Franchise Sebagai Bisnis Franchise Waralaba

4. Franchise adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki oleh franchisor. Franchisee mempunyai kewajiban didalam menggunakan sistem, metode, tata cara prosedur yang telah ditentukan oleh franchisor. Hal tersebut tidak boleh dilanggar ataupun diabaikan oleh franchise, disamping itu juga setiap jangka waktu tertentu franchisee wajib menyerahkan sejumlah uang royalti kepada franchisor.

2.4.3 Franchise Sebagai Bisnis

Franchise merupakan suatu sistem dalam pemasaran barang dan jasa yang melibatkan dua pihak franchisor dan franchisee, sistem ini merupakan suatu kiat untuk memperluas usaha dengan cara menularkan sukses. Dengan demikian dalam sistem ini harus terdapat pelaku bisnis yang sukses terlebih dahulu dimana kesuksesan yang diperolehnya tersebut akan disebarluaskan kepada pihak lain. Manfaat utama bagi pemilik franchise franchisor atau pengusaha yang sukses adalah pengurangan resiko dan investasi modal yang di perlukan untuk suatu keperluan internal. Namun demikian ia memikul tanggung jawab tambahan atas bisnisnya yang menuntut banyak usaha. Bagi pemegang franchise dapat menikmati suatu sistem bisnis teruji yang dimiliki oleh franchisor, yang dalam banyak hal dilengkapi dengan nama dagang yang sudah diterima oleh khalayak ramai. Bagi pihak pengusaha yang akan men-franchise-kan usahanya langkah- langkah yang minimal harus dilakukan adalah : 1. Menentukan usaha yang akan di franchise-kan; 2. Operasi percontohan; 3. Menyusun paket usaha franchise; 4. Menyusun buku pedoman operasi; 5. Memasarkan paket usaha franchise; 6. Memilih pemegang franchise franchisor contoh : Kebab Turki Baba Rafi Franchise ini merupakan suatu metode untuk melakukan bisnis, yaitu suatu metode untuk memasarkan produk atau jasa ke masyarakat. Selanjutnya disebutkan pula bahwa franchise dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, di mana sebuah perusahaan induk franchisor memberikan kepada individu atau perusahaan lain yang berskala kecil dan menengah franchisee, hak-hak istimewa untuk melaksanakan suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama waktu tertentu, di suatu tempat tertentu. Dewasa ini, istilah franchise dipahami sebagai suatu bentuk kegiatan pemasaran dan distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan besar memberikan hak atau priviledge untuk menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau perusahaan yang relatif lebih kecil. Franchise merupakan salah satu bentuk metode produksi dan distribusi barang atau jasa kepada konsumen dengan suatu standard dan sistem eksploitasi tertentu. Pengertian standar dan eksploitasi tersebut meliputi kesamaan dan penggunaan nama perusahaan, merek, serta sistem produksi, tata cara pengemasan, penyajian dan pengedarannya. Sementara itu Munir Fuady 2005, menyatakan bahwa franchise atau sering disebut juga dengan istilah waralaba adalah suatu cara melakukan kerjasama di bidang bisnis antara 2 dua atau lebih perusahaan, di mana 1 satu pihak akan bertindak sebagai franchisor dan pihak yang lain sebagai franchisee, di mana di dalamnya diatur bahwa pihak - pihak franchisor sebagai pemilik suatu merek dari know - how terkenal, memberikan hak kepada franchisee untuk melakukan kegiatan bisnis dari suatu produk barang atau jasa, berdasar dan sesuai rencana komersil yang telah dipersiapkan, diuji keberhasilannya dan diperbaharui dari waktu ke waktu, baik atas dasar hubungan yang eksklusif ataupun non- eksklusif, dan sebaliknya suatu imbalan tertentu akan dibayarkan kepada franchisor sehubungan dengan hal tersebut. Selanjutnya Munir Fuady 2005, mengatakan lagi bahwa franchisee adalah suatu lisensi kontraktual diberikan oleh franchisor kepada franchisee yang : 1. Mengizinkan atau mengharuskan franchisee selama jangka waktu franchise , untuk melaksanakan bisnis tertentu dengan menggunakan nama khusus yang dimiliki atau berhubungan dengan pihak franchisor. 2. Memberikan hak kepada franchisor untuk melaksanakan pengawasan berlanjut selama jangka waktu franchise terhadap aktivitas bisnis franchise oleh franchisee. 