Sistematika Penulisan Jumlah Populasi Kaum Disabilitas di Kota Medan

H. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab pertama, penulis membagi pembahasan ke dalam delapan bagian, yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: GAMBARAN UMUM KAUM DISABILITAS DI KOTA MEDAN Dalam bab kedua, penulis akan menjelaskan mengenai gambaran kaum disabilitas di Kota Medan yang terdiri dari penjelasan mengenai jumlah populasi kaum disabilitas di Kota Medan, gambaran mengenai organisasi serta yayasan kaum disabilitas di Kota Medan dan kebijakan pemerintah daerah terhadap kaum disabilitas di Kota Medan. BAB III: PEMENUHAN HAK-HAK KAUM DISABILITAS DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2013 DI KOTA MEDAN DAN KENDALA DALAM PEMENUHANNYA Dalam bab ketiga, penulis akan membagi pembahasan ke dalam dua bagian, yaitu menggambarkan mengenai pelaksanaan pemenuhan hak-hak kaum disabilitas dalam pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2013 di Kota Medan dan kendala dalam pemenuhan hak-hak kaum disabilitas dalam Universitas Sumatera Utara pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2013 di Kota Medan. BAB IV: PENUTUP Bab keempat merupakan bab terakhir dari penulisan. Adapun isi dari bab ini adalah kesimpulan dan saran atas hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM KAUM DISABILITAS DI KOTA MEDAN

