pakai di SMPN 2 Tuntang selalu ada pengawasan dari pihak pengelola sarana dan prasarana. Pengelolaan pemakaian bahan tidak habis pakai diberlakukan sistem pinjam. Dimana peminjaman akan dilakukan oleh pihak yang membutuhkan kepada penanggung jawab barang tersebut. Penanggung jawab disini sesuai dengan jenis dan lokasi barang tersebut tersimpan. Misalnya laptop ada di ruang guru, maka tanggung jawab ada pada salah satu guru di kantor tersebut. Contoh lain bahan tidak habis pakai adalah LCD, kendaraan roda dua, kamera dll. Sistem peminjaman bahan tidak habis pakai juga akan 47 dilakukan pencatatan, pencatatan berupa tanggal pinjam dan kembali yang disertai tanda tangan pihak yang meminjam.

4. Pengurusan

Pengurusan sarana prasarana di SMPN 2 Tuntang telah melibatkan semua anggota sekolah antara lain guru, karyawan dan siswa. Hal ini merupakan bentuk daripengaturan sarana prasarana. Pengaturan secara khusus dillaksanakan oleh penanggung jawab tertinggi yakni pihak pengurus sarpras, selain itu melibatkan tata usaha, kepala perpustakaan, dan kepala laboratorium untuk mengatur terkait dengan inventarisasi sarana prasarana yang ada, prosedur penggunaan, serta pemeliharaannya. Pemelihaarn yang dilakukan sebagai contoh aalah pengecatan tembok yang dilakukan setiap tahunnya. Guru dan seluruh karyawan maupun siswa juga ikut andil dalam pemeliharan atau menjaga sarana prasarana yang ada di sekolah. Dalam pengurusan semua sarana dan prasarana telah disertai denganpencatatan secara periodik. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mewujudkan efisiensi dalam pengelolaan sarana dan prasarana. Pencataan tersebut dilakukan oleh pihak pengelola sarana prasarana bagian pencatatan, sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban aatas pengelolaan yang dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan oleh SMPN 2 Tuntang terkait sarana prasarana adalah inventarisasi. Inventarisasi sarana prasarana di SMP 2 Tuntang meliputi seluruh sarana prasarana yng dimiliki. Pencatatan atau alat administrasi yang dimliki antara lain buku inventarisasi, buku pembelian dan kartu barang. Tetapi kepemilikan tiga instrumen tersebut, tidak dimanfaatkan oleh SMPN 2 Tuntang 48 sebagai alattempat untuk mencatat. Kenyataannya adalah bahwa saat ini pencatatan yang dilakukan hanya berupa inventaris sekolah secara komputerisasi.

5. Pertanggungjawaban