Pestisida Serangan hamapenyakit pada tanaman kacang tanah merupakan

51 hektar, pekarangan 227,85 hektar. Sedangkan pada Kecamatan Cenrana luas lahan sawah 2.001 hektar yang terdiri dari sawah pengairan ½ teknis 736 hektar, pengairan desa 499 hektar, sawah tadah hujan 766 hektar, dan lahan kering 1.580 hektar, ladang 1.342,48 hektar, pekarangan 237,52 hektar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Luas lahan pertanian yang didasarkan pada ketersedian prasarana pengairan baik pengairan teknis, pengairan ½ teknis dan pengairan desa sangat tersedia dan dapat menunjang dan menjamin tingkat ketersediaan air dalam pengembangan usahatani kacang tanah di Kabupaten Maros.

5. Pestisida Serangan hamapenyakit pada tanaman kacang tanah merupakan

salah satu kendala dalam upaya meningkatkan produksi kacang tanah, Walaupun pestisida belum banyak digunakan pada kacang tanah, tetapi pestisida merupakan salah satu alternatif yang diandalkan oleh petani dalam mengendalikan hamapenyakit, Upaya pengendalian hamapenyakit pada kacang tanah perlu menerapkan sistem terpadu, yaitu kombinasi antara pengendalian biologis, kimia dan mekanis, hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan alami, Pada Tabel 20 di bawah ini menunjukkan bahwa 80 orang petani responden 57 orang 71,25 petani responden diantaranya memperoleh sarana pestisida di kiosTokopasar di tingkat kecamatan, dan 23 orang 28,75 petani responden mendapatkan sarana pestisida dari kelompok tani , Umumnya petani responden hanya mendapatkan sarana pestisida tingkat kecamatan karena , pestisida sudah cukup tersedia sehingga tidak perlu lagi mencari ditingkat kabupaten atau tempat-tempat lain. 52 Tabel 5.14. Jumlah Petani Responden yang Memperoleh Pestisida di Tempat-Tempat Penjualan Sarana Produksi No Tempat Mendapatkan Benih Jumlah Responden Persentase 1 2 3 4 1 2 3 4 5 KiosTokoPasar di Tingkat Desa KiosTokoPasar di Tingkat Kecamatan KiosTokoPasar di Tingkat Kabupaten KiosTokoPasar di Tingkat Propinsi Kelompok Tani 57 23 0,00 71,25 0,00 0,00 28,75 Total 80 100,00 Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2016, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana pestisida di tingkat kecamatan dan tingkat petani sudah cukup tersedia, sehingga dalam menerapkan anjuran paket teknologi cukup tersedia, mudah diperoleh dan harga yang bisa terjangkau oleh petani, 6. Pasar Usaha peningkatan produksi kacang tanah dengan cara intensifikasi menghendaki pula perbaikan pemasaran hasil, agar diperoleh pendapatan yang lebih besar, Menurut Mosher, 1991 bahwa pemasaran adalah merupakan salah satu syarat pokok dalam pembangunan pertanian. Pemasaran kacang tanah didaerah tempat penelitian umumnya masih dilakukan oleh pedagang-pedangang pengumpul ditingkat kecamatan yang tidak mempunyai cukup modal, di mana para petani menjual sendiri pada pedagang pengumpul ditingkat kecamatan. 53 Harga kacang tanah pada saat panen raya sangat rendah karena karena para pedagang kewalahan menampung kacang tanah yang dihasilkan oleh petani, sedangkan petani sangat membutuhkan uang untuk menunjang biaya hidupnya sehingga dengan harga berapapun petani akan menjual produksi kacang tanahnya. Tabel 5.15. Harga Jual Kacang Tanah yang Diperoleh oleh Petani Responden No Harga Jual Rpkg Jumlah Responden Persentase 1 2 3 4 1 2 3 4 5 21.000 21.000 - 22.200 22.250 - 23.450 23.500 - 24.700 24.700 15 4 10 47 4 18,75 5,00 12,50 58,75 5,00 Total 80 100,00 Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2016 Tabel 5.15 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden, 47 orang 58,75 petani responden menjual kacang tanah dengan harga kisaran antara Rp 23.500 - Rp 24.700,- per kg , 10 orang 12,50 petani responden menjual hasil produksi kacang tanah dengan harga antara Rp 22.250 - Rp 23.450,- per kg dan 19 orang 23,75 petani responden menjual hasil produksinya dengan harga di bawah Rp 22.250.- per kg. 54 C. Intensitas Penyuluhan, Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Petani terhadap Penerapan Paket Teknologi

1. Tingkat Penerapan Petani terhadap Paket Teknologi Produksi