kepentingan umum. Hal ini juga dikemukakan oleh Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations: Principles and Problems yang dikutip Wardhani 2008
: 4. Peran humas atau PR adalah: 1.
Mengabdi kepada kepentingan umum 2.
Memelihara komunikasi yang baik 3.
Menitikberatkan moral dan prilaku yang baik PR tidak hanya berperan menjadi wasit yang baik, melainkan juga menjadi
pemain yang menjaga moral serta prilakunya yang terbaik. Hal ini dikarenakan PR adalah ujung tombak organisasi yang langsung berhadapan dengan publik. PR
pun menjadi cermin organisasi, bila cerminnya bersih, bening dan berkilat, maka publik memandang organisasi dengan lebih positif serta menggunakan kacamata
yang bening, dan sebaliknya. Selanjutnya dikatakan public relations mempunyai peran timbal balik,
yaitu, harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran image masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya
dan harus berusaha mengenali, mengidentifikasikan hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif kurang menguntungkan dalam
masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan.
2.3.4 Fungsi Public Relations
Menurut Dozier 1992, fungsi PR dalam organisasi merupakan salah stau kunci penting untuk memahami fungsi public relations dan komunikasi
organisasi. Fungsi praktisi public relations juga merupakan salah satu kunci untuk
mengembangkan pencapaian profesional dari praktisi public relations. Fungsi public relationship
dapat dibagi menjadi dua kategori, antara lain: 1.
Public Relations Manager. Fungsi Manajer Komunikasi, antara lain : a. Expert Prescriber : Praktisi
PR membantu manajemen dengan pengalaman dan keterampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah public relationship yang
dihadapi oleh organisasi. b. Communication Facilitator : Praktisi PR membantu manajemen dengan menciptakan kesempatan-kesempatan
‘mendengar’ apa kata public dan menciptakan peluang agar public mendengar apa yang diharapkan manajemen. c. Problem Solving Process
Facilitator : Praktisi PR membantu kerja manajemen melalui kerja sama
dengan bagian lain dalam organisasi untuk menemukan pemecahan masalah yang memuaskan bagi masalah public relations.
2. Public Relations Technican
Communication Technican : Menyediakan layanan teknis komunikasi
untuk organisasi sedangkan keputusan untuk teknis komunikasi yang harus dijalankan ditentukan oleh orang atau bagian lain dalam organisasi.
Fungsi PR dalam organisasi Cutlip, Center Broom yang dikutip Wardhani, 2008 : 6-7 membagi PR dalam empat fungsi :
a. Expert prescriber
b. Problem – solving facilitator
c. Communication facilitator
d. Communication Technician
Fungsi PR tersebut di atas, akan sangat terkait dengan kebutuhan peran PR dalam organisasi. Cutlip, dan kawan-kawan menjelaskan dalam bentuk tabel di
bawah ini:
Tabel 2.1 Lingkungan Organisasi Fungsi PR Cutlip, 2000 : 47
Low Threat High Threat
Little Change Communication technician
Problem-solving facilitator
Much Change
Communication Facilitator Expert prescriber
Communication technician berfungsi untuk organisasi yang cenderung
stabil dengan ancaman lingkungan yang rendah. Artinya lingkungan organisasi yang sederhana serta tidak banyak ancaman akan menjadikan organisasi lebih
stabil, sehingga hanya membutuhkan peranan teknis PR. Contohnya lembaga- lembaga non profit dan lembaga sosial charity.
Sedangkan fungsi PR sebagai communication facilitator dijalankan dalam organisasi yang memiliki lingkungan luas namun tidak mengancam atau
ancamannya rendah dan tidak banyak. Contohnya adalah lembaga-lembaga pendidikan dan beberapa lembaga pemerintahan.
Organisasi dengan lingkungan yang sederhana namun penuh ancaman akan mengalami banyak permasalahan. Oleh karena itu, dibutuhkan fungsi PR
sebagai problem solving facilitator. Contoh problem yag seringkali dihadapi adalah konflik tenaga kerja,peraturan pemerintah yang menghambat, persaingan
yang tidak sehat . Contohnya adalah perusahaan marketing communication, lembaga keuangan dan asuransi, biro konsultan public relations dan lainnya.
Organisasi dengan publik yang luas dan penuh dengan ancaman membutuhkan PR yang berfungsi sebagai expert prescriber. Organisasi ini
seringkali menghadapi permasalahan atau krisis. Karena itu dibutuhkan PR yang mampu mendeteksi kemungkinan timbulnya krisis, membuat perencanaan
program pencegahan atau penyelesaian, melaksanakan dan mengevaluasi, contohnya perusahaan penerbangan, perusahaan-perusahaan dengan produk atau
jasa strategis seperti penyedia listrik, gas, bahan bakar minyak, dan lainnya.
2.3.5 Kegiatan Public Relations