Tingkat Penerapan Petani terhadap Paket Teknologi Produksi

54 C. Intensitas Penyuluhan, Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Petani terhadap Penerapan Paket Teknologi

1. Tingkat Penerapan Petani terhadap Paket Teknologi Produksi

Paket teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah paket teknologi produksi pada kacang tanah yaitu penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, pemanfaatan air, penyianganpembumbunan, pengendalian hamapenyakit OPT yang mengacu pada Anjuran Paket Teknologi Produksi yang dianjurkan oleh Dinas Pertanian tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Maros sebagaimana pada Tabel 5.16 di bawah ini. Tabel 5.16. Anjuran Paket Teknologi Produksi untuk Pengembangan Komoditi Kacang Tanah di Kabupaten Maros No Uraian Anjuran Teknologi 1 2 3 1 Benih  Jumlah  Mutu  Varietas 80 – 100 kg Baru, Sehat , berlabel Unggul 2 Pengolahan Tanah Olah tanah sempurna 3  Jarak Tanam cm  Cara Tanam 40 X 20; 40 X 15; 40 X 10; 25 X 25 ; 25 x 20 ; 20 X 20, 1-2 Biji lubang, ditugal 4 Pemupukan  Z A  Urea  TSP  KCL 25 – 50 kgha tanpa Urea 25 – 50 kgha tanpa ZA 50 – 100 kgha 50 – 100 kgha 55 5 Penyiangan Pembumbunan Umur 10 HST, dan 25 HST sebelum berbunga Pada saat penyiangan kedua 7 Pengairan Pada saat tanam, berbunga dan pengisian polong, 8 Pengendalian HamaPenyakit Perlindungan tanaman dilakukan dengan prinsip PHT yaitu  Penggunaan benih yang sehat dan varietas yang tahan hamapenyakit  Penggunaan musuh alami  Pemantauan pertanaman secara rutin  Penggunaan pestisida secara bijaksana Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Maros Anonim, 2016 Data hasil skoring tingkat penerapan teknologi disajikan pada Tabel Lampiran 2. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa total skor tingkat penerapan petani terhadap lima komponen paket teknologi produksi dari 80 orang responden adalah bervariasi dengan kisaran antara enam sampai dengan 13 poin dan rata- rata skor adalah 10,48 poin . Total skor petani diklasifikan dalam dua bentuk kategori yaitu tingkat penerapan tinggi T dan tingkat penerapan rendah R, Penerapan tinggi T adalah petani yang memiliki nilai skor lebih besar atau sama dengan 10,48 poin dan petani ini secara umum telah melaksanakan teknologi sesuai dengan anjuran, Sedangkan penerapan rendah R adalah petani yang 56 mempunyai nilai skor di bawah 10,48 poin dan secara umum belum melaksanakan teknologi secara tepat sesuai dengan anjuran. Tingkat penerapan teknologi produksi yang kategori tinggi dan kategori rendah yang dilaksanakan oleh petani di Kecamatan Cenrana dan Kecamatan Camba dalam melaksanakan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 23 di bawah ini. Tabel 5.17. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan Teknologi Produksi Tingkat Penerapan Rata-rata Skor Jumlah Petani Orang Persentas e Tinggi Rendah ≥ 10,48 10,48 43 37 53,75 46,25 Total - 80 100,00 Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2016 Tabel 5.17 di atas menunjukkan bahwa jumlah petani responden yang tergolong dalam tingkat penerapan tinggi T adalah sebanyak 43 orang atau 53,75 persen petani responden, sedangkan petani responden yang tergolong dalam tingkat penerapan rendah yaitu sebanyak 37 orang atau 46,25 persen petani responden. Atas dasar ini maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan petani terhadap teknologi produksi dalam pengembangan kacang tanah di Kabupaten Maros tergolong tinggi, namun masih terdapat sekitar 46,25 persen petani belum menerapkan paket teknologi produksi secara baik dan benar dalam menjalankan usahatani kacang tanah. Rendahnya penerapan teknologi penggunaan benih unggul atau benih 57 berlebel disebabkan karena rata-rata kacang tanah yang dijadikan benih oleh petani adalah kacang tanah komsumsi yang dijual bebas di pasaran tampa melalui seleksi langsung, dan tidak mengetahui asal usul yang digunakan oleh petani hanya diperoleh dari pasar tampa melalui seleksi, begitu juga benih yang diperoleh dengan cara menanam sendiri yaitu para petani menanam benih yang tidak mempunyai berkualitas yang benihnya ditanaman secara turun temurun tanpa melalui proses penangkaran yang benar . Menurut Van den Ban Hawkins 1999 bahwa jika orang tidak benar menggunakan sarana produksi seperti benih dan pupuk maka sarana produksi yang benar tersebut akan beralih kearah yang keliru dan selanjutnya dikatakan bahwa penggunaan yang benar dan tepat waktu akan memberikan peningkatan pendapatan yang besar bagi petani. Munawir 1996 mengatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya produksi kacang tanah adalah karena para petani belum menerapkan teknologi secara sempurna seperti belum menggunakan varietas unggul, pemupukan yang belum sesuai atau belum berimbang. Tinggi rendahnya pemakaian sarana produksi sangat ditentukan oleh kemudahan mendapatkan dan kemampuan daya beli petani untuk memperoleh sarana produksi yang dibutuhkan Pasandaran , dkk., 1989.

2. Intensitas Penyuluhan