Permasalahan Pasca Perceraian Perceraian 1. Pengertian Perceraian

4. Permasalahan Pasca Perceraian

Karena partisipan dalam penelitian ini adalah wanita, maka pembahasan akan difokuskan pada dampak yang terjadi pada wanita. Menurut Hurlock 1980 masalah yang akan dihadapi oleh wanita yang bercerai adalah sebagai berikut: 1. Masalah Ekonomi Seorang wanita yang pada saat menikah tidak bekerja, harus mencari pekerjaan agar dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan anak-anaknya. 2. Masalah Psikologis Wanita akan mengalami masalah identitas, karena pada saat menikah identitas istri bergantung pada suaminya. 3. Masalah Emosional Setelah bercerai, banyak wanita yang perasaannya diliputi oleh rasa benci, rasa bersalah, kemarahan, dendam dan juga cemas akan masa depannya 4. Masalah Sosial Wanita yang bercerai cenderung merasa tersisih karena kehidupan sosialnya hanya terbatas pada keluarga dan teman terdekat saja. 5. Masalah Kesepian Wanita akan mengalami masalah kecepian jika terpisah dari suami dan ikatan keluarga yang selama ini telah terbina 6. Masalah Pembagian Tanggungjawab terhadap pengasuhan anak Apabila dalam suatu kasus perceraian tedapat pembagian pemeliharaan anak, maka orangtua dan anak akan menghadapi penyesuaian yang baru. 7. Masalah Seksual Universitas Sumatera Utara Individu yang bercerai akan terhenti kehidupan seksualnya. 8. Masalah Perubahan Konsep Diri Perasaan yang tidak menyenangkan karena perceraian akan selalu mewarnai konsep diri individu yang dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Menurut Rollins dalam Hurlock, 1980 masalah psikologis yang dihadapi oleh wanita bercerai adalah mudah marah, lebih tertutup dan kehidupan keluarga tidak stabil. Menurut Wallerstein Kelly dalam Nock, 1987, masalah-masalah psikologis yang akan dihadapi oleh wanita yang bercerai adalah rasa benci, kesepian, depresi, stres, dendam, rasa marah, sakit hati dan tidak bahagia. C. Pengambilan Keputusan Bercerai Pada Wanita Menjalin hubungan yang lebih intim dan menikah dengan lawan jenis merupakan tugas perkembangan individu dewasa awal Papalia, Olds, Feldman, 2001. Setiap pasangan yang menikah tentunya mengharapkan pernikahan yang bahagia dan berlangsung selamanya. Namun, pernikahan yang memuat berbagai macam perbedaan ras, usia, status, kepercayaan politik, agama, dan tentunya kepribadian Roberts Roberts, 2000 mengharuskan masing-masing pasangan untuk dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi agar hubungan dapat tetap berjalan dengan baik. Ketika salah satu atau masing-masing pasangan merasakan ketidak puasan dalam pernikahannya dan gagal dalam mengatasi perbedaan yang terjadi, maka Universitas Sumatera Utara hubungan yang terjalin antara pasangan tersebut akan menimbulkan penderitaan atau bahkan perceraian Pease Pease, 2003 Perceraian merupakan berakhirnya sebuah hubungan suami istri yang bukan disebabkan oleh kematian salah satu pasangan. Bhrem 2002 menyatakan bahwa perceraian merupakan berakhirnya sebuah hubungan perkawinan yang sebenarnya belum saatnya berakhir. Dampak yang ditimbulkan dari terjadinya perceraian berbeda antara wanita dan pria. Karena subjek penelitian ini adalah wanita, maka pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini dititik beratkan pada wanita. Ketika memutuskan untuk bercerai, wanita akan dihadapkan pada berbagai dampak dari perceraian, baik dampak positif maupun dampak negtaif. Dampak yang ditimbulkan bagi dirinya maupun bagi orang lain di sekitarnya. Orang disekitarnya ini bisa termasuk orang tua, anak maupun anggota keluarga dari wanita yang meminta bercerai. Dalam mengambil keputusan untuk bercerai, wanita akan dihadapkan pada beberapa tahapan seperti menilai masalah