BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemilihan umum merupakan salah satu pilar dasar dari sistem negara demokrasi. Pemilihan umum dilaksanakan di Indonesia secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Melalui Komisi Pemilihan Umum KPU, pemilihan umum dilaksanakan secara nasional, baik di provinsi dan kabupatenkota di seluruh
wilayah Negara Indonesia dan diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat
berpartisipasi aktif di dalamnya. Termasuk juga partisipasi dari kaum disabilitas.
Disabilitas merupakan orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama dan rentan mengalami
hambatan-hambatan yang dapat menghambat mereka untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya.
Maka, diperlukannya perlakuan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan khusus mereka.
Penyandang disabilitas di Indonesia cukup banyak jumlahnya sehingga tidak boleh diabaikan keberadaannya. Berdasarkan catatan Kementerian
Kesejahteraan Sosial, jumlah populasi penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 2.126.000 jiwa pada tahun 2012, dengan klasifikasi jenis kecacatan
Universitas Sumatera Utara
berbeda-beda. Persentase jumlah populasi penyandang disabilitas di Indonesia tahun 2012 berdasarkan jenis kecacatannya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1: Persentase Kaum Disabilitas di Indonesia
Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial. 2012. Kementrian Sosial dalam Angka, Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial,
Jakarta.
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Convention on the Rights of Persons with Disabilities CRPD atau Konvensi Hak-Hak Penyandang
Disabilitas PBB pada tanggal 18 Oktober Tahun 2011 lalu dengan dihadirkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011. Dimana Konvensi tersebut memuat
No Jenis Orang Dengan Kecacatan
Jumlah Jiwa Persentase
1 Tunanetra Buta
338.672 15.93
2 Tunarungu Tuli
223.655 10.52
3 Tunawicara Bisu
151.371 7.12
4 Tunarungu dan Tunawicara Bisu
Tuli 73.560
3.46
5 Tunadaksa Cacat Fisik
717.312 33.74
6 Tunagrahita Cacat Mental
290.837 13.68
7 Tunadaksa dan tunagrahita
149.458 7.03
8 Tunalaras
181.135 8.52
TOTAL 2.126.000
100
Universitas Sumatera Utara
mengenai hak-hak penyandang disabilitas dalam segala bidang aspek kehidupan. Sehingga, sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi tersebut, negara
Indonesia wajib untuk menghormati, melindungi, memenuhi dan memajukan hak- hak penyandang disabilitas di Indonesia dengan memberlakukan kebijakan yang
sesuai untuk menjamin akses bagi kaum disabilitas, atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya, baik terhadap lingkungan fisik, transportasi, informasi dan
komunikasi, termasuk teknologi serta terhadap fasilitas dan layanan lainnya yang terbuka atau tersedia untuk publik bagi penyandang disabilitas.
Setiap penyandang disabilitas mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Termasuk dalam kehidupan
berpolitiknya, khususnya dalam pemilihan umum. Hak-hak kaum disabilitas dalam pemilihan umum telah tercantum dalam Convention on the Rights of
Persons with Disabilities CRPD pada pasal 29 mengenai hak-hak kehidupan politik dan publik bagi penyandang disabilitas. Dalam pasal tersebut disebutkan
bahwa: Negara-negara pihak harus menjamin kepada penyandang disabilitas hak-
hak politik dan kesempatan untuk menikmati hak-hak tersebut atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya dan akan mengambil langkah-langkah
untuk menjamin agar penyandang disabilitas dapat berpartisipasi secara efektif dan penuh dalam kehidupan politik dan publik atas dasar kesetaraan
dengan yang lainnya, secara langsung atau melalui perwakilan yang dipilih secara bebas, termasuk hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas
untuk memilih dan dipilih.
Universitas Sumatera Utara
Dalam buku Advokasi Toolkits untuk Organisasi Penyandang Disabilitas oleh Pusat Pemilihan Umum Akses–Penyandang Cacat PPUA-PENCA
disebutkan: Selain penyandang disabilitas memiliki hak politik untuk memilih dan
dipilih, masalah lain yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaran Pemilu atau pilkada agar partisipasi politik penyandang disabilitas bisa terpenuhi
secara baik adalah tersedianya sarana dan prasarana yang mudah untuk diakses penyandang disabilitas aksesibilitas.
1
Aksesibilitas disini diartikan sebagai kemudahan yang disediakan dalam pemilihan umum bagi penyandang disabilitas agar dapat dengan mudah tanpa
mengalami hambatan untuk berpartisipasi secara penuh dan mandiri dalam penyelenggaraan pemilihan umum. Aksesibilitas terhadap fasilitas umum
khususnya fasilitas dalam pemilihan umum, bukan saja merupakan hak bagi penyandang disabilitas semata namun juga akan memberikan kenyamanan lebih
bagi warga masyarakat pada umumnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh AGENDA Asean General
Election for Disability Access dalam beberapa pilkada di Indonesia, bahwa masih terdapat hak penyandang disabilitas khususnya tunanetra yang terabaikan dan
tidak terfasilitasi dalam pemilu di Indonesia. Misalnya lokasi TPS yang sulit dijangkau karena berada di daerah yang tidak rata atau bertangga, tidak
1
Pusat Pemilihan Umum Akses–Penyandang Cacat PPUA-PENCA. 2013. Advokasi Toolkits Untuk Organisasi Penyandang Disabilitas. Jakarta: PPUA-PENCA. hal. 39.