3. Mewajibkan pihak franchisor untuk menyediakan bantuan kepada franchisee dalam hal melaksanakan bisnis franchise tersebut seperti memberikan bantuan pendidikan, perdagangan, manajemen, dan lain-lain. 4. Mewajibkan pihak franchisee untuk membayar secara berkala kepada franchisor sejumlah uang sebagai imbalan penyediaan barang dan jasa oleh pihak franchisor. Adapun pengertian franchise dapat dilihat pula dalam 2 segi Munir Fuady, 2005, yaitu: 1. Aspek yuridis. a. Menurut peraturan perundang-undangan. 1. Menurut Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Merupakan hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap system bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang danatau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan danatau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Berdasarkan Penjelasan Pasal 3 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007, yang dimaksud dengan ciri khas usaha adalah suatu usaha yang memiliki keunggulan atau perbedaan yang tidak mudah ditiru, dibandingkan dengan usaha lain sejenis, dan membuat konsumen selalu mencari ciri khas dimaksud. Misalnya, system manajemen, cara penjualan dan pelayanan, atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus dari pemberi waralaba. Unsur-unsur yang dapat dirumuskan dari definisi di atas adalah: 1 Adanya hak khusus; 2 Pelakunya bisa perseorangan maupun badan usaha; 3 Adanya objek sistem bisnis dengan ciri khas usaha; 4 Tujuannya memasarkan barang danatau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan danatau digunakan oleh pihak lain; 5 Dasarnya perjanjian waralaba. 2. Menurut Pasal 1 ayat 1 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 259MPP Kep 7 1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba, yang di maksud dengan waralaba franchise adalah perikatan di mana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Unsur-unsur yang dapat dirumuskan dari definisi di atas adalah: a Adanya perikatan; b Adanya hak pemanfaatan dan atau penggunaan; c Adanya objek, yaitu HAKI atau penemuan baru atau ciri khas usaha; d Adanya imbalan atau jasa; e Adanya persyaratan dan penjualan barang. b. Menurut pendapat para ahli 1. Franchise adalah lisensi yang diberikan oleh franchisor dengan pembayaran tertentu. Lisensi yang diberikan itu bisa berupa lisensi paten, merek perdagangan, merek jasa, dan lain-lain yang digunakan untuk tujuan pedagangan tersebat di atas Ridwan Khaerandy, 1992 : 87. 2. Menurut Salim 2003:165, pengertian franchise secara yuridis adalah suatu kontrak yang dibuat antara franchisor dan franchisee , dengan ketentuan pihak franchisor memberikan lisensi kepada franchisee untuk menggunakan merek barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu dan pembayaran sejumlah royalti tertentu kepada franchisor. Dalam pengertian tersebut, mengandung beberapa unsur, yaitu: 1 Adanya subjek hukum, yaitu franchisor dan franchisee; 2 Adanya lisensi atas merek barang atau jasa; 3 Untuk jangka waktu tertentu; 4 Adanya pembayaran royalti. 3. Menurut pendapat Johanes dan Lindawati 2004 : 144, franchising adalah sistem pemasaran barang danatau jasa danatau teknologi, yang didasarkan pada kerjasama tertutup dan terus menerus antara pelaku-pelaku independen maksudnya franchisor dan individual franchisee dan terpisah baik secara legal hukum dan keuangan, dimana franchisor member hak pada para individual franchisee dan membebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya sesuai dengan konsep dari franchisor . 