BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang digunakan, yang terdiri dari pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penentuan
partisipan, karakteristik partisipan, alat bantu dalam pengambilan data dan metode analisis data.
A. Pendekatan Kualitatif
Mengingat tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengalaman-pengalaman subjektif wanita dalam mengambil keputusan bercerai
dari suaminya, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif memungkinkan individu memfokuskan perhatian dan
mengungkapkan variasi pengalaman yang dijalaninya Patton, 1990. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi setting
penelitian. Fokus penelitian dilihat sebagaimana adanya secara alamiah Miles Huberman, 1994.
Patton 1990 menyatakan bahwa dalam setiap pendekatan yang diguakan dalam penelitian, yang terpenting adalah keluasan cakupan penelitian dan
kedalamannya. Dengan melakukan penelitian secara kualitatif, peneliti tidak memaksakan diri untuk membatasi penelitian pada upaya menerima atau menolak
Universitas Sumatera Utara
dugaan, tetapi mencoba memahami situasi sesuai dengan bagaimana situasi tersebut tampil apa adanya Poerwandari, 2007.
Melalui metode ini dapat dipahami suatu gejala sebagaimana subjek mengalaminya sehingga gambaran yang diperoleh sesuai dengan yang dikatakan
oleh subjek dan bukan semata-mata kesimpulan yang dipaksakan Strauss Corbin, 1990. Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif menekankan pada
aspek pengalaman subjek dalam suatu kejadian, proses dan struktur kehidupan mereka yang terdiri dari persepsi, asumsi, penilaian dan dugaan yang seluruhnya
dihubungkan dengan berbagai hal yang ada dalam lingkungan sosialnya Van Manen dalam Miles Huberman, 1994
Dooley dalam Irmawati, 2002 menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif berusaha menjawab permasalahan penelitian dengan mencari hubungan statistik
antar dua variabel. Sementara, penelitian kualitatif, yang juga dikenal sebagai pendekatan fenomenologis, berusaha memahami gejala tingkah laku manusia
menurut penghayatan si pelaku atau menurut sudut pandang partisipan penelitian.
B. Responden Penelitian 1. Karakteristik Responden Penelitian
Menurut Patton dalam Poerwandari, 2009 perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif sangat terlihat dalam proses pengambilan sampel atau responden
penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel adalah berdasarkan teori atau konstrak operasional.
Universitas Sumatera Utara
Patton dalam Poerwandari, 2009 menjelaskan, penggunaan prosedur ini berdasarkan teori atau konstrak operasional sesuai dengan studi-studi sebelumnya,
atau sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar subjek benar-benar bersifat representatif artinya dapat mewakili fenomena yang dipelajari.
Karakteristik responden penelitian ini adalah wanita yang meminta bercerai dari suaminya, dan pada saat penelitian dilakukan mereka telah bercerai. Pada
penelitian ini, peneliti tidak membatasi usia partisipan dan lamanya perceraian. Namun pada penelitian ini peneliti mendapatkan sampel penelitian yang telah
berceri selama 3 bulan, 2,5 tahun dan 4 tahun.
2. Jumlah Responden Penelitian
Penelitian kualitatif bersifat luwes, oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti mengenai jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian kualitatif
Poerwandari,2007. Sarantoks dalam Poerwandari, 2007 mengatakan jumlah sampel pada penelitian kualitatif tergantung pada kecocokan konteks dan
tergantung pada apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia.
Jumlah responden pada penelitian ini adalah 3 tiga orang karena peneliti mempertimbangkan keterbatasan waktu, biaya maupun kemampuan peneliti.
3. Prosedur Pengambilan Responden Penelitian
Prosedur pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan konstruk operasional operational construct sampling. Responden dipilih
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, berdasarkan teori atau sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari,2007.
Pada awalnya peneliti kesulitan dalam menemukan partisipan yang bersedia diwawancarai. Rata-rata calon partisipan menolak direkam karena khawatir
hasilnya akan dipublikasikan. Pada akhirnya peneliti mencoba mencari partisipan melalui pendekatan pada orang-orang yang mengenal beberapa wanita yang sudah
bercerai. Setelah partisipan diperoleh, pada tahap awal dilakukan wawancara dan observasi singkat untuk meminta persetujuan berpartisipasi dalam penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam pendekatan kualitatif adalah observasi dan wawancara, diskusi kelompok terfokus, analisis
terhadap karya tulisan, film, karya seni lain, analisis dokumen, analisis catatan pribadi, studi kasus, studi riwayat hidup Poerwandari, 2007. Namun dalam
penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi saat wawancara dilakukan.
Menurut Banister dalam Poerwandari, 2007, wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-manka subjektif yang dipahami individu yang
berkenaan dengan topik-topik yang diteliti, dan bermaksud mengadakan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui
Universitas Sumatera Utara
pendekatan lain. Dengan wawancara, kita dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan responden Nasution, 1996
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam in-depth interview dengan tetap menggunakan pedoman
wawancara, namun penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur. Pedoman wawancara berisi “open-ended question” yang bertujuan menjaga agar
arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini sifatnya juga tidak
terstruktur. Dalam hal ini pewawancara bebas untuk memvariasikan urutan dan kata-kata dalam proses wawancara.
Wawancara tidak terstruktur ini juga memberi kesempatan pada responden untuk mengeluarkan buah fikiran, pandangan dan perasaannya dengan bebas
Nasution, 1996. Pedoman wawancara yang disusun berfungsi semata-mata untuk memuat pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan, agar penelitian
sesuai dengan tujuan. Dalam penelitian ini juga akan digunakan metode observasi. Metode
observasi yang digunakan adalah observasi non-partisipan dimana peneliti yang juga adalah observer hanya bertindak sebagai peneliti total dan tidak terlibat
dalam peristiwa tersebut. Observasi ini dilakukan seiring dengan dilakukannya wawancara.
Universitas Sumatera Utara
Observasi ini dilakukan untuk melihat lokasi fisik tempat dilakukannya wawancara, bagaimana kondisi fisik dan emosional partisipan ketika wawancara
berlangsung serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses wawancara.
D. Alat Bantu Pengumpulan Data