A. Jumlah Populasi Kaum Disabilitas di Kota Medan

Masih sangat sulit menemukan data yang paling akurat mengenai jumlah kaum disabilitas di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya perubahan data disabilitas dari indikator kesehatan menjadi indikator kesejahteraan sosial serta berubah-ubahnya definisi operasional mengenai disabilitas oleh instansi pemerintah di Indonesia. Definisi operasional yang berbeda mengenai penyandang disabilitas ini juga menjadi salah satu faktor tidak terpenuhinya hak-hak mereka dan sulit untuk menemukan angka yang paling pasti tentang jumlah mereka. Sebelumnya, Kementerian Sosial menyebutnya sebagai penyandang cacat, Kementerian Pendidikan Nasional menyebut dengan istilah anak berkebutuhan khusus, sedangkan Kementerian Kesehatan menyebut dengan istilah Penderita cacat. 32 Menurut Ketua Pusat Pemilihan Umum Akses-Penyandang Cacat Sumatera Utara yaitu Bapak Drs. Samaun, kesulitan pendataan jumlah penyandang disabilitas ini juga disebabkan oleh masih adanya budaya malu di kalangan masyarakat yang memiliki anggota keluarga disabilitas. Kurangnya pengetahuan dan sikap sosial masyarakat, membuat mereka tidak proaktif dalam melaporkan 32 Eko Riyadi, at.al. 2012. Vulnerable Groups: Kajian dan Mekanisme Perlindungannya. Yogyakarta: PUSHAM UII. hal. 293. Universitas Sumatera Utara anggota keluarga mereka yang merupakan penyandang disabilitas bahkan cenderung menyembunyikan. Sehingga, data jumlah kaum disabilitas di Indonesia hanya berupa estimasi atau perkiraan saja. 33 Data rekapitulasi jumlah kaum disabilitas di 21 Kecamatan di Kota Medan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1: Jumlah Kaum Disabilitas di 21 Kecamatan di Kota Medan 33 Wawancara dengan Ketua PPUA-PENCA Sumatera Utara, Bapak Drs. Samaun. Pada tanggal 06 Januari 2014. Kecamatan Jenis Kesulitan Gangguan 1a 1b 1c 2 3 4 5 6 7 8 JLH Tuntungan - 1 2 - 22 4 16 31 12 3 91 Johor 9 2 91 2 91 2 13 12 16 4 242 Amplas 1 - 5 2 28 6 16 3 48 2 111 Denai 1 - 13 1 12 - 4 9 29 - 69 Area - - 6 - 9 - 9 11 39 - 74 Kota - 3 16 - 13 5 19 8 14 5 83 Maimun - - 8 1 1 1 20 12 28 - 71 Polonia 2 - 7 - 9 - 9 3 5 4 39 Baru - - 2 - - - 3 3 3 - 11 Selayang - - 10 2 20 3 6 36 33 2 112 Sunggal - 1 21 - 20 2 6 49 56 1 156 Helvetia - 1 4 - 26 8 17 41 16 2 115 Petisah 1 - 30 2 15 11 21 44 30 4 158 Barat - - - - - - - 11 2 - 13 Timur 1 - 1 2 4 3 13 12 11 - 47 Universitas Sumatera Utara Sumber: Kementerian Sosial Republik Indonesia, “Rekapitulasi Jumlah Penyandang Cacat Berdasarkan Jenis Kesulitan Gangguan”, http:simcat.depsos.go.id , diakses tanggal 2 Januari 2014 pukul 14.05 WIB. Keterangan : 1a. Sisa Penglihatan Low Vision, 1b.Light Perception, 1c.Buta Total Totally Blind, 2.Pendengaran, 3.Bicara, 4. Penggunaan Lengan Dan Jari, 5. Penggunaan Kaki Berjalan, 6. Kelainan Bentuk Tubuh, 7. Mental Intelektual Debil, Imbisil, Idiot, Down Syndrome, 8.Eks Penyakit Jiwa Eks Psikotik. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah kaum disabilitas di Kota Medan sebanyak 2.011 orang. Terbagi pada jenis kecacatan berbeda yaitu gangguan pada penglihatan atau tunanetra Low Vision, Light Perception dan Totally Blind sebanyak 293 orang, gangguan pada pendengaran atau tunarungu sebanyak 26 orang, gangguan untuk berbicara atau tunawicara sebanyak 352 orang, gangguan pada bagian tubuh atau tunadaksa penggunaan pada lengan dan jari, penggunaan kaki dan kelainan bentuk tubuh sebanyak 782 orang, gangguan pada mental atau tunagrahita sebanyak 527 orang dan eks penyakit jiwa sebanyak 31 orang. Perjuangan - - - - 6 - 9 8 25 2 50 Tembung - - 10 3 18 9 67 10 17 - 134 Deli - - - 1 - - - 5 9 - 15 Labuhan 2 - 4 3 4 12 4 17 68 - 127 Marelan - 10 12 1 15 7 23 33 28 1 130 Belawan 2 - 14 6 31 6 53 12 38 1 163 TOTAL 19 18 256 26 35 2 71 34 1 37 52 7 3 1 2.011 Universitas Sumatera Utara Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa Kecamatan Medan Johor merupakan kecamatan dengan jumlah warga penyandang disabilitas terbanyak di Kota Medan yaitu sebanyak 242 orang penyandang disabilitas. Sedangkan Kecamatan Medan Baru merupakan kecamatan yang memiliki jumlah warga penyandang disablitas yang paling rendah di Kota