69 Jadi untuk merubah perilaku petani kacang tanah secara
utuh, agar mau menerapkan teknologi penggunaan benih bermutu, pemupukan berimbang khususnya di Kabupaten Maros, maka
proses belajar bagi petani perlu digalakkan melalui usaha perubahan sikap baru, harus dilakukan pemberian pengetahuan
baru, harus dijelaskan melalui latihan keterampilan baru dan harus diadakan penyediaan sarana baru yang cukup tersedia dan
terjangkau oleh petani.
E. Implikasi Hasil Penelitian terhadap Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pertanian
1. Ketersediaan SaranaPrasarana Teknologi
Berbagai cara pembinaan yang perlu dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Maros dalam pengembangan kacang
tanah terutama dalam meningkatkan produktivitas kacang tanah. Dengan Memanfaatkan secara optimal sumber daya alam ,
sumber daya manusia serta tersedianya alsintan yang cukup memadai maka pengembangan kacang tanah memberikan
harapan cukup besar sehingga petani dapat memperoleh
tambahan pendapatan yang memadai.
Petani kacang tanah di Kabupaten Maros hingga saat ini belum seluruhnya menggunakan sarana produksi benih, pupuk
dan pestisida dalam menerapkan teknologi sesuai dengan anjuran dengan berbagai alasan dan pertimbangan sebagai
berikut : 1 tidak tersedianya sarana produksi saat dibutuhkan, 2 harganya kurang terjangkau oleh petani, dan 3 dengan memakai
sarana produksi seadanya, petani menganggap sudah cukup
mendukung berlangsungnya usahatani kacang tanah.
70 Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya dan alternatif
agar petani
mau menyadari
pentingnya pemakaian
saranaprasarana produksi yang lengkap dan penerapan teknologi secara baik dalam rangka peningkatan produktivitas kacang tanah
dan pendapatan petani . Upaya-upaya tersebut antara lain :
a. Penyediaan benih bermutuunggul dapat dilakukan dengan mendorong tumbuhnya penangkaran benih kacang tanah
dalam kelompok tani, hal ini dapat ditempuh melalui kemitraan dengan Koptan, Gapoktan, UPB, BUMN atau pun usaha
mandiri dari petani itu sendiri. b. Penyediaan pupuk dan pestisida dapat dilakukan dengan
kerjasama stake holder atau pemilikdistributor produk. Selain itu dapat juga dilakukan dengan membimbing petani
membuat pupuk organik dari sisa-sisa tanamanhewan, dan pestisida nabatibiologi untuk pengendalian OPT.
c. Penyediaan dan pendistribusian pupuk dan pestisida dari Lini I hingga Lini IV dan sampai kepada petani berjalan lancar dan
dapat memenuhi prinsip enam tepat jenis, waktu, lokasi, mutu, jumlah dan harga , sehingga petani dapat memperoleh
dan menerapapkan teknologi sesuai dengan anjuran. d. Pengelolaan air harus diusahakan secara optimal tepat
jumlah , tepat waktu dan efisien dalam rangka peningkatan produksi maupun dalam upaya perluasan areal melalui
peningkatan indeks pertanaman IP atau penambahan luas baku lahan. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara : 1
Pemberdayaan Petani Pemakai Air P3A, 2 penataan pola dan tata tanam yang tepat.
e. Upaya pengaman produksi kacang tanah dari dampak kekeringan dapat dilakukan melalui pompanisasi, efesiensi
penggunaan air,
penyiapan embun,
cek dam,
bak penyimpanan air, sumur , pemilihan varietas umur pendek
71 atau tahan kekeringa, sedangkan upaya pengamanan
produksi dari dampak banjir yaitu melalui perbaikan saluran irigasi, pembangunanperbaikan cek dam, penguatan tanggul-
tanggul. f. Untuk meningkatkan posisi tawar petani dapat dilakukan
dengan mewujudkan sistem informasi pasar yang terbuka dan saling berhubungan antara pusat dan daerah sehingga data
dan informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku agribisnis,
pemerintah dan
kelompok tani
yang berkepentingan.
g. Agar petani mendapatkan jaminan harga yang layak , maka petani perlu dimotivasi untuk : 1 memasarkan produksinya
secara terkoordinasai, baik melalui kelompok tani, koperasi maupun
melalui lembaga
pemasaran lainnya,
2 meningkatkan kerjasamakemitraan antara petani dan industri
olehan untuk meningkatkan efesiensi dan jaminan pemasaran, 3 Pemerintah perlu menyiapkan dana untuk menguasai
hasil produksi pada saat panen raya agar petani tetap mendapatkan harga yang layak.
2. Intensitas Penyuluhan, Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Petani