Disamping keunggulan, pembelajaran ini juga memiliki kelemahan, diantaranya : 1. ketika siswa tidak memliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
2. keberhasilan pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
II.3.4 Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir SPPKB 3.4.1 Pengertian SPPKB
SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Joyce dan Weil 1980 menempatkan model pembelajaran ini ke dalam bagian model
pembelajaran Cognitive Growth: Increasing the Capacity to Think. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa
dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus-menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Walaupun tujuan SPPKB sama
dengan strategi pembelajaran inkuiri SPI, yaitu agar siswa dapat mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri, akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut
terletak pada pola pembelajaran yang digunakan. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikir, bukan teka-teki yang harus dicari
jawabannya seperti dalam pola inkuiri.
3.4.2 Hakikat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir SPPKB
Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan para guru adalah kurang adanya usaha pengembangan
kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apa pun guru lebih banyak mendorong agar siswa dapat
menguasai sejumlah materi pelajaran. Strategi pembelajaran ini pada awalnya dirancang untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan. Namun demikian, tentu saja dengan berbagai penyesuaian topik,
strategi pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. Berdasarkan hasil penelitian, selama ini IPS dianggap
sebagai pelajaran kelas dua. Para orang tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan
pelajaran lainnya, seperti IPA dan matematika Sanjaya, 2002. Hal ini
merupakan pandangan yang keliru. Sebab, pelajaran apa pun diharapkan dapat membekali siswa balk untuk terjun ke masyarakat maupun untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagian besar para guru. Mereka berpendapat bahwa IPS pada
hakikatnya adalah pelajaran hafalan yang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang sarat dengan konsep-konsep, pengertian-
pengertian, data, atau fakta yang hares dihafal dan tidak perlu dibuktikan. Sekarang, bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS sebagai
mata pelajaran hafalan? Bagaimana IPS dapat dijadikan mata pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa? Di bawah ini
akan dijelaskan satu strategi pembelajaran berpikir dalam pelajaran IPS. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran basil dari
pengembangan yang telah diuji coba Sanjaya, 2002. Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir SPPKB
adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak
sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas.
1. SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekadar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan
kepada asumsi bahwa kemampuan berbicara secara verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir.
2. Telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar
pengembangan kemampuan bepikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan
sehari-hari danatau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka
peroleh dalam kehidupan sehari-hari. 3. Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan
masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
3.4.3 Karakteristik SPPKB