penelitian menjadikan pengelolaan lahan kurang optimal untuk dikembangkan sebagai wilayah pertanian.
Setiap rumah tangga telah memanfaatkan listrik menjadikan kehidupan di perdesaan lebih dinamis dengan perubahan dan perkembangan yang signifikan untuk menunjang komunikasi,
hiburan, dan energi untuk peralatan rumah tangga. Komunikasi telah menggunakan telepon genggam dan radio antar penduduk untuk memudahkan penduduk perdesaan berkomunikasi dan
memperoleh informasi. Sumber informasi yang telah dimanfaatkan penduduk hingga ke wilayah penelitian adalah radio, televisi, dan mass media meskipun dalam jumlah yang masih terbatas
telah memudahkan sebagian penduduk perdesaan dapat memiliki wawasan luas tentang informasi lokal, nasional dan global.
B. Profil dan Kegiatan Perempuan Miskin
Karakteristik demografi perempuan miskin dikaji untuk memudahkan dalam memahami tentang distribusi umur, pendidikan, mata pencaharian, penguasaan lahan setiap rumah tangga,
dan jumlah anggota rumah tangga yang melekat pada perempuan miskin di perdesaan.
1. Pengelompokan RumahTangga
Penduduk ketiga dusun penelitian dibedakan menjadi rumah tangga miskin dan rumah tangga tidak miskin dengan mendasarkan pada pendapatan per kapita per tahun yang menjadi
salah satu indikator untuk menentukan karakteristik tersebut. Strata pengelompokan rumah tangga didasarkan atas pendapatan per kapita per rumah tangga. Pengelompokan rumah tangga
miskin mendasarkan pada pendapatan per kapita setara beras karena dengan cara ini lebih cocok untuk mengukur intensitas kemiskinan. Selain pendapatan per kapita per tahun setara beras
dilakukan kajian dengan melihat kondisi perumahan perempuan miskin. Dari perhitungan pendapatan per kapita hampir seluruh rumah tangga miskin secara signifikan dapat dilihat dari
keadaan tempat tinggal. Kelompok rumah tangga miskin apabila pendapatan per kapita per tahun dalam rumah tangga kurang atau sama dengan 240 kg harga beras setempat dalam setahun.
Kelompok rumah tangga tidak miskin apabila pendapatan per kapita per tahun dalam rumah tangga lebih dari 240 kg harga beras setempat dalam setahun. Mendasarkan harga beras setempat
rumah tangga miskin apabila mempunyai pendapatan per kapita per tahun kurang atau sama dengan Rp 1 020 000 dan hampir miskin apabila pendapatan per kapita per tahun lebih dari Rp 1
020 000 per kapita pertahun. Asumsi harga beras di ketiga dusun penelitian ketika penelitian dilakukan adalah Rp 4250 per kg.
Tabel.V.1. Karakteristik Rumah Tangga Dusun Penelitian
No Pendapatan per kapita
per tahun Rumah
Tangga Ngandong
Ngepring Kalitengah Lor
f f
f
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
Pendapatan Kurang atau sama dengan Rp 1 020 000
Miskin 94
75,8 93
83 86
89,5 2
Pendapatan lebih dari Rp 1 020 000
Tidak Miskin
30 24,2
19 17
12 12,5
Jumlah 124
100 112
100 98
100 Sumber : Data Primer 2008
Kalitengah Lor mempunyai persentase rumah tangga miskin paling banyak dan Ngandong persentase rumah tangga miskin paling sedikit. Pendapatan rumah tangga di
Ngandong didominasi dari pendapatan usahatani tanaman komersial Salak Pondoh. Disamping mengelola usahatani tersebut juga mengelola usahatani ternak, memanfaatkan hutan, dan
melakukan diversifikasi ekonomi meskipun masih terbatas, hal sama juga dilakukan penduduk di Ngepring. Ngandong dan Ngepring memiliki infrastruktur yang relatif baik katimbang
Kalitengah Lor. Kemudahan melakukan mobilitas ke luar dusun ini berdampak pada perluasan kesempatan meningkatkan pendapatan rumah tangga tercermin dari persentase perempuan
miskin menjadi lebih sedikit. Pendapatan rumah tangga di Kalitengah Lor didominasi dari peternakan karena aksesibilitas yang kurang menguntungkan dari dusun ini menjadi kendala
utama untuk peningkatan kesejahteraan penduduknya. Ngepring memiliki aksesibilitas yang relatif paling baik katimbang kedua dusun yakni; Ngandong dan Kalitengah Lor.
2. Mata Pencaharian Perempuan Miskin