yang sedang terjadi, hal ini termasuk dengan melihat sumber masalah, kejelasan masalah yang sedang terjadi dan sebagainya. Setelah individu yakin terhadap informasi yang berkaitan dengan masalahnya, maka individu tersebut dapat memusatkan perhatian pada berbagai alternative yang ada. Setelah individu tersebut mendapat berbagai alteratif, barulah setiap alternarif tersebut dipertimbangkan dan dievaluasi berdasarkan konsekuensi masing-masing, dan menilai apakah individu tersebut dapat menjalankan alternatif yang ada atau tidak. Setelah individu menentukan alternatif Universitas Sumatera Utara yang akan dilakukan, tibalah saatnya individu tersebut untuk membuat keputusan dan berkomitmen dengan keputusan yang diambilnya. Setiap keputusan yang diambil seseorang tentu memiliki resiko. Namun yang terpenting adalah individu harus konsekuen terhadap komitmen yang telah diambil, meskipun memperoleh umpan balik yang negatif. Dalam mengambil keputusan, seseorang akan dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan. Menurut Janis Mann 1997 dalam pengambilan keputusan terdapat 2 dua pertimbangan, yaitu pertimbangan utilitarian dan pertimbangan non utilitarian. Pertimbangan utilitarian terdiri dari pertimbangan dan kerugian bagi diri sendiri. Misalnya, apakah dengan bercerai subjek akan merasa kehidupannya lebih baik dibandingkan saatmasih bersama suami? Serta pertimbangan keuntungan dan kerugian bagi orang lain. Misalnya, apa yang akan terjadi dengan anak-anakku apabila aku bercerai? Sedangkan pertimbangan non utilitarian terdiri dari penerimaan dan penolakan dari diri sendiri. Misalnya,apakah dengan bercerai aku akan menjdi lebih baik atau malah lebih buruk karena statusku yang akan menjadi janda? Serta penerimaan dan penolakan dari orang lain. Misalnya, apakah keluarga dan anak-anakku akan mendukung keputusanku untuk bercerai? Universitas Sumatera Utara PARADIGMA PENELITIAN Faktor-faktor pencetus perceraian Dampak perceraian Menikah dengan berbagai alasan Wanita istri memutuskan bercerai Kehidupan istri setelah perceraian lebih baik atau lebih buruk Menjalani situasi RT dan wanitaistri menyadari adanyabeberapa hal yang menyebabkan ketidak cocokan atau ketidak puasan. Misalnya masalah ekonomi, hubungan fisik, perselingkuhan, KDRT Bagaimana proses pengambilan keputusan pada wanita yang bercerai Evaluasi terhadap pengambilan keputusan bercerai dengan melihat kembali proses pengambilan keputusan bercerai sebelumnya. 1. Menilai masalah 2. Mencari alternatif-alternatif yang ada 3. Mempertimbangkan setiap alternatif 4. Membuat komitmen 5. Konsekuen terhadap komitmen meskipun memperoleh umpan balik yang negatif Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang digunakan, yang terdiri dari pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penentuan partisipan, karakteristik partisipan, alat bantu dalam pengambilan data dan metode analisis data.

A. Pendekatan Kualitatif

Mengingat tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengalaman-pengalaman subjektif wanita dalam mengambil keputusan bercerai dari suaminya, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif memungkinkan individu memfokuskan perhatian dan mengungkapkan variasi pengalaman yang dijalaninya Patton, 1990. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi setting penelitian. Fokus penelitian dilihat sebagaimana adanya secara alamiah Miles Huberman, 1994. Patton 1990 menyatakan bahwa dalam setiap pendekatan yang diguakan dalam penelitian, yang terpenting adalah keluasan cakupan penelitian dan kedalamannya. Dengan melakukan penelitian secara kualitatif, peneliti tidak memaksakan diri untuk membatasi penelitian pada upaya menerima atau menolak Universitas Sumatera Utara