kegiatan pengembangan model yang akan dilakukan. Alur pengembangan model dapat digambarkan berikut ini mengacu pada
four-d model define, design, develop, dan disseminate
Thiaragajan et al., 1994.
Gambar 1. Diagram Pengembangan Model 1. Analisis profil kegiatan laki-laki dan perempuan, profil akses dan kontrol terhadap sumber
daya, analisis faktor penyebab terjadinya situasi jender, analisis dampak situasi jender dan analisis program berwawasan jender.
2. Merancang model pemberdayaan 3. Mengembangkan model, review, revisi, uji coba, analisis, revisi model
4. Implementasi model
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Langkah penelitian meliputi pemilihan lokasi, pengambilan sampel, pengumpulan dan analisis data
1. Pemilihan Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi dilakukan dengan memanfaatkan informasi dari kajian peta tematik DIY dan data dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Sleman dengan melihat keadaan dan distribusi
penduduk miskin, sumberdaya di perdesaan selanjutnya menentukan lokasi yang representatif sesuai topik penelitian ditentukan kawasan lereng Merapi di Kabupaten Sleman, DI Yogjakarta.
Merancang model pemberdayaan
Analisis profil
Mengembangkan model
Implementasi model
2. Pengambilan Sampel.
Pemilihan wilayah penelitian dilakukan secara purposive yang menjadi alasan menentukan wilayah penelitian agar dapat mengungkap tentang pemanfaatan sumberdaya
perdesaan oleh perempuan miskin sebagai upaya mengentaskan kemiskinan. Pemilihan sampel wilayah penelitian dilakukan setelah melakukan observasi selanjutnya ditetapkan tiga dusun dari
tiga kecamatan di Kabupaten Sleman. Dusun Ngandong, Desa Girikerto, Kecamatan Turi. Dusun Ngepring, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem. Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagahardjo,
Kecamatan Cangkringan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk memperoleh data primer dan data sekunder meliputi,
a
Studi Pustaka: referensi, majalah, peta, foto udara, internet, data dari instansi terkait.
b
Observasi dan penjajagan.
c
Wawancara terstruktur dengan menggunakan instrumen
d
Participatory Rural Appraisal
PRA. Pada proses pemberdayaan perempuan miskin yang terpenting adalah upaya untuk meningkatkan peran serta perempuan agar secara
aktif terlibat dalam pemanfaatan sumber daya perdesaan untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan. Metode ini memiliki kelebihan agar perempuan miskin memiliki
kompetensi untuk berperan aktif dan berpartisipasi dalam setiap program pemberdayaan. Kelebihan metode ini sebagai dikemukakan Chambers 1996 meliputi; 1.
Memungkinkan subyek penelitian dapat mengemukakan kecakapannya. 2. Hubungan dengan subyek penelitian lebih santai. 3. Saling berbagi secara visual. 4. Subyek peneliti
dapat menggunakan kategori atau prioritas yang akan dicapai. 5. Saling berbagi antar subyek penelitian, menyebarkan pengalaman dan pengetahuan.
e
Focus Group Discution
FGD atau diskusi kelompok
4. Jenis Data Penelitian