Faktor Ekonomi Faktor Yang Mempengaruhi Perempuan Miskin dalam Pemanfaatan Sumberdaya Perdesaan

perbedaan konstruksi biologis secara alamiah dan tetap. Pada tataran konsep nature mengilhami adanya perbedaan tugas dan peran yang memang harus berbeda antara laki-laki dan perempuan. Peran maupun tanggung jawab laki-laki dan perempuan ada yang dapat dipertukarkan, sementara ada yang tidak dapat dipertukarkan karena secara alamiah sebagai ketentuan yang tetap bukan hasil konstruksi budaya sosial budaya manusia. Peran dan fungsi perempuan sesuai dengan kodrat alamiah seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui tidak dapat dipertukarkan sehingga hanya dapat dilakukan oleh perempuan. Konsep nurture menganut paham bahwa ketertinggalan perempuan dari laki-laki semata mata karena adanya konstruksi sosial budaya yang kurang menguntungkan perempuan. Ketidakadilan yang harus ditanggung perempuan telah menyebabkan perempuan semakin tertinggal dari laki- laki karena telah terjadi konstruksi sosial budaya yang diciptakan oleh manusia untuk menindas yang lemah, perempuan selama ini sebagai kelompok lemah yang kurang memiliki posisi tawar dibanding lawan jenisnya. Perempuan mengalami peminggiran, diskriminasi, beban ganda bahkan triple role dan mengalami stereotipe merupakan hasil konstruksi sosial budaya. Konstruksi sosial budaya telah mendorong perempuan mengalami ketertinggalan dibanding laki-laki dalam berbagai kesempatan. Ketimpangan antara laki- laki dan perempuan merupakan salah satu bentuk penindasan terhadap perempuan, terjadinya subordinasi perempuan akibat pertumbuhan hak milik pribadi terlalu berorientasi ekonomi dalam menilai kedudukan perempuan dengan menafikkan semua faktor biologis.

2. Faktor Ekonomi

Pembagian kerja yang telah berlangsung lama menempatkan perempuan pada pekerjaan domestik dan laki-laki pada pekerjaan publik. Pembagian kerja tersebut dalam ekonomi modern yang dipengaruhi sistem kapitalis dianggap menjadi pemicu munculnya subordinasi perempuan. Perempuan melakukan pekerjaan domestik yang tidak memiliki nilai ekonomi karena tidak menghasilkan uang atau barang dan laki- laki pada sektor publik memiliki nilai ekonomi menghasilkan uang atau barang. Ketidakadilan harus diterima perempuan karena pada perkembangan berikutnya perempuan harus juga berperan di sektor publik membantu mencari nafkah dengan tetap bertanggung jawab pada kegiatan domestiknya sehingga dikenalkan sebagai peran ganda bahkan lebih untuk perempuan. Perempuan dengan peran ganda atau banyak peran kemudian menempatkan perempuan memiliki waktu bekerja lebih panjang dibanding laki-laki. Apabila perempuan diberi beban tambahan ikut mencari nafkah di luar rumah tangga tetap melakukan pekerjaan utamanya di rumah tangga telah menjadikan perempuan mempunyai beban yang lebih berat. Perempuan yang bekerja di luar rumah karena harus ikut mencari pendapatan selayaknya tidak harus bertanggung jawab melakukan pekerjaan rumah tangga sendirian. Perempuan menjadi bergantung pada suami karena pekerjaan domestik yang menghabiskan sebagian besar waktu bahkan sepanjang hidup istri kurang mendapat penghargaan, pekerjaan domestik bagi istri sudah menjadi kodrat perempuan. Pemberdayaan perempuan dalam pemanfaatan sumberdaya perdesaan sering harus berhadapan dengan faktor ekonomi yang mana sumberdaya perdesaan yang strategis lebih banyak dikuasai laki- laki. Perempuan miskin mengalami banyak kendala untuk memperoleh kesempatan melakukan kegiatan ekonomi produktif karena perempuan miskin terpinggirkan dari akses dan kontrol terhadap sumberdaya strategis. Sumberdaya strategis untuk memperoleh pinjaman modal usaha. Selain kesulitan memperoleh modal perempuan miskin juga mengalami kendala tentang pemasaran sehingga nilai jual produksi pertanian kurang memadai.

3. Faktor Geografi