1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
24
Grafik 1.20 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Palembang
Sumber : Survei Konsumen KBI Palembang
1.3. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sisi Penggunaan Secara Tahunan
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2010 secara tahunan didominasi oleh konsumsi, terutama konsumsi rumah tangga. Pertumbuhan konsumsi diproyeksikan
sebesar 6,1 yoy, mengalami perlambatan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,4 yoy.
Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan yoy Provinsi Sumatera Selatan
ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun 2009 –2010
Proyeksi Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah masing-masing diproyeksi sebesar 5,4 yoy dan 20,9
yoy. Sementara itu, konsumsi lembaga swasta nirlaba diproyeksikan mengalami
pertumbuhan negatif sebesar 28,4 yoy. Melambatnya kinerja konsumsi
dibandingkan triwulan sebelumnya juga terkonfirmasi dari Survei Konsumen yang
dilakukan KBI Palembang. Walaupun masih dalam area optimisme indeks di atas 100,
tingkat keyakinan konsumen yang erat kaitannya dengan perilaku konsumsi
masyarakat mengalami penurunan indeks dari 117,61 menjadi 108,63. Sementara itu, kegiatan perdagangan internasionalekspor diproyeksikan
mengalami peningkatan sebesar 19,8 yoy, mengalami akselerasi dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,5 yoy. Sementara itu, impor
diperkirakan mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 13,0 yoy, mengalami
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
25
Grafik 1.22 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar
Sumber : Website Bank Indonesia, diolah
Grafik 1.21 Perkembangan Konsumsi BBM di Provinsi Sumsel
Sumber : Pertamina UPMS II Palembang
peningkatan dibandingkan dengan kinerja tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 11,7 yoy.
1.4. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sisi Penggunaan Secara
Triwulanan Komponen yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah konsumsi lembaga swasta
nirlaba yang tumbuh sebesar 14,0 qtq. Namun demikian komponen tersebut hanya memberikan andil sebesar 0,2,
dibawah andil komponen ekspor yang diproyeksikan mencapai 2,1. Adapun
konsumsi rumah tangga menurun 1,5 qtq dengan andil sebesar minus 0,9.
Ekspor diproyeksikan mengalami pertumbuhan pada kisaran 5,2 qtq
atau sedikit melambat dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 9,3. Melambatnya ekspor dibandingkan triwulan
sebelumnya lebih banyak disebabkan oleh faktor menurunnya volume ekspor dari sisi produksi, terutama menurunnya pasokan komoditas unggulan.
Sisi investasi diperkirakan masih menunjukkan penurunan dengan pertumbuhan negatif sebesar 8,7 qtq. Hal tersebut merupakan kondisi yang normal dimana awal
tahun biasanya disikapi sangat hati-hati oleh para investor, terlebih dengan
terjadinya beberapa isu penting seperti kondisi politik di negara tetangga.
Sebagian investor diperkirakan masih menunggu saat yang tepat untuk
berinvestasi ditengah terus menguatnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US
Dollar. Nilai rupiah terus menguat dalam kurun waktu satu tahun terakhir dengan rata-rata penguatan setiap triwulannya yang
mencapai 5,4.
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
26
Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan qtq Provinsi Sumatera Selatan
ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun 2009 –2010
Proyeksi Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan
1.5. Struktur Ekonomi Berdasarkan strukturnya, PDRB Sumsel masih ditopang oleh sektor primer yakni sektor
pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian dengan pangsa sebesar 41,2. Pangsa sektor primer tersebut sedikit menurun dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 41,4. Penurunan pangsa di sektor primer terutama didorong penurunan pangsa sektor pertanian dari sebesar 18,6 menjadi 18,3.
Sektor sekunder diproyeksikan
relatif tidak mengalami perubahan pangsa dari triwulan sebelumnya, yakni
tetap sebesar 25,9. Walaupun demikian, pangsa sub sektor industri
pengolahan mencatat peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yakni
dari 17,3 menjadi 17,5. Sementara sub sektor bangunan mengalami
penurunan pangsa dari 8,1, menjadi 7,9.
Pangsa sektor tersier sedikit meningkat dari sebesar 32,7 pada triwulan
sebelumnya menjadi 32,9. Hal tersebut terutama disebabkan terjadinya peningkatan pangsa pada sub sektor pengangkutan dan komunikasi serta sub sektor jasa-jasa.
Grafik 1.23 Struktur Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
27
Dari sisi penggunaan, walaupun secara struktural komponen konsumsi
memperlihatkan peran yang masih dominan pada PDRB Sumsel, namun pangsa komponen tersebut diproyeksikan mengalami penurunan menjadi 74,1 dibandingkan pangsa
triwulan sebelumnya yang mencapai 74,6. Menurunnya daya beli masyarakat diprediksi telah menurunkan kontribusi konsumsi
rumah tangga menjadi 63,0 dari pangsa triwulan sebelumnya yang mencapai 63,7. Sementara itu komponen eksternal yang merupakan selisih dari ekspor dan impor tercatat
mengalami peningkatan pangsa cukup tinggi yakni menjadi sebesar 10,2 dari sebesar 8,2 pada triwulan sebelumnya.
Tabel 1.7 Struktur Ekonomi Penggunaan Provinsi Sumatera Selatan Persen
Proyeksi Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
Tabel 1.6 Struktur Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Persen
Proyeksi Bank Indonesia Palembang Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
28
Tabel 1.8 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan USD
Sumber : Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia
1.6. Perkembangan Ekspor Impor 1.6.1. Perkembangan Ekspor