Universitas Sumatera Utara
tersedianya alat bantu pilih bagi tunanetra dan permohonan untuk memilih dengan didampingi oleh pihak keluarga yang ditolak oleh petugas di TPS.
2
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pemenuhan hak-hak kaum disabilitas di Kota
Medan. Hak-hak kaum disabilitas dalam pemilihan umum di Kota Medan yang akan diteliti yaitu pada pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera
Utara yang berlangsung pada tanggal 7 Maret 2013 lalu. Karena Pilgubsu ini merupakan pemilu pertama di Kota Medan setelah diratifikasinya Convention on
the Rights of Persons with Disabilities oleh pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 19 tahun 2011.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara atau disingkat Pilgubsu, di selenggarakan pada tanggal 7 maret 2013. Pemilihan umum gubernur
dan Wakil Gubernur Sumatera Utara ini merupakan pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur kedua yang dilaksanakan secara langsung setelah Pilgubsu
pada tahun 2008 dan dilaksanakan dalam satu kali putaran. Pilgubsu tahun 2013 diikuti oleh lima pasangan calon. Berikut nomor urut kandidat calon Gubernur
dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 lalu beserta partai politik pendukungnya:
2
Kharina Triananda. 30 Juli 2013. Hak-Hak Penyandang Disabilitas Masih Terabaikan dalam Pemilu. http:m.beritasatu.comnasional129011-hakhak-penyandang-disabilita-masih-terabaikan-dalam-pemilu.html
, diakses pada tanggal 6 Februari 2014, pukul 13.31 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Tabel.1.2: Nomor Urut Kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
Tahun 2013 beserta Partai Politik Pendukungnya Nomor Urut
Nama Pasangan Calon Partai Politik Pendukung
1 H. Gus Irawan Pasaribu,
SE, Ak, MM dan Ir. H. Soekirman
Partai Amanat Nasional, Partai Barisan Nasional,
Partai Bulan Bintang, Partai Buruh, Partai Demokrasi
Kebangsaan, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai
Indonesia Sejahtera, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai
Karya Perjuanga, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai
Kedaulatan, Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia, Partai
Matahari Bangsa, Partai Merdeka, Partai Nasional
Benteng Kerakyatan, Partai Pelopor, Partai Pemuda
Indonesia, Partai Penegak
Universitas Sumatera Utara
Demokrasi Indonesia, Partai Kedaulatan Bangsa
Indonesia, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah, Partai
Demokrasi Pembaruan dan Partai Bintang Reformasi.
2 Drs. Effendi MS Simbolon
dan Drs. H. Jumiran Abdi Partai Demokrasi Indonesia,
Partai Peduli Rakyat Nasional dan Partai Damai
Sejahtera 3
Dr. H. Chairuman Harahap, SH, MH dan H.
Fadly Nurzal, S.Ag Partai Golongan Karya,
Partai Persatuan Pembangunan, Partai
Pengusaha dan Pekerja Indonesia dan Partai
Republik Nusantara 4
Drs. H. Amri Tambunan dan Dr. R.E. Nainggolan,
MM Partai Demokrat
5 H. Gatot Pujo Nugroho, Partai Keadilan Sejahtera,
Universitas Sumatera Utara
ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si
Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Kebangkitan Nasional
Ulama, Partai Patriot dan Partai Persatuan Nasional.
Sumber: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Nomor 14KptsKpu-Prov-0022012 Tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013.
Pemilihan ini dimenangkan oleh pasangan nomor urut 5, yaitu Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi dengan perolehan suara sebesar 1.604.337 atau
33 persen suara dari 33 Kabupaten Kota di Sumatera Utara. Pasangan ini berhasil mengalahkan empat kandidat lainnya, yaitu pasangan Efendi MS Simbolon dan
Jumiran Abdi, pasangan Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman, pasangan Amri Tambunan dan R.E Nainggolan serta pasangan Chairuhman Harahap dan Fadly
Nurzal. Pilgubsu tahu 2013 lalu diselenggarakan dalam satu kali putaran dengan tingkat partisipasi memilih masyarakat di Sumatera Utara yang cukup rendah,
dimana jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya dalam pemilihan ini hanya sebesar 5.001.430 suara, terdiri dari 4.861.467
3
suara sah dan 139.963 suara tidak sah dari Jumlah DPT sebanyak 10.310.872.
4
3
Lampiran Keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor: 19Kpts KPU Prov-0022013 tentang Penetapan dan Pengesahan Jumlah dan Persentase Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Sumatera Utara tahun 2013.
Di Kota Medan, dengan 2.121.551 jumlah pemilih tetap di 21 Kecamatan, didapatkan jumlah suara sah
4
Irwan Siregar, 15 Maret 2013. Angka Golput Pilgubsu 51,49, http:waspada.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid=282546:angka-golput-pilgubsu-
5149catid=pilkada-sumutitemid=94 , diakses 13 Desember 2013, pukul 01.43 WIB.
Universitas Sumatera Utara
dan tidak sah sebanyak 774.593 suara, atau tingkat partisipasi masyarakat Kota Medan pada Pilgubsu 2013 hanya mencapai 36.62.
5
Membahas mengenai permasalahan pemenuhan hak-hak kaum disabilitas dalam pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2013 di
Kota Medan menurut pandangan penulis cukup menarik untuk diteliti karena pemenuhan akan hak-hak kaum disabilitas dalam pemilihan umum, juga dapat
menjadi salah satu penentu meningkatnya tingkat partisipasi penuh kaum disabilitas dalam pemilihan umum di Kota Medan.
B. Rumusan Masalah