inilah perempuan miskin dapat saling tukar ide dan gagasan dalam rangka meningkatkan peran serta secara aktif dan berpartisipasi dalam setiap program pemberdayaan untuk kepentingan
perempuan miskin dan masyarakat luas.
D. Kontrol Perempuan Miskin Terhadap Sumberdaya Perdesaan
Peran dalam kontrol terhadap sumberdaya perdesaan memiliki peran penting untuk penguatan perempuan mikisn. Selama ini kontrol perempuan miskin terbatas pada hal-hal
berkaitan dengan pangan dan pemeliharaan rumah serta kegiatan sosial kemasyarakatan. Perempuan miskin kurang memiliki kesempatan untuk melakukan kontrol terhadap kegiatan
produktif. Hal ini sesuai dengan peran jender yang telah ditetapkan oleh masyarakat dimana perempuan diberikan ruang pada hal- hal bersifat domestik sedangkan laki- laki pada sektor
publik. Diperlukan pendekatan untuk pengembangan sadar jender memperhatikan bagaimana
hubungan sosial laki-laki dan perempuan terbentuk, yaitu bagaimana laki- laki dan perempuan memainkan peran yang berbeda. Dari kajian penelitian tampak peran jender berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat. Dalam kajian dengan pendekatan jender dibedakan kebutuhan perempuan dan kebutuhan jender perempuan dan laki-laki. Kebutuhan perempuan adalah
kebutuhan berdasarkan kepentingan biologis, kebutuhan jender adalah sesuatu hal yang memungkinkan bagi perempuan dan laki-laki berkembang sesuai posisi sosial di masyarakat.
Diidentifikasi dari hasil penelitian bahwa perempuan miskin dituntut untuk meningkatkan keterampilan dalam kegiatan sehari-hari dibidang produksi dengan memanfaatkan sumberdaya
perdesaan lebih optimal dan berdaya guna, misalnya keterampilan bercocok tanam, keterampilan mengelola peternakan, keterampilan memanfaatkan sumberdaya hutan, memanfaatkan lahan,
mengelola usaha produktif, memanfaatkan sumberdaya sekitar, memelihara kesehatan, mengelola informasi, dan mengelola air bersih. Dari hasil penelitian ditunjukkan untuk
mencapai suatu alternatif kesetaraan terhadap lawan jenisnya diperlukan upaya untuk mengatasi subordinasi perempuan dari laki-laki untuk kontrol terhadap sumberdaya perdesaan. Subordinasi
yang dialami perempuan miskin telah merugikan perempuan miskin sehingga terpinggirkan untuk terlibat dalam kontrol sumberdaya perdesaan setara dengan laki-laki. Sistem nilai yang
berlaku di ketiga dusun penelitian telah membelenggu perempuan sehingga kurang memiliki peran dalam kontrol terhadap sumberdaya produktif.
Upaya menghilangkan segala bentuk diskriminasi, peningkatan hak-hak perempuan, pengurangan pembagian tugas secara seksual perlu terus disosialisasikan kepada perempuan
miskin. Agar perempuan miskin memiliki posisi tawar setara dengan laki- laki untuk kontrol terhadap sumberdaya perdesaan. Pemberdayaan
empowerment
merupakan langkah yang paling tepat untuk meningkatkan posisi tawar perempuan terhadap kontrol sumberdaya perdesaan untuk
mencapai keseimbangan peran laki- laki dan perempuan. Pengorganisasian perempuan miskin untuk pengembangan diri secara kelompok agar
melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kerja dapat dilakukan untuk pemecahan masalah. Melalui diskusi kelompok dikaji bahwa pemberdayaan merupakan kebutuhan komunitas bukan
kepentingan individu dengan komunitas yang kondusif maka perempuan miskin akan secara aktif berperan serta untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang
pengautan diri dan dan peningkatan kualitas sumberdaya mereka. Intervensi untuk melakukan perubahan perilaku perempuan miskin dalam melakukan
kegiatan lebih mudah dipantau. Kelompok dijadikan basis pemberdayaan baik yang bersifat
kegiatan kegiatan praktis maupun strategis, kegiatan pertanian, peternakan, pelatihan-pelatihan, keterampilan, peningkatan pendapatan, pelayanan kesehatan.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Perempuan Miskin dalam Pemanfaatan Sumberdaya Perdesaan