4. Pertimbangan dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya melibatkan berbagai macam pertimbangan. Menurut Janis Mann 1977 pertimbangan-pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu: 1.
Pertimbangan-pertimbangan utilitarian, yaitu pertimbangan yang
berhubungan dengan manfaat dari suatu keputusan. Pertimbangan utilitarian terdiri dari:
a. Pertimbangan keuntungan dan kerugian bagi diri sendiri, di dalamnya
mencakup antisipasi pengaruh keputusan terhadap kesejahteraan pribadi pengambil keputusan.
b. Pertimbangan keuntungan dan kerugian bagi orang lain, termasuk hal-hal
yang diantisipasi akan berpengaruh terhadap orang lain atau significant others.
2. Pertimbangan-pertimbangan non utilitarian, yaitu pertimbangan lain yang
tidak termasuk dari manfaat atau kegunaan suatu keputusan. Pertimbangan non utilitarian ini terdiri dari :
a. Penerimaan dan penolakan dari diri sendiri self approval dan
disapproval, termasuk di dalamnya emosi, perasaan dan harga diri seseorang.
b. Penerimaan dan penolakan dari orang lain approval and disapproval by
significant others, termasuk di dalamnya kritik dan penghargaan yang akan diberikan orang lain sehubungan dengan alternatif yang dipilih.
Universitas Sumatera Utara
Selain berbagai pertimbangan yang telah disebutkan di atas, beberapa literatur juga menjelaskan faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Secara umum faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Lingkungan Luar External Circumtances Pada pengambilan keputusan yang bersifat pribadi, proses pengambilan
keputusan tidak hanya menuntut kinerja aspek kognitif semata, namun berkaitan juga dengan lingkungan Kemdal Montgomery dalam Svenson et
al, 1997. Hal ini senada dengan yang dikemukakan Harris 1998 bahwa suatu keputusan berkaitan erat dengan konteks saat keputusan tersebut dibuat.
2. Pentingnya keputusan yang dibuat
Beberapa keputusan bisa saja keputusan yang dianggap kurang penting yang hanya membutuhkan sedikit pemikiran, sebaliknya ada keputusan-keputusan
yang dianggap penting yang membutuhkan pemikiran aktif untuk mencapai hasil yang memuaskan. Suatu keputusan dianggap penting karena berbagai
alasan, diantaranya materi yang harus dikeluarkan dan koskuensi dari keputusan tersebut. Selain itu, suatu keputusan juga akan dianggap penting
jika berkaitan dengan opini tertentu atau nilai-nilai emosional dari si pengambil keputusan. Penting atau tidaknya suatu keputusan akan
berpengaruh terhadap involvement si pengambil keputusan, sehingga berkaitan dengan motivasi seseorang yang nantinya akan mempengaruhi
usaha kognitif serta strategi yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut Svenson Verplaken dalam Svenson et al, 1997.
Universitas Sumatera Utara
3. Tekanan stres
Tekanan-tekanan berupa keterbatsa waktu, tanggungjawab yang berlebihan, kekurangan atau kelebihan informasiserta adanya ancaman sosial atau
ancaman fisik dapat menimbulkan stres dan mempengaruhi kualitas keputusan yang dibuat Harris, 1998.
4. Preferensi dan Nilai-nilai
Suatu keputusan sangat ditentukan oleh preferensi dan nilai-nilaiyang dipegang oleh pengambil keputusan. Kedua hal tersebut akan mengarahkan
si pengambil keputusan untuk menentukan alternatif tindakan yang dipilih Harris, 1998.
5. Waktu
Waktu dan sumber daya yang dimiliki oleh si pengambil keputusan akan mempengaruhi proses pengumpulan informasi dan penelusuran alternatif-
alternatif Harris, 1998. Dalam suatu pengambilan keputusan, karakterisitik pengambil keputusan juga
akan mempengaruhi hasil keputusan yang dibuat. Selanjutnya Russel-Jones 2000 menjelaskan bahwa suatu pengambilan keputusan merupakan proses yang
melibatkan kemampuan kognitif yang akan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki. Pengambilan keputusan
akan membutuhkan kemampuan analisis penyelesaian masalah dan penilaian masalah. Seorang pengambil keputusan yang baik akan memiliki karakteristik
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Kemampuan Analisis penyelesaian masalah
a. Positif:
1. Melakukan langkah-langkah setahap demi setahap untuk mengetahui
akar permasalahan. 2.
Memahami kapan dia sudah sampai pada batas kemampuannya. 3.
Menghindari situasi ketika kemampuan analisinya menurun. b.
Negatif: 1.
Tidak mampu memisahkan antara masalah dan komentar. 2.
Menitikberatkan pada symptom yang terlihat dan bukan kepada penyebab masalah.
3. Tidak belajar dari pengalaman
2. Kemampuan Penilaian Masalah
a. Positif:
1. Mengatur dan mengurutkandata-data yang ada sehingga menghasilkan
informasi-informasi yang inti saja. 2.
Fokus pada kata-kata kunci dari data yang ada. 3.
Merasa tertantang dengan adanya risiko dari tiap pilihan. 4.
Tetap memperhatikan pilihan-pilihan yang berbeda. 5.
Merubah cara berpikir ketika data yang muncul juga berubah. b.
Negatif: 1.
Memberikan bobot yang seimbang pada pilihan yang pro dan kontra. 2.
Hanya menggunakan sebagian data saja. 3.
Fokus pada informasi yang terlihat saja, yang ada di permukaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Merubah pikiran sebelum data yang ada berubah.
5. Menunda pengambilan keputusan.
Dalam beberapa situasi tertentu, suatu pengambilan keputusan memang harus ditunda pelaksanaannya. Menurut Harris 1998, pada dasarnya penundaan ini
masuk akal dilakukan karena ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh yaitu: 1.
Ruang lingkup pengambilan keputusan akan semakin luas, sehingga akan memberikan informasi yang lebih banyak. Penundaan ini juga akan
memberikan waktu bagi pengambil keputusan untuk lebih melakukan analisis lebih jauh.
2. Memungkinkan munculnya alternatif – alternatif baru
3. Memungkinkan adanya perubahan nilai – nilai si pengambil keputusan,
misalnya kemampuan berpikir lebih terasah, lebih bijaksana dan lebih matang.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang pengambil keputusan akan berusaha mencari sebanyak mungkin informasi dan alternatif. Akan tetapi banyaknya
alternatif ini ternyata akan memunculkan beberapa masalah, diantaranya adalah: 1.
Adanya penundaan pengambilan keputusan karena diperlukan waktu yang lebih banyak untuk mencari dan mengolah semua informasi dan alternatif
yang ada. Penundaan ini bisa saja mengakibatkan keputusan yang dihasilkan menjadi tidak efektif .
2. Informasi dan alternatif yang terlalu banyak akan mengakibatkan
kemampuan seorang pengambil keputusan menurun. Hal ini terjadi karena semua informasi dan alternatif tersebut tidak dapat lagi dikelola semuanya
Universitas Sumatera Utara
dengan sebagaimana adanya. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah kita lupa terhadap beberapa informasi yang telah kita peroleh.
3. Pada akhirnya si pengambil keputusan hanya akan memilih alternatif-
alternatif yang mendukung ke arah pilihannya saja, tanpa melihat hal-hal lain yang bertolak belakang.
4. Kelelahan Fisik
5. Kelelahan Mental. Akibatnya keputusan yang diambil adalah keputusan yag
terburu-buru, tidak hati-hati atau bahkan tidak membuat keputusan sama sekali.
B. Perceraian 1. Pengertian Perceraian