Program Kerja BK tahun 20142015
16 2. Konselor guru BK pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah wajib:
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak- pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah madrasah, sejawat
pendidik, dan orang tua. c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap kali
dipertanggungjawabkan kepada
pemangku kepentingan,
terutama pimpinan sekolahmadrasah, orang tua, dan peserta didik.
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan profesional konseling.
e. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan. 3. Beban tugas wajib konselor guru BK ekuivalen dengan beban tugas wajib
pendidik lainnya di sekolah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Pelaksana pelayanan konseling a.
Pelaksana pelayanan konseling di SDMISDLB pada dasarnya adalah guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan
dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas
IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
b. Pada satu SDMISDLB atau sejumlah SDMISDLB dapat diangkat
seorang konselor guru BK
untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.
c. Pada satu SMPMTsSMPLB, SMAMASMALBSMKMAK dapat
diangkat sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik.
L. PENGAWASAN KEGIATAN
1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolahmadrasah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara: a. interen, oleh kepala sekolahmadrasah.
b. eksteren, oleh pengawas sekolahmadrasah bidang konseling. 3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi
kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di sekolahmadrasah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling
di sekolahmadrasah.
Program Kerja BK tahun 20142015
17
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN
PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
Menghadapi tuntutan kehidupan yang selalu berkembang dengan nilai-nilai yang bergeser menjadikan peserta didik siswa sebagai anak bangsa memiliki
masalah dan persoalannya sendiri. Di sekolah siswa dituntut untuk dapat berkembang dengan optimal, perkembangan yang diharapkan adalah perkembangan utuh
kompetensi yang dimiliki. Melihat hal tersebut bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian di sekolah yang turut mengoptimalkan kompetensi yang ada pada
siswa tersebut harus memiliki program dan strategi baru. Program dan strategi dimaksud harus dapat membantu siswa untuk dapat berkembang dan mandiri. Untuk
itu kebutuhan haruslah datang dari siswa yang diawali dengan needs assesment.
A. Needs Assessment
Needs sama dengan kebutuhan yang berarti ketidaksesuaian antara apa yang ada dan seharusnya ada Posavac Carey,1997. Ketidaksesuaian ada di antara keadaan
aktual dan a cita-cita, b norma, c minimum, d keadaan yang diinginkan atau e keadaan yang diharapkan Roth, 1990.
Assessment adalah alat untuk memperoleh informasi dalam membuat keputusan tentang individu, kelompok, program atau proses. Tujuan assessment meliputi
kemampuan, prestasi, variabel kepribadian, kompetensi, sikap, prioritaspilihan, minat, nilai, demografis dan karakteristik lainnya.
Needs Assessment adalah kebutuhan yang diperoleh dengan menggunakan alat dan indikator yang terstandar untuk dapat merancang kegiatan atau tindakan yang akan
diambil. Needs assessment yang mendasari semua pekerjaan konselor sekolah adalah
komitmen untuk memenuhi kebutuhan siswa. Bagi Myrick 1990, bahwa tujuan sederhana dari sebuah evaluasi adalah :
1. mengidentifikasi kebutuhan siswa 2. mengidentifikasi apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut 3. menentukan perbedaan, jika ada intervensi konselor.