17
4. Perilaku Anak Usia Sekolah Dasar
Perilaku seorang anak dipengaruhi oleh perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak ketika mengenalkan berbagai
aspek kehidupan sosial atau norma-norma kehidupan bermasyarakat dan mendorong serta memberi contoh bagaimana cara menerapkan
norma tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari Ahmad Juntika. N dan Mubiar Agustin, 2013:44. Hal ini mengindikasi perilaku seorang
anak bergantung dari bagaimana ia dididik di rumah atau lingkungan tempat ia tumbuh. Syamsu Yusuf Ahmad Juntika. N dan Mubiar
Agustin, 2013:45-46 mengidentifikasi perilaku sosial anak usia sekolah dasar:
a. Pembangkangan negativism
Perilaku ini berarti bentuk tingkah laku melawan. Hal ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua
atau lingkungan yang muncul kira-kira pada usia 18 bulan dan pada puncaknya yaitu tiga tahun. Hal ini diaggap wajar dan pada
usia empat tahun perilaku ini menurun. b.
Agresi aggression Agresi berarti perilaku menyerang balik, baik secara fisik maupun
kata-kata. Agresi adalah betuk rasa frustasi dan diwujudkan dalam perilaku seperti, mencubit, memukul, menendang, marah-marah
dan mencaci maki. Orang tua yang menghukum anak-anak justru akan menambah agresi anak.
18
c. Berselisih atau bertengkar quarelling
Hal ini akan terjadi bila anak merasa terganggu atau tersinggung oleh sikap anak lain.
d. Menggoda teasting
Menggoda adalah bentuk lain dari perilaku agresif. Anak menggunakan bentuk verbal seperti mencemooh sehingga
menimbulkan rasa marah pada orang lain. e.
Persaingan rivaly Bertujuan untuk melebihi orang lain dan distimulasi oleh orang
lain. f.
Kerja sama cooperation Kerja sama berarti mau bekerja sama dengan kelompok. Perilaku
ini akan berkembang baik pada usia tujuh tahun. g.
Tingkah laku berkuasa ascendant behavior Berkuasa berarti mengusasi situasi sosial, mendominasi atau
bersikap. Contohnya adalah menyuruh, meminta, mengancam dan memaksa orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
h. Mementingkan diri sendiri selfishness
Sikap egosentris untuk memenuhi keinginannya. i.
Simpati sympathy Yaitu sikap emosional yang mendorong seseorang untuk menaruh
perhatian pada orang lain mau mendekati atau bekerja sama dengannya.
19
Elizabeth B. Hurlock 1978 : 140-141 mengidentifikasi perilaku anak yang menyimpang di sekolah. Pertama adalah anak yang
bosan pada pelajaran di sekolah. Hal ini menyebabkan anak cenderung suka berbuat onar. Mereka menghabiskan waktu dengan mengganggu
anak-anak lain. Mereka tahu dengan peraturan di sekolah namun lebih memilih untuk mengabaikannya. Hal ini disebabkan mereka
menganggap guru dan teman-teman sebayanya tidak menyenangkan. Kedua, takut sekolah. Perilaku ini terjadi karena kecemasaan anak
karena terpisah dari ibunya atau ketidakmampuan untuk berdiri sendiri. Selanjutnya adalah membolos. Membolos dibagi menjadi dua, yaitu
membolos tanpa sepengetahuan orang tua dan sekolah serta membolos dengan ijin atau sepengetahuan orang tua. Menurut Elizabeth 1978 :
140 perilaku ini lebih disebabkan oleh rasa bosan atau ketidaksukaan anak terhadap sekolah.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku anak usia sekolah dasar, dapat berupa perilaku yang positif
maupun perilaku negatif. Perilaku positif yang dapat ditunjukkan anak usia sekolah dasar adalah, persaingan persaingan positif, kerja sama
dan simpati. Sedangkan perilaku negatif yang dapat ditunjukkan seorang anak usia sekolah dasar adalah, agresi, berselisih, menggoda,
persaingan persaingan negatif, tingkah laku berkuasa, mementingkan diri sendiri, takut sekolah, membolos dan perilaku menggaggu.
20
Pada pembahasan ini, penulis lebih cenderung pada pendapat Syamsu Yusuf Ahmad Juntika. N dan Mubiar Agustin, 2013:45-46.
Syamsu membagi perilaku sosial anak menjadi Sembilan, yaitu pembangkangan, agresi, berselisih, menggoda, persaingan, kerja sama,
tingkah laku berkuasa, mementingkan diri sendiri dan simpati.
B. Kajian School Bullying