92 siswa dalam mengerjakan tugas, sehingga kompetensi menjahit blus dapat
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning Terhadap Kompetensi Belajar
Praktek Menjahit Busana Wanita di SMK Negeri 4 Yogyakarta” pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
93 1. Kompetensi belajar praktek menjahit busana wanita di SMK Negeri 4
Yogyakarta pada kelas X busana 3 dari 32 siswa dengan tidak menggunakan model pembelajaran quantum learningmendapat nilai rata-rata 78.99 dengan
perolehan kategori tuntas sebanyak 21 siswa 65.6 dan 11 siswa 34.3 yang mendapat nilai tidak tuntas.Pencapaian kompetensi belajar praktek
menjahit pada kelas X busana 3 ini masih harus ditingkatkan dengan ketercapaian menurut BSNP yaitu siswa harus mencapai kompetensi dengan
nilai ≥75 dengan ketercapaian 75 dari siswa dan ketentuan sekolah
menetapkan ketercapaian itu harus diperoleh dari 80 siswa. 2. Kompetensi belajar praktek menjahit busana wanita di SMK Negeri 4
Yogyakarta pada kelas X busana 1 dari 32 siswa dengan menggunakan model pembelajaran quantum learning sebagian besar siswa memperoleh
nilai rata-rata 84,85 dengan perolehan kategori tuntas sebanyak 26 siswa 81.3 dan yang mendapat kategori tidak tuntas sebanyak 6 siswa 18.8.
Nilai kompetensi yang diperoleh siswa kelas X busana 1 dengan menggunakan model pembelajaran quantum learning sudah diatas standar
ketercapaian BSNP yaitu nilai kompetensi ≥75dari 75 dan sudah mencapai
nilai ketuntasan lebih dari 80 siswa. 3. Perolehan nilai kompetensi siswa pada kelas X busana 1 dengan
menggunakan model pembelajaran quantum learning dilihat dari hasil penghitungan dan uji-t diperoleh nilai t
hitung
lebih besar dari pada t
tabel
t
hitung
3,273 t
tabel
1,999 dan nilai taraf signifikansi lebih kecil dari 5 0,0020,05. Bila dikaji lebih dalam dari nilai kompetensi belajar praktek
menjahit busana wanita di SMK Negeri 4 Yogyakarta dari 32 siswa pada kelas X busana 3 tidak menggunakan model pembelajaran quantum
94 learningsebesar65,5, sedangkan nilai kompetensi belajar praktek menjahit
busana wanita, dari 32 siswa pada kelas X busana 1 dengan menggunakan model pembelajaran quantum learningsebesar 81,3. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan dan pengaruh yang signifikan sebesar 15,7, pada mata pelajaran praktek menjahit blus dengan menggunakan model
pembelajaran quantum learning di SMK Negeri 4 Yogyakarta.
B. Implikasi