Bab 4
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
• Realisasi belanja pada triwulan I 2010 baru mencapai 7,79 dari rencana APBD
Tahun 2010, tercatat lebih besar dibandingkan realisasi pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.
• Kota Palembang merupakan penerima DAU terbesar dengan alokasi dana tahun
2010 sebesar Rp696,59 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 1,09 yoy.
4.1. Realisasi APBD Tahun 2010
Berdasarkan laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Sumsel per April 2010 diketahui bahwa realisasi belanja pada triwulan I
2010 sebesar Rp251,33 miliar atau baru 7,79 dari rencana APBD Tahun 2010. Realisasi belanja triwulan ini tercatat lebih besar dibandingkan realisasi pada triwulan yang sama
tahun sebelumnya yang sebesar 6,66.
Realisasi belanja tidak langsung tercatat sebesar 14,13 atau mencapai Rp168,74 miliar, melebihi pencapaian realisasi belanja langsung yang hanya 4,06 atau sebesar
Rp82,59 miliar. Belanja hibah merupakan komponen belanja tidak langsung yang terealisasi paling tinggi yakni sebesar 39,67 dengan nominal sebesar Rp26,56 miliar. Sementara itu,
komponen belanja tidak langsung yang mencatatkan realisasi paling rendah adalah belanja
Tabel 4.1 Realisasi APBD Sumsel Triwulan I 2009 dan Triwulan I 2010 Rp Miliar
Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sumatera Selatan, diolah
4. Perkembangan Keuangan Daerah
74
bantuan kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintah Desa yang belum terealisasi sama sekali.
Tabel 4.2 Realisasi APBD Sumsel Triwulan I 2010 Rp Miliar
Sumber: Biro Keuangan Provinsi Sumatera Selatan, diolah
4. Perkembangan Keuangan Daerah
75
Pada komponen biaya langsung, realisasi belanja barang modal tercatat sebesar Rp77,48 miliar atau sebesar 8,22 yang merupakan komponen belanja langsung dengan
tingkat realisasi paling tinggi. Sementara itu, realisasi belanja pegawai tercatat sebesar Rp2,51 miliar atau sebesar 0,39 yang merupakan realisasi komponen belanja langsung
yang paling rendah.
4.2. Dana Alokasi Umum DAU KabupatenKota
Dana Alokasi Umum DAU merupakan salah satu transfer dana pemerintah pusat kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupatenkota
yang bersumber dari pendapatan APBN, dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU bersifat “Block Grant” yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan
kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Perhitungan besarnya DAU yang diberikan mengikuti persamaan berikut :
DAU = Alokasi Dasar AD + Celah Fiskal CF, Alokasi Dasar AD dihitung berdasarkan realisasi gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah tahun
sebelumnya t-1 yang meliputi gaji pokok dan tunjangan-tunjangan yang melekat sesuai dengan peraturan penggajian PNS yang berlaku, dan
Grafik 4.1 Perbandingan Komponen Sisi Pengeluaran
Realisasi APBD Sumsel Triwulan I 2010
Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sumatera Selatan, diolah
4. Perkembangan Keuangan Daerah
76
Celah Fiskal CF dihitung dari selisih kebutuhan fiskal terhadap kemampuan fiskal suatu
daerah. Data dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menunjukkan bahwa Kota
Palembang masih tercatat sebagai penerima DAU terbesar di Provinsi Sumatera Selatan dengan alokasi dana tahun 2010 sebesar Rp696,59 miliar, mengalami peningkatan sebesar
1,09 yoy dibandingkan tahun sebelumnya. Besarnya DAU Kota Palembang diperkirakan tidak terlepas dari besarnya komponen Alokasi Dasar AD yakni jumlah gaji PNS di Kota
Palembang yang merupakan pusat pemerintahan provinsi dan cukup tingginya Celah Fiskal CF yakni besarnya kebutuhan fiskal seperti jumlah penduduk dan indeks kemahalan.
4.3. Dana Bagi Hasil DBH KabupatenKota
Dana Bagi Hasil DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana Bagi Hasil terdiri dari DBH Pajak dan DBH Sumber Daya Alam SDA.
Grafik 4.3 Dana Alokasi Umum KabupatenKota
di Sumsel Tahun 2009 - 2010
Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan,Departemen Keuangan
4. Perkembangan Keuangan Daerah
77
DBH Pajak terbagi atas komponen: i Pajak Penghasilan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri WPOPDN dan PPh Pasal 21, ii Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan
iii Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB. DBH SDA diperoleh berdasarkan persentase tertentu antara Pemerintah Pusat dan
Daerah dari : i sektor Kehutanan, ii Pertambangan Umum, iii Perikanan, iv Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, dan v Pertambangan Panas Bumi.
Data dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menunjukkan bahwa Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah penerima DAH terbesar di Provinsi Sumatera
Selatan pada tahun 2010 dengan alokasi DBH Pajak sebesar Rp239,32 miliar dan DBH SDA sebesar Rp1.105,43 miliar. Besarnya alokasi DBH di Kabupaten Musi Banyuasin tidak
terlepas dari kekayaan sumber daya alamnya yang memiliki kandungan minyak bumi dan gas yang sangat tinggi.
Grafik 4.4 Dana Bagi Hasil KabupatenKota
di Sumsel Tahun 2010
Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan
4. Perkembangan Keuangan Daerah
78
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank
Grafik 5.1 Perkembangan Kliring Sumsel
Bab 5
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
• Tingginya aktivitas kliring yang disertai dengan berkurangnya jumlah hari kerja
menyebabkan terjadinya peningkatan perputaran kliring harian. •
Terjadinya penurunan net-ouflow pada aktivitas pembayaran tunai dapat dijadikan salah satu indikator sedikit melambatnya laju pertumbuhan ekonomi walaupun
ditengarai hanya bersifat sementara.
5.1. Perkembangan Kliring dan Real Time Gross Settlement RTGS