15 dan penyaluran selain peminatan peserta didik adalah pembentukan kelompok
belajar berdasarkan hasil sosiometri. Berikut ini jabaran layanan penempatan dan penyaluran yang telah dilakukan:
1 Peminatan Peserta Didik Peminatan peserta didik sebagai layanan penempatan dan penyaluran di
SMA N 1 Seyegan dimulai pada Senin 7 Juli 2014 hingga Kamis 10 Juli 2014. Setelah pengumuman penerimaan siswa baru di kelas X maka dilakukan
serangkaian program peminatan peserta didik. Senin 7 Juli 2014 praktikan membantu sekolah mengumpulkan angket peminatan. Angket peminatan dibuat
oleh pihak sekolah yaitu guru BK. Selanjutnya dilakukan rekap data hasil isian angket peminatan. Selasa 8 Juli 2014. Praktikan menjadi pengawas ujian
peminatan. Tes ujian dibuat oleh primagama. Selajutnya dilakukan koreksi dan penyocokkan dengan angket peminatan. Kamis 10 Juli 2014 dilakukan wawancara
peminatan. Selanjutnya hasil wawancara, tes dan angket diolah sehingga diperoleh hasil peminatan berupa penempatan siswa pada kelas-kelas yang sesuai.
2 Pembentukan Kelompok Belajar Pembentukan kelompok belajar ini dilakukan berdasarkan hasil sosiometri
yang telah disebar. Kelompok belajar yang dibuat adalah untuk kelas XII.
2. PELAYANAN RESPONSIF a. Konseling Individual dan Kelompok
Layanan responsif konseling individual telah dilakukan sebanyak 9 kali dengan 8 konseli. Layanan konseling kelompok telah dilakukan sebanyak 1 kali
selama periode KKN. Uraian pelaksanaan layanan konseling yang telah dilakukan dijabarkan sebagai berikut:
1 Konseling Individual a. Konseli RF
Permasalahan yang dihadapi adalah pengaruh negatif pergaulan sehingga membuat ia sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Pendekatan yang
digunakan adalah Behavioutistik. Siswa diarahkan untuk sedikit demi sedikit menghindari pergaulan yang berdampak negatif bagi RF. RF membuat kontrak
16 rencana perubahan yang berisi akan menaati aturan sekolah dan berangkat terus,
jika tidak ia bersedia untuk dikeluarkan dari sekolah. Konseling dilakukan pada Kamis, 4 September 2014.
b. Konseli IK Permasalahan IK adalah hubungan yang kurang baik dengan teman-teman
kelasnya dan permasalahan kesehatan. IK mengaku sering lupa dan dianggap tidak normal oleh teman-teman sekelasnya begitu juga orang tuannya. IK pernah
terbentur di tembok, ia mengaku sering berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan orang lain dipikirannya sendiri sehingga sering diam, menangis dan tertawa secara
tiba-tiba. Pendekatan yang digunakan adalah person centered dan RET. IK sangat pendiam dan tertutup sehingga praktikan menggunakan pendekatan ini.
Konseling dengan IK telah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu Sabtu 6 September 2014 dan Senin 8 September 2014.
Konseli AM, GL, MH, AR, DN, dan AN memiliki masalah yang cukup ringan terkait dengan masalah hubungan antar teman, penyesuaian diri di sekolah
dan permasalahn ekonomi keluarga. Namun demikian seluruh konseli sudah mampu menyadari dan bertindak secara bijak. Pendekatan yang digunakan adalah
person centered dan RET.
2 Konseling Kelompok Konseling Kelompok dilakukan pada Kamis, 11 September 2014.
Membahas tema kesulitan belajar matematika. Konseli 5 siswa dari kelas X MIIA 3 yaitu berinisial RS, CY, SS, GL, dan AR. Pendekatan yang digunakan adalah
behaviouristik. AR mengungkapkan bahwa ia kesulitan dalam memahami pelajaran matematika peminatan. Ia khawatir jika ia tidak bisa akan sangat fatal
baginya tidak naik kelas. Pada sesi konseling teman lain menanggapi masalah AR. Mereka juga mengalami hal yang sama. SS menyampaikan bahwa ia
mengatasinya dengan les di luar, namun jika teman-temannya menghendaki ia mau membantu. Namun demikian SS mengatakan bahwa latihan sangat penting.
Pada akhir sesi setiap anggota membuat kontrak yang dibacakan dalam group dan
17 ikut memantau terkait rencana kontrak untuk latihan mengerjakan soal
matematika setiap harinya dengan punishment masing-masing.
b. Referal Rujukan atau Alih Tangan