Reliabilitas Alat Ukur Hasil Uji Coba Alat Ukur 4, 5, 8, 12, 17 6 6, 9, 13, 16 5 14, 15 3

Pengujian daya beda aitem yang digunakan dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan teknik analisa korelasi Pearson Product Moment. Teknik pengujian korelasi tersebut akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang disebut dengan indeks daya beda aitem. Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan Azwar, 2012. Batasan nilai indeks daya beda aitem dalam penelitian ini adalah 0,30, sehingga setiap aitem yang memiliki harga kritik ≥ 0,30 yang akan digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya. Uji daya beda aitem akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah skala work engagement dan skala self-efficacy. Untuk mempermudah hitungan, peneliti menggunakan komputer dengan program Statistical Packages for Social Science SPSS for windows versi 16.0.

3. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas ditunjukkan oleh konsistensi skor yang diperoleh subjek dengan memakai alat yang sama Azwar, 2009. Universitas Sumatera Utara Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan prosedur penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden single-trial administration. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi. Teknik yang digunakan adalah teknik reliabilitas Alpha Cronbach. Alasan peneliti menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah karena cara pengujiannya cukup sederhana Azwar, 2009. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0,00 berarti semakin rendah reliabilitasnya Azwar, 2012.

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba skala work engagement dan self-efficacy dilakukan terhadap 65 pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai yang tersebar di Jakarta pada tanggal 08-10 Januari 2014.

4.1. Skala Work Engagement

Hasil uji coba skala work engagement menghasilkan 14 aitem yang diterima dari 17 aitem yang diuji cobakan. Indeks diskriminasi aitem rix ≥ 0,3 dengan koefisien reliabilitas rxx= 0,847. Dari hasil uji coba tersebut didapat corrected item-total correlation yang bergerak dari rix = 0,370 hingga rix = 0,650. Distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala work engagement akan dijelaskan pada tabel 3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Distribusi Aitem-Aitem Hasil Uji Coba Skala Work Engagement No. Dimensi Work Engagement Aitem Favorable Jumlah Aitem Bobot 1 Vigor

1, 4, 5, 8, 12, 17 6

42,86 2 Dedication

2, 6, 9, 13, 16 5

35,71 3 Absorption

7, 14, 15 3

21,43 Total 14 100

4.2. Skala Self-efficacy

Hasil uji coba skala self-efficacy menghasilkan 14 aitem yang diterima dari 20 aitem yang diuji cobakan. Indeks diskriminasi aitem rix ≥ 0,3 dengan koefisien reliabilitas rxx = 0,802. Dari hasil uji coba tersebut didapat corrected item-total correlation yang bergerak dari rix = 0,301 hingga rix = 0,541. Distribusi aitem- aitem hasil uji coba skala self-efficacy akan dijelaskan pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Hasil Uji Coba Skala Self-efficacy No. Dimensi Self-Efficacy Aitem Jumlah Aitem Bobot Favorable Unfavorable 1 Level 18, 19, 20 27, 28, 29 6 42,86 2 Generality 30, 32, 33 - 3 21,43 3 Strength 24, 34, 35, 36 37 5 35,71 Total 14 100 Universitas Sumatera Utara

H. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Tahap Persiapan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Remunerasi Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean B Medan (KPPBC Madya Medan)

17 128 167

Penerapan Electronic Government Dalam Pelayanan Publik Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan

10 101 114

Mekanisme Dan Etika Telephone Operator Dalam Pelayanan Komunikasi Di Hotel Furaya Pekanbaru

5 57 60

Strategi Pelayanan Informasi Departemen Keuangan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A2 Bandung (Studi Kasus Tentang Strategi Pelayanan Informasi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandung Melalui Kegiatan "Cukai Keliling" Sebagai Bentuk Pelayanan ke

0 36 112

PELAKSANAAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI DALAM PERDAGANGAN EKSPOR DI KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI SEMARANG.

0 1 12

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI KANTOR PENGAWASAN & PELAYANAN BEA DAN CUKAI Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kinerja Pegawai Kantor Pengawasan & Pelayanan Bea Dan Cukai Type Madya Pabean Surakarta.

0 0 15

SISTEM OTOMATISASI KANTOR DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SURAKARTA.

0 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Self-Efficacy Sebagai Prediktor Work Engagement di Kantor Pelayanan & Pengawasan Bea Cukai X (KPPBC X) Medan

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Self-Efficacy Sebagai Prediktor Work Engagement di Kantor Pelayanan & Pengawasan Bea Cukai X (KPPBC X) Medan

0 0 10

Self-Efficacy Sebagai Prediktor Work Engagement di Kantor Pelayanan & Pengawasan Bea Cukai X (KPPBC X) Medan

0 1 17