Hubungan antara Sikap Petani dengan Paket Teknologi Produksi

67 akan diaplikasikan maka penerapan teknologi tidak akan pernah terjadi.

6. Hubungan antara Sikap Petani dengan Paket Teknologi Produksi

Untuk mengetahui hubungan antara sikap petani dengan tingkat penerapan teknlogi produksi dapat dilihat pada Tabel 5.25 di bawah ini. Tabel 5.25. Hubungan antara Sikap Pertani dan Tingkat Penerapan Teknologi Produksi Sikap Petani Tingkat Penerapan Teknologi Produksi Total Tinggi Rendah N N N Positif Negatif 27 16 33,75 20,00 22 15 27,50 18,75 49 31 61,25 38,75 Total 43 53,75 37 46,25 80 100 Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2016 X 2 hitung = 0,006 X 2 tabel 0,95 db 1 = 3,841 Tabel 5.25 menunjukkan bahwa dari 80 responden terdapat 49 orang 61,25 petani responden sikap positif terhadap teknologi. Dari 49 petani responden tersebut terdapat 27 orang 33,75 petani responden yang bersikap positif terhadap teknologi dengan tingkat penerapan tinggi, 22 orang 27,50 petani responden yang bersikap positif terhadap teknologi tetapi tingkat penerapan teknologi yang rendah. Jumlah petani responden yang bersikap negatif terhadap teknologi produksi sebanyak 31 orang 38,75 petani responden yang terdiri dari 16 orang 20,00 petani responden yang bersikap negatif terhadap teknologi tetapi tingkat pernerapan 68 teknologi yang tinggi, 15 orang 18,75 petani responden bersikap negatif terhadap teknologi dengan tingkat penerapan teknologi yang rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap petani terhadap teknolgi produksi dalam pengembangnan usatani kacang tanah di Kabupaten Maros adalah positif. Mosher 1991 mengatakan bahwa keluarga merupakan salah satu indikator yang menentukan tingkat sosial ekonomi petani. Faktor sosial ekonomi dapat berpengaruh terhadap seseorang untuk bersikap positif atau bersikap negatif terhadap teknologi yang ditawarkan kepadanya. Selanjutnya dikatakan oleh Ndraha 1997 bahwa sikap terhadap pekerjaan bisa berubah karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi, kesadaran akan kepentingan, jika kepentingan berubah maka sikap dapat berupah dari sikap positif menjasi sikap negatif atau sebaliknya. Hasil analisis Uji Chi-Kuadrat diperoleh nilai X 2 hitung = 0,006 dan nilai X 2 tabel 0,95 db 1 = 3,841, Jadi X 2 hitung = 0,006 lebih kecil dari X 2 tabel = 3,841, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap petani dengan tingkat penerapan teknologi yang sangat nyata. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan petani tergolong tinggi serta petani mempunyai sikap yang positif terhadap teknologi namun perilaku petani dalam penerepan teknologi masih menggunakan benih lokal, pemupukan seadanya. Suriatna 1987 bahwa betapun pengetahuan bertambah , jika sikapnya tidak percaya diri, masih tertutup terhadap inovasi, bersikap negatif, maka tidak akan terjadi perubahan perilaku dan selanjutnya dikatakan bahwa walaupun petani sudah memiliki pengetahuan, keterampilan yang cukup, sikap terbuka atau sikap positif terhadap terhadap teknologi baru, tetapi tidak tersedia sarana dan prasarana yang memadai maka peruhan perilaku tidak akan terjadi. 69 Jadi untuk merubah perilaku petani kacang tanah secara utuh, agar mau menerapkan teknologi penggunaan benih bermutu, pemupukan berimbang khususnya di Kabupaten Maros, maka proses belajar bagi petani perlu digalakkan melalui usaha perubahan sikap baru, harus dilakukan pemberian pengetahuan baru, harus dijelaskan melalui latihan keterampilan baru dan harus diadakan penyediaan sarana baru yang cukup tersedia dan terjangkau oleh petani.

E. Implikasi Hasil Penelitian terhadap Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pertanian