4. Menurut pendapat Juajir Sumardi 1995 : 9, mengatakan bahwa waralaba adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang relatif baru atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling menguntungkan khususnya dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen. 2. Aspek bisnis a. Menurut Handri 2009:126 mengemukakan pengertian franchise dari aspek bisnis, yaitu salah satu metode produksi dan distribusi barang dan jasa kepada konsumen dengan suatu standar dan system eksploitasi tertentu. Pengertian standar dan eksploitasi tersebut meliputi kesamaan dan penggunaan nama, meliputi kesamaan dan penggunaan nama perusahaan, merek, sistem produksi, tata cara pengemasan, penyajian dan pengedarannya. Unsur-unsur franchise dari aspek bisnis, yaitu: 1 Metode produksi; 2 Adanya izin dari pemilik, yaitu franchisor kepada franchisee; 3 Adanya suatu merek atau nama dagang; 4 Untuk menjual produk atau jasa; 5 Di bawah merek atau dagang dari franchise. b. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia AFI, yang dimaksud dengan waralaba adalah: suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, di mana pemilik merek memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Berdasarkan rumusan tersebut diatas maka dapat diuraikan bahwa: Waralaba merupakan suatu kontrak atau perjanjian kerjasama standart, yaitu tidak terlepas dengan perihal perikatan Mariam, 2006 : 1. Untuk memasyarakatkan sistem keterkaitan usaha dalam bidang pemasaran di Indonesia di pandang perlu untuk mencari suatu persamaan kata yang lebih mudah dipakai, dibaca, diucapkan dan berakar pada kata-kata yang lazim digunakan di Indonesia. Oleh karena itu istilah di Indonesia lebih dikenal dengan istilah wara laba. Istilah franchise pertama kali diperkenalkan oleh Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Management LPPM. Franchise berasal dari kata WARA lebih atau istimewa dan LABA. Franchise menurut Barly Haliem, berarti usaha yang memberikan laba lebih atau istimewa Iswanto, 2007 : 21. 3. Segi ekonomi a. Franchise produk dan merek dagang adalah bentuk franchise yang paling sederhana. Dalam franchise produk dan merek dagang ini pemberi waralaba atau franchisor memberikan hak kepada penerima waralaba atau franchisee untuk menjual produk yang dikembangkan oleh franchisor yang disertai dengan pemberian izin untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang franchisor. Pemberian izin atau lisensi penggunaan merek dagang atau nama dagang tersebut diberikan dalam rangka penjualan produk yang di waralaba kan atas pemberian izin penggunaan merek dagang dan nama dagang Widjaja, 2001 : 13. b. Franchise Format Bisnis adalah pemberian sebuah lisensi dari pemberi waralaba atau franchisor kepada penerima waralaba atau franchisee , lisensi tersebut memberi hak kepada penerima waralaba atau franchisor untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang atau nama dagang pemberi waralaba atau franchisor, dan untuk menggunakan keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang diperlukan untuk membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis dan untuk menjalankannya dengan meminta bantuan yang terus menerus atas dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Sementara, franchise dalam kegiatan format bisnis yang dikutip dari Iswanto 2007 : 26 ini terdiri dari : 1. Konsep bisnis yang menyeluruh dari pemberi franchise. 2. Adanya proses permulaan dan pelatihan atas seluruh aspek pengelolaan bisnis sesuai dengan konsep pemberi franchise atau franchisor . 3. Proses bantuan dan bimbingan yang terus menerus dari pihak pemberi franchise atau franchisor. Dengan demikian, dari beberapa pengertian franchise yang diuraikan di atas, dapat diperoleh hal-hal yang berkaitan dengan bisnis franchise yang dikutip dari Iswanto 2007 : 24-25 yaitu: 1. Franchising adalah suatu hubungan berdasarkan kontrak antara franchisor dan franchisee, dimana franchisor menawarkan dan berkewajiban menyediakan perhatian terus menerus pada bisnis franchise melalui penyediaan pengetahuan dan pelatihan. Franchisee beroperasi dengan menggunakan nama dagang, format, atau prosedur yang dipunyai serta dikendalikan oleh franchisor, franchisee melakukan investasi dalam bisnis yang dimilikinya. 2. Sistem franchise adalah cara pemasaran atau distribusi barang dan jasa sebuah perusahaan induk franchisor memberikan kepada individu atau perusahaan lain franchise hak istimewa untuk melakukan suatu system usaha tertentu, dengan cara tertentu, waktu tertentu dan disuatu tempat tertentu. 3. Franchisor adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak berupa lisensi kepada pihak lain franchise untuk memanfaatkan dan menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas usaha yang dimiliki seperti nama perusahaan, merek dagang, simbol komersil, paten dan hak cipta. 4. Franchisee adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki oleh franchisor. Franchisee mempunyai kewajiban didalam menggunakan sistem, metode, tata cara prosedur yang telah ditentukan oleh franchisor. Hal tersebut tidak boleh dilanggar ataupun diabaikan oleh franchise, disamping itu juga setiap jangka waktu tertentu franchisee wajib menyerahkan sejumlah uang royalti kepada franchisor. 5. Franchise perusaahan kecil adalah sistim pemasaran atau distribusi barang dan jasa, dimana sebuah franchisor memberikan kepada individu atau franchisee yang berskala kecil dan menengah, hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu, dengan cara tertentu, waktu tertentu, dan di suatu tempat tertentu, serta dengan modal yang relatif kecil. Franchise merupakan suatu sistem dalam pemasaran barang dan jasa yang melibatkan dua pihak franchisor dan franchise, sistem ini merupakan suatu kiat untuk memperluas usaha dengan cara menularkan sukses Iswanto 2007 : 25. Dengan demikian dalam sistem ini harus terdapat pelaku bisnis yang sukses terlebih dahulu dimana kesuksesan yang diperolehnya tersebut akan disebarluaskan kepada pihak lain. 1. Bagi Pihak Pengusaha. Dalam men-franchise-kan usahanya langkah-langkah yang minimal harus dilakukan pihak pengusaha franchisor, menurut Iswanto 2007 : 26, adalah: 1. Menentukan usaha yang akan di franchise-kan; 2. Operasi percontohan; 3. Menyusun paket usaha franchise; 4. Menyusun buku pedoman operasi; 5. Memasarkan paket usaha franchise; 6. Memilih pemegang franchise franchisor contoh : Kebab Turki Baba Rafi 2. Bagi Pihak Calon franchise franchisee. Bagi calon pemegang franchise franchisee, patut disadari bahwa mencari suatu franchise atau bisnis apapun merupakan suatu proses yang cukup rumit, oleh karena itu diperlukan suatu ketelitian yang mendalam terhadap bisnis franchise yang mana paling baik dan mendukung serta dapat dijalankan ditempat calon franchisee berada. Setelah menentukan pilihan untuk membeli dan mengoperasikan bisnis yang di franchise kan dalam suatu industri yang memenuhi persyaratan baik pendanaan, maupun pribadi, maka penelitian pembelian siap dimulai. Dalam rangka penelitian tersebut calon franchisee dapat melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan kontak awal dengan pihak franchisor, 2. Melakukan pengkajian terhadap pemilik franchise yang akan dipilih, 3. Mengkaji aspek-aspek finansial yang timbul dari pembelian franchise tersebut, 4. Mengkaji produk dan pelayanan yang unik dari usaha yang akan di franchise kan, 5. Mengkaji merk dagang dan dukungan staf pemilik franchise yang diberikan kepada pemegang franchise franchisee.

2.4.4 Keunggulan dan kelemahan sistem bisnis franchise

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kreatif Public Relations Best Western Star Hotel Dalam Penyelesaian Konflik T1 362008033 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pesan Strategi Komunikasi Pemasaran Coolant dalam Membentuk Positioning T1 362009021 BAB II

0 2 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Komunikasi Pemasaran Terpadu Laras Asri Resort & Spa Periode 2010 – 2012 T1 362009056 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu T1 362006801 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu T1 362006801 BAB IV

6 73 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu T1 362006801 BAB V

0 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu T1 362006801 BAB VI

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Magic Wave dalam Mendapatkan Pengiklan T1 362006025 BAB II

0 0 19

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu 3D Tour and Travel dalam Membangun Kepercayaan terhadap Konsumen T1 BAB II

0 1 20