Program Kerja BK tahun 20142015
17
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN
PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
Menghadapi tuntutan kehidupan yang selalu berkembang dengan nilai-nilai yang bergeser menjadikan peserta didik siswa sebagai anak bangsa memiliki
masalah dan persoalannya sendiri. Di sekolah siswa dituntut untuk dapat berkembang dengan optimal, perkembangan yang diharapkan adalah perkembangan utuh
kompetensi yang dimiliki. Melihat hal tersebut bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian di sekolah yang turut mengoptimalkan kompetensi yang ada pada
siswa tersebut harus memiliki program dan strategi baru. Program dan strategi dimaksud harus dapat membantu siswa untuk dapat berkembang dan mandiri. Untuk
itu kebutuhan haruslah datang dari siswa yang diawali dengan needs assesment.
A. Needs Assessment
Needs sama dengan kebutuhan yang berarti ketidaksesuaian antara apa yang ada dan seharusnya ada Posavac Carey,1997. Ketidaksesuaian ada di antara keadaan
aktual dan a cita-cita, b norma, c minimum, d keadaan yang diinginkan atau e keadaan yang diharapkan Roth, 1990.
Assessment adalah alat untuk memperoleh informasi dalam membuat keputusan tentang individu, kelompok, program atau proses. Tujuan assessment meliputi
kemampuan, prestasi, variabel kepribadian, kompetensi, sikap, prioritaspilihan, minat, nilai, demografis dan karakteristik lainnya.
Needs Assessment adalah kebutuhan yang diperoleh dengan menggunakan alat dan indikator yang terstandar untuk dapat merancang kegiatan atau tindakan yang akan
diambil. Needs assessment yang mendasari semua pekerjaan konselor sekolah adalah
komitmen untuk memenuhi kebutuhan siswa. Bagi Myrick 1990, bahwa tujuan sederhana dari sebuah evaluasi adalah :
1. mengidentifikasi kebutuhan siswa 2. mengidentifikasi apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut 3. menentukan perbedaan, jika ada intervensi konselor.
Program Kerja BK tahun 20142015
18 Berdasarkan hasil dari needs assessment ini disusun komponen program bimbingan
dan konseling.
B. Komponen Program
Berikut diuraikan komponen sistem manajemen program layanan bimbingan dan konseling.
1 Kesepakatan Manajemen
Kesepakatan manajemen atas program bimbingan dan konseling sekolah diperlukan untuk menjamin implementasi program dan strategi peluncuran dalam memenuhi
kebutuhan siswa dapat dilakukan secara efektif. Kesepakatan ini menyangkut pula proses meyakinkan dan mengembangkan komitmen semua pihak di lingkungan
sekolah bahwa program bimbingan dan konseling sebagai bagian terpadu dari keseluruhan program sekolah.
2 Keterlibatan Stakeholder
Komite Sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
3 Manajemen dan Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa
memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari keutuhan
program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Data yang diperoleh dan
digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data dilakukan secara manual maupun komputer. Dalam era teknologi informasi,
manjemen data siswa dilakukan secara komputer. Database siswa perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudah dimonitor.
Penggunaan data siswa dan lingkungan sekolah yang tertata dan dikelola dengan baik untuk kepentingan memonitor kemajuan siswa, akan menjamin seluruh siswa
menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah. Konselor harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data. Kemajuan
perkembangan siswa dapat dimonitor dari : prestasi belajar, data yang terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan atau
kompetensi.
4 Rencana Kegiatan