Medan yaitu sebanyak 11 orang penyandang disabilitas. Kaum disabilitas di Kota Medan juga sebagian besar didominasi oleh kaum laki-laki dan rata-rata merupakan penduduk usia produktif yaitu berusia diantara 15 sampai 65 tahun. Rekapitulasi jumlah kaum disabilitas di Kota Medan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.2 dan rekapitulasi jumlah kaum disabilitas di Kota Medan berdasarkan usia pada tabel 2.3 berikut: Tabel 2.2: Rekapitulasi Jumlah Kaum Disabilitas di Kota Medan berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kesulitan Gangguan Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Sisa Penglihatan Low Vision 13 6 Light Perception 7 11 Buta Total Totally Blind 107 149 Pendengaran 12 14 Bicara 171 181 Penggunaan Lengan dan Jari 20 51 Penggunaan Kaki Berjalan 139 202 Universitas Sumatera Utara Kelainan Bentuk Tubuh 159 211 Mental intelektual Debil, imbisil, idiot, down syndrome 232 295 Eks penyakit jiwa eks psikotik 7 24 TOTAL 867 1144 Sumber: Kementerian Sosial Republik Indonesia, “Rekapitulasi Jumlah Cacat Berdasarkan Jenis Kesulitan Gangguan”, http:simcat.depsos.go.id , diakses tanggal 2 Januari 2014 pukul 14.05 WIB. Tabel. 2.3: Rekapitulasi Jumlah Kaum Disabilitas di Kota Medan berdasarkan Usia Usia Jumlah 0-4 Tahun 35 5-9 Tahun 130 10-14 Tahun 225 15 -19 Tahun 268 20-24 Tahun 232 25-29 Tahun 203 30-34 Tahun 154 35-39 Tahun 149 40-44 Tahun 146 45-49 Tahun 96 50-59 Tahun 163 60-69 Tahun 131 70 79 TOTAL 2.011 Sumber: Kementerian Sosial Republik Indonesia, “Rekapitulasi Jumlah Penyandang Cacat Berdasarkan Usia”, http:simcat.depsos.go.id , diakses pada tanggal 2 Januari 2014 pukul 14.32 WIB. Universitas Sumatera Utara Bagi kaum disabilitas di Kota Medan, masih sulit untuk memperoleh pekerjaan di instansi pemerintah maupun pada perusahaan-perusahaan BUMN dan swasta. Meskipun, pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah Sumatera Utara telah mengeluarkan berbagai bentuk kebijakan mengenai kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, namun hal tersebut tidak mampu menjamin bahwa penyandang disabilitas akan diberikan kesempatan yang sama untuk bekerja pada instansi pemerintah, BUMN ataupun perusahaan swasta di Kota Medan. Setiap orang berhak atas atas pekerjaan. Hak atas pekerjaan terkandung dalam deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan diakui sebagai hak yang utama dalam hukum hak asasi manusia internasional dan juga terkandung dalam Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dimana hak atas pekerjaan menekankan pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya. Indonesia telah meratifikasi International Convention on Economic, Social and Cultural Rights ICESCR sejak tahun 2005. Pasal 6 konvensi tersebut secara jelas menyatakan bahwa hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia. Indonesia sebagai negara anggota ICESCR memiliki kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi semua hak dalam ICESCR tanpa diskriminasi. 34 Rekapitulasi jumlah penyandang disabilitas Kota Medan berdasarkan pekerjaan utamanya dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut: 34 Lihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2005 tentang Ratifikasi Convention on Economic, Social and Cultural Rights. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4: Rekapitulasi Jumlah Kaum Disabilitas di Kota Medan berdasarkan Pekerjaan Utamanya Pekerjaan Utama Jumlah Tidak Bekerja 1.701 Buruh 76 PNS TNI POLRI Petani 3 Jasa 91 Pegawai Swasta 1 Pegawai BUMN Pedagang Wiraswasta 89 PeternakanPerikanan 5 TOTAL 1.966 Sumber: Kementerian Sosial Republik Indonesia, “Rekapitulasi Jumlah Penyandang Cacat Berdasarkan Pekerjaan Utama”, http:simcat.depsos.go.id , diakses pada tanggal 2 Januari 2014 pukul 14.35 WIB. Salah satu hambatan masalah kesempatan atas pekerjaan bagi kaum disabilitas adalah ketidaksesuaian keterampilan tenaga kerja penyandang cacat dengan persyaratan jabatan dan kondisi kerja yang ada. 35 35 Alowie F. Tjepy. 2000. Makalah “Kesetaraan dan Kesempatan Kerja Bagi Tenaga Kerja Penyandang Cacat”, Yayasan dan LBK di Wilayah Propinsi DKI Jakarta. hal. 3. Kurangnya tingkat pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi kaum disabilitas di Kota Medan membuat kaum disabilitas tidak dapat memenuhi kriteria persyaratan dari instansi negara maupun perusahaan swasta. Sehingga, lebih banyak kaum disabilitas memilih bekerja sebagai wiraswasta dan bekerja pada sektor jasa, seperti menjadi Universitas Sumatera Utara tukang pijit bagi tunanetra. Angka pengangguran juga cukup tinggi untuk kaum disabilitas di Kota Medan. Hal ini menunjukan bahwa masalah kaum disabilitas untuk memperoleh pekerjaan juga menambah hambatan-hambatan yang dialami kaum disabilitas dalam kehidupannya sehari-hari, selain hambatan budaya dan stigma masyarakat kepada mereka. Terlebih lagi mereka juga harus menghadapi masalah aksesibilitas fisik pada fasilitas umum yang belum juga memadai. Rekapitulasi jumlah kaum disabilitas di Kota Medan berdasarkan tingkat pendidikan dan keterampilan utama yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 2.5 dan 2.6 berikut: Tabel 2.5: Rekapitulasi Jumlah Kaum Disabilitas di Kota Medan berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Tidak Sekolah Tidak Tamat SD 1179 SD 389 SLTP 262 SLTA 163 D1D2 D3 Sarjana Muda 8 S1D4 10 S2S3 TOTAL 2011 Sumber: Kementerian Sosial Republik Indonesia, “Rekapitulasi Jumlah Penyandang Cacat Berdasarkan Tingkat Pendidikan”, http:simcat.depsos.go.id, diakses pada tanggal 24 Januari 2014 pukul 11.13 WIB. Universitas Sumatera Utara Tabel.2.6 Rekapitulasi Jumlah Kaum Disabilitas di Kota Medan berdasarkan Keterampilan Utama Keterampilan Jumlah Tidak Memiliki 1762 Komputer 6 Elektronika 28 Jahit-menjahit 58 Pijat 61 Desain Grafis Percetakan 2 Keterampilan Logam Pertukangan 19 Salon 6 Lainnya 35 TOTAL 1977 Sumber: Kementerian Sosial Republik Indonesia, “Rekapitulasi Jumlah Penyandang Cacat Berdasarkan Keterampilan Utama”, http:simcat.depsos.go.id, diakses pada tanggal 2 Januari 2014 pukul 14.45 WIB . Berdasarkan tabel 2.5 diatas, dapat diketahui bahwa hanya 163 orang penyandang disabilitas yang berpendidikan hingga tingkat sekolah menengah atas dan hanya 18 orang yang meneruskan hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu pada tingkat diploma tiga dan strata satu. Sedangkan pada tabel 2.6 dapat diketahui terdapat 1762 orang disabilitas di Kota Medan yang tidak Universitas Sumatera Utara memiliki keterampilan utama dan hanya sebagian kecil atau sebanyak 6 orang yang memiliki keterampilan utama Komputer. Padahal, keterampilan komputer atau pemahaman terhadap penggunaan alat-alat elektronik merupakan salah satu syarat yang paling sering diajukan perusahaan-perusahaan bagi calon tenaga kerjanya pada saat ini. Universitas Sumatera Utara

B. Organisasi dan Yayasan Kaum Disabilitas di Kota Medan

Dokumen yang terkait

Kebijakan Dan Kiprah Politik Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Analisis Pada : Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

4 96 75

Kedudukan Sultan Hamengku Buwono dan Adipati Paku Alam sebagai gubernur dan wakil gubernur provinsi daerah istimewa Yogyakarta

1 20 148

STRATEGI KOMUNIKASI KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) PROVINSI JAWA TENGAH DALAM PROSES SOSIALISASI PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2013.

0 0 1

Perilaku politik Umat Islam di Kabupaten Karo dalam Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 - Repository UIN Sumatera Utara Tesis Saiful Amir

0 0 84

Opini Mahasiswa Kota Medan Terhadap Iklan Politik Calon Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG - Peranan Panitia Pengawas Pemilu Kota Medan Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 31

Peranan Panitia Pengawas Pemilu Kota Medan Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

0 0 37

PEMENUHAN HAK-HAK KAUM DISABILITAS DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2013 DI KOTA MEDAN SARAH SAUSAN H

0 0 11

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN (PPK) DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2015 DI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MINAHASA Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Minahasa dalam pelaksanaan tahapan pembentukan Panitia Pemilihan K

0 0 9