5. Perkembangan Sistem Pembayaran
81
Tabel 5.1 Perputaran Cek dan Bilyet Giro Kosong
Provinsi Sumatera Selatan
2010 I
II III
IV I
1. Lembar Warkat 2,468
2,707 3,025
3,123 2,784
2. Nominal Miliar Rp 62.31
70.08 83.68
88.17 85.10
Keterangan 2009
Aktivitas kliring bulanan yang paling tinggi selama triwulan I 2010 terjadi pada bulan Maret dengan jumlah warkat sebanyak 68.091 lembar dan nominal sebesar Rp2,29
triliun, atau dengan rata-rata perputaran nominal kliringhari sebesar Rp104,13 miliar.
5.2. Perkembangan Perkasan
Kegiatan perkasan di Sumatera Selatan pada triwulan I 2010 mencatat inflow sebesar Rp1,26 triliun, turun 17,01 yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp1,52 triliun. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi penurunan sebesar 22,18 qtq dari sebesar Rp1,62 triliun. Pada periode yang sama,
outflow tercatat sebesar Rp1,64 triliun, naik sebesar 62,22 yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, namun mengalami penurunan sebesar 29,51 qtq apabila
dibandingkan dengan triwulan IV 2009.
Grafik 5.5 Perkembangan Jumlah Cek dan Bilyet Giro
Kosong Sumsel Grafik 5.4
Perkembangan Bulanan Jumlah Perputaran Kliring Sumsel
5. Perkembangan Sistem Pembayaran
82
Grafik 5.6 Perkembangan Kegiatan Perkasan Sumsel
2009-2010
Dengan membandingkan angka inflow dan outflow maka diperoleh net-outflow selama triwulan I 2010 sebesar Rp0,38 triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun
sebelumnya tercatat mengalami net-inflow sebesar Rp0,51 triliun. Net-outflow yang terjadi pada triwulan ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya
yang mengalami net-outflow sebesar Rp0,70 triliun.
Tabel 5.2 Kegiatan Perkasan di Sumsel Rp Miliar
2010 I
II III
IV I
Inflow 1,516.28
1,151.36 1,574.04
1,617.00 1,258.33
Outflow 1,008.14
1,999.04 2,339.78
2,319.96 1,635.36
Net Inflow Net Outflow 508.14
-847.68 -765.74
-702.96 -377.03
Keterangan 2009
Terjadinya penurunan net-ouflow dapat dijadikan salah satu indikator sedikit melambatnya laju pertumbuhan ekonomi walaupun ditengarai hanya bersifat sementara.
Secara umum, kondisi perkasan masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan walaupun mengalami penurunan rata-rata net-outflow harian dari Rp11,16 miliar pada
triwulan sebelumnya menjadi Rp6,18 miliar. Melalui kegiatan perkasan,
dilakukan pula penarikan uang lusuh di KBI Palembang sebagai wujud dari
clean money policy Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan uang
dalam kondisi layak edar. Secara triwulanan, uang lusuh yang ditarik
tercatat turun sebesar 24,87 qtq, sedangkan secara tahunan tercatat
meningkat sebesar 269,89 yoy dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp141,88 miliar.
Menurut proporsinya terhadap inflow, persentase penarikan uang lusuh juga mengalami penurunan dari sebesar 43,20 pada triwulan sebelumnya menjadi 41,71.
Secara nominal, uang lusuh yang ditarik dan dimusnahkan pada triwulan ini mencapai Rp524,81 miliar.
5. Perkembangan Sistem Pembayaran
83
Grafik 5.7 Perkembangan Penarikan Uang Lusuh
oleh KBI Palembang
5.3. Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau