67
Sedangkan Misi dari Sekolah Dasar Negeri Grindang adalah: 1.
Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaraan agama yang dianut untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan yang dapat tercermin dalam kehidupan sehari-hari; 2.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan intensif untuk mencapai tingkat ketuntasan dan daya serap yang tinggi;
3. Menumbuhkembangkan penghayatan pengamalan akhlak mulia
sehingga berbudi pekerti luhur; 4.
Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan; 5.
Melaksanakan pengelolaan lingkungan yang hijau bersih dan sehat. Pada tahun ajaran 2013-2014, jumlah seluruh siswa adalah 86 siswa.
Dengan rincian, kelas I berjumlah 13 siswa 8 laki-laki dan 5 perempuan, kelas II berjumlah 18 siswa 9 laki-laki dan 9 perempuan, kelas III
berjumlah 16 7 laki-laki dan 9 perempuan, kelas IV berjumlah 12 6 laki- laki dan 6 perempuan, kelas V berjumlah 12 8 laki-laki dan 4
perempuan serta kelas kelas VI berjumlah 15 7 laki-laki dan 8 perempuan.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
1. Guru Sekolah Dasar Negeri Grindang
Subjek penelitian awal adalah guru kelas I-VI. Setelah melalui tahap observasi dan wawancara, maka subjek penelitian adalah guru kelas II,
guru kelas VI dan guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Guru kelas II berinisial WK, berstatus guru tidak tetap.
68
Jenjang pendidikan terakhir adalah D II PGSD. WK lahir di Kulon Progo, 8 Desember 1985. Subjek selanjutnya adalah guru kelas VI
yang berinisial SW, berstatus pegawai negeri. SW lahir di Kulon Progo, 6 Juni 1957. Pendidikan awal SW adalah lulusan SPG tahun
1987 dan melanjutkan ke D II PGSD. Selanjutnya adalah guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Penjaskes yaitu SM. SM lahir di
Kulon Progo, 2 November 1965. Pendidikan awal SM adalah lulusan SGO atau Sekolah Guru Olah Raga kemudian melanjutkan ke jenjang
S1. 2.
Siswa Sekolah Dasar Negeri Grindang Subjek penelitian awal adalah siswa kelas I-VI. Setelah dilakukan studi
pendahuluan pada wali kelas, maka subjek penelitian adalah siswa kelas II dan kelas VI.
a. Siswa kelas II
Siswa kelas II yang menjadi subjek penelitian adalah siswa berinisial AP, IS dan AA yang menjadi korban school bullying. AP
lahir di Kulon Progo, 5 Juli 2004. AP pernah tinggal kelas di kelas I dan II. Berdasarkan rapor kelas II semester 1, nilai kepribadian
AP terdiri dari 3 nilai C dan 3 nilai B. AP tercatat tidak pernah membolos. Subjek selanjutnya adalah IS. IS adalah siswi kelahiran
Magelang 18 Januari 2004. IS pernah tinggal kelas sebanyak 2 kali. Nilai kepribadian IS terdiri dari 2 nilai C dan 4 nilai B. IS tidak
pernah membolos. Selanjutnya adalah siswi berinisial AA, yang
69
lahir di Kulon Progo, 21 Agustus 2005. Nilai kepribadian AA terdiri dari 3 nilai C dan 3 nilai B. AA tercatat pernah membolos
sebanyak 1 kali. Subjek berikutnya adalah siswa berinisial MAM, FRM dan
APF. MAM adalah pelaku school bullying. MAM lahir di Kulon Progo, 1 Januari 2004. MAM tercatat pernah tinggal kelas
sebanyak 1 kali. Nilai kepribadian MAM terdiri dari 2 nilai C dan 4 nilai B. Siswa selanjutnya adalah FRM yang merupakan pelaku
school bullying. FRM lahir di Semarang, 30 Mei 2009. FRM pernah tinggal kelas sebanyak 1 kali. Nilai kepribadian FRM yaitu
1 nilai C dan 5 nilai B. Subjek selanjutnya adalah APF. APF adalah penonton school bullying. APF lahir di Sleman, 26 Januari 2006.
Seluruh nilai kepribadian APF adalah B. b.
Siswa kelas VI Siswa kelas VI menjadi subjek penelitian, setelah dilakukan
observasi awal serta wawancara kepada wali kelas. Siswa kelas VI yang menjadi subjek penelitian adalah AM, APA, NS, JS dan EK.
AM, APA dan NS adalah siswa yang menjadi korban school bullying. AM adalah siswi kelahiran Jakarta, 8 Maret 2002.
Prestasi akademik AM cukup baik, AM menjadi juara ke 2 dari 15 siswa. Siswa kedua yang menjadi korban school bullying di kelas
VI adalah APA. APA lahir di Garut, Jawa Barat, 2 April 2002. APA adalah siswa pindahan yang tercatat mulai menjadi siswa di
70
Sekolah Dasar Negeri Grindang sejak Oktober 2011. Siswa selanjutnya adalah NS. NS lahir di Kulon Progo, 19 Januari 2000.
Menurut guru SD N Grindang, NS mengalami keterlambatan berjalan, memiliki penyakit jantung koroner dan mengalami kurang
gizi sehingga NS terlambat masuk ke sekolah dasar. NS sempat tinggal kelas sebanyak 1 kali.
Subjek penelitian selanjutnya adalah JS. JS menjadi pelaku school bullying. JS lahir di Kulon Progo, 4 Juli 1998. JS terdaftar
sebagai siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri Grindang, pada 19 Juli 2004. JS tidak naik kelas sebanyak 4 kali. Pada laporan hasil
belajar JS tahun 2013 atau kelas V semester II, JS tercatat tidak berangkat tanpa keterangan sebanyak 5 kali. Subjek terakhir adalah
EK, yang menjadi penonton school bullying. EK lahir di Kulon Progo, 3 Februari 2002.
C. Deskripsi Hasil